Udah jomlo, eh baperan lagi. Itulah kelemahan Tara. Namun, Tara selalu menemukan alasan untuk setiap rasa sukanya. Termasuk saat jantungnya tiba-tiba berdetak gila di dekat Alan, yang sempat menjadi makcomblangnya. Kebaikan Alan padanyalah, yang mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haiii, udah lama banget rasanya kita nggak ketemu yaa? Semoga belum pada tidur!
. . .
Hihi gimana Additional part 9-nya kemarin? Dah pada baca kan? Hehehee sssst rahasia Alan itu jangan dibilang-bilang yaaa.
Met baca bab 10 ini:*
. . .
Alan versi gemoy⬇️⬇️⬇️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
10. Alan's Decision
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat merasakan kulitnya diterpa angin yang terasa menggigil, Tara mendesis pelan. Menarik selimut yang ternyata hanya menutupi pinggul ke bawah. Pantas saja ia kedinginan. Cewek itu mendesah, saat selimut yang coba diraihnya dengan tangan itu seperti tersangkut sesuatu. Alhasil, mau tak mau Tara membuka mata dan mengernyit saat tak menemukan Alan di sisinya.
"Mas Alan?" panggilnya pelan, berharap Alan menyahut—entah dari mana pun itu. "Mas?" Sekali lagi, Tara memanggil. Sayang, tidak ada sahutan sama sekali.
