19. Slapped on the Fact (1)

2.8K 503 130
                                    

Tetap semangat walau jadwal update acak-acakan 💪

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tetap semangat walau jadwal update acak-acakan 💪

Hope u like this story, guys! Happy reading ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

.
.
.

Mbak Tara⬇️

19. Slapped on the Fact

"Mama nggak masak apa-apa lho, Kak. Soalnya adek rewel banget dari kemarin, nagih jalan terus karena dijanjiin papa mau jalan kalau weekend. Kakak nih suka kebiasaan, nggak ngasih kabar dulu kalo mau dateng."

Tara tersenyum pada Renafa. Adek yang ibunya sebut adalah si bungsu Azura, yang sekarang lagi nonton youtube di ponsel mamanya. "Mama nggak perlu repot-repot, aku udah makan kok sebelum ke sini."

"Beneran udah makan?" sahut Roby-papinya Tara.

Tara mengangguk. "Iya, Papi. Aku ke sini karena kangen udah lama nggak mampir aja. Aku juga nggak bawa apa-apa, Ma. Cuma beli cake aja tadi di jalan."

Dia rindu suasana rumah ini, walau Tara lebih merindukan momen ketika mami dan papinya masih bersama. Namun, itu tentu adalah hal mustahil baginya untuk diulang.

"Ih, Kakak tuh kebiasaan, ya. Ngapain harus repot-repot beli ini itu, lho. Kalau mau mampir ya mampir aja, Kak. Ini juga kan rumah Kakak. Nginep di sini sekali-sekali. Kamar Kakak yang di atas kosong, lho," sahut Renafa.

Tara tersenyum. Renafa memang baik, bahkan sejak dulu. Nggak pernah membedakan kasih sayang, antara dia dan dua adiknya. Sekalipun usia ibu tirinya hanya terpaut 13 tahun dengannya, tetapi sosok Renafa begitu keibuan. Entah terbawa dengan sosok sang ayah, yang lebih tua 15 tahun dari ibu tirinya itu, atau memang pada dasarnya beginilah karakter Rena. Saat menikah dengan sang ayah dulu, Renafa masih gadis.

"Untuk nginep lain kali ya, Ma."

"Kerjaan lagi sibuk, Kak?" sahut papa. Ayah tiga orang anak itu menegur anak bungsunya yang terus-terusan main ponsel, hingga Azura memanyunkan bibirnya, kala sang ayah mengambil ponsel yang tengah dimainkannya itu.

Pull and PushWhere stories live. Discover now