21. Satur-Date Night

2.8K 466 108
                                    

Do u miss meee? Hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Do u miss meee? Hihi

Pull & Push di karyakarsa udah sampe bab 22 & additional part 22 ya💖 mari mampir ke Karyakarsa Agustus29 💞

Alan⬇️⬇️⬇️

Alan⬇️⬇️⬇️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21. Satur-Date Night

Tara terus saja diam. Saat mereka makan malam, selama perjalanan menuju apartemen Tara untuk bawa baju ganti, begitu pun ketika mereka bertolak menuju kafe Alan. Alan sendiri tentu heran. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Tara terus saja diam dengan sangat menyebalkan? 

“Aku tidur duluan nggak apa-apa?” kata Tara, yang hanya bisa Alan angguki. Memangnya Alan harus apa lagi? Mengajak ngobrol orang yang tampak tidak berminat itu, sangatlah tidak menyenangkan. Apalagi Tara sudah terlihat siap tidur, dengan piama lengan panjangnya.

Alan sendiri masih memakai baju yang sama, belum berniat tidur dan memutuskan untuk turun ke kafe bawah yang cukup ramai. Biasa, orang-orang pada malam mingguan kayaknya. Bisa Alan lihat juga, banyak pasangan yang menempati meja di sekitar. Pada ngapel deh, mereka.

“Sendirian aja, Mas,” sapa Remy, saat Alan duduk di kursi depan meja counter.

“Ya menurut lo gue emangnya harus sama siapa?” sahut Alan, seraya mengeluarkan rokok dan pemantiknya dari saku celana.

Remy berdeham. “Meskipun sedari tadi gue sibuk dan terlihat nggak memedulikan, tapi gue tahu lho, Mas. Kalian pacaran, ya?”

Alan mengernyit. Tidak menjawab apa-apa, dan hanya melengos sambil menyalakan rokok yang sudah ada di antara bibirnya itu. Ketika ponselnya berdenting, Alan merogoh saku celana untuk mengeceknya. Ada pesan dari Devdas.

Devdas : Sibuk nggak, lo?

Alan mendengkus saat membacanya. Basa basi banget nih orang. Kayak sama orang asing aja. Baru saja pria itu hendak membalas, tetapi sosok yang baru saja mengiriminya pesan itu ternyata sudah berjalan memasuki kafe bersama teman mereka yang satu lagi, Izyan.

Pull and PushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang