28. The Truth

3.4K 423 107
                                    

Hai hai, long time no seeeee❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai hai, long time no seeeee❤️

Sorry dah lama engga update yaa
Buat yang nanya apa bakal dilanjutkan atau tidak? Jawabannya pasti dilanjutkan yaa.

Trims udah sabar nunggu

After jadi ibu rumah tangga tuh, tak kira bakal makin rajin nulisnya. Namun ternyata, ya begitulah.

So sowwy & happy reading ya

Antara Utami ⬇️

YANG MAU BACA DULUANBisa ke karyakarsa Agustus29 yaDi sana udah sampe bab 44

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


YANG MAU BACA DULUAN
Bisa ke karyakarsa Agustus29 ya
Di sana udah sampe bab 44

28. The Truth 

Keduanya sama-sama terdiam. Dengan napas yang tidak beraturan, dan merasakan sakit yang sama di bagian wajah, akibat pukulan yang mereka terima dari satu sama lain. Usai saling memberikan satu pukulan antara satu sama lain, keduanya kini tengah duduk selonjoran di lantai seraya memandang lurus ke depan. Melihat jajaran gedung yang tinggi, atau apa pun itu yang sejajar dengan mata.

Devdas mengembuskan napasnya dengan pelan, dan memulai pembicaraan. “Lo udah nggak percaya lagi ya Lan, sama gue?” tanyanya, seraya menoleh pada Alan yang duduk di sisinya.

Alan yang masih meringis karena pukulan yang diterimanya itu berusaha untuk tidak mengumpat sambil berteriak, menegaskan bahwa tidak ada lagi keluarga yang ia miliki selain kedua sahabatnya, Devdas dan Izyan. Jadi, mana mungkin Alan sudah tidak mempercayainya.

“Padahal kapan anjir, gue nyembunyiin sesuatu dari lo? Jadi selingkuhan Aretha dulu aja gue cerita sama lo. Hidup itu emang nggak adil, ya.” Devdas mendengkus. 

Sementara Alan lantas menatap sahabatnya itu dengan malas. Penuh drama. “Sori, tapi semua ini beneran terjadi di luar dugaan gue, anjir,” jelasnya. “Apalagi kalau menilik masa lalu. Dia naksirnya sama lo kan, Dev. Dan gue yang comblangin dia ke lo.”

Devdas mengangguk. Memang. “Jadi, kenapa bisa pindah haluan ke lo? Kok selera Tara jadi turun banget dari gue ke lo, dah.”

“Bangsat!” Alan menyahut kesal, sebelum menekan sisi bibirnya yang nyeri saat ia gerakkan. 

Pull and PushWhere stories live. Discover now