𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆.

17.5K 684 7
                                    

call me ollaa okei??
not author, karna ngga tau tuaan dari pihak siapa, biar nyaman juga pakek nama aja.

soo happy reading Rigel's aunty uncle!!
_________________
_____________________________


.
.
.


matahari sudah berada di atas, itu pertanda untuk manusia bangun dan melaksanakan semua tugasnya masing-masing. di sebuah panti asuhan, di mana anak anak yang sudah tidak mempunyai orang tua, atau malah yang mempunyai orang tua tetapi di titipkan atau di buang di panti (?).

semua anak-anak panti sudah bangun mereka lanjut mandi dan sarapan bersama, tapi itu tidak berlaku di bayi malang ini, dirinya harus mencari makan sendiri entah itu di dapur atau di suatu tempat (?), dan mandi sendiri. bukan apa apa tapi itu tidak layak untuk seorang bayi bukan?

dirinya bangun ketika semuanya sudah selesai sarapan dan mandi, lantas berdiri dengan kaki kecilnya yang terlihat mungil itu dan berjalan menuju kamar mandi, untung kamar mandi tidak jauh dari kamar yang di tempatinya.

melepaskan baju dengan susah payah, baju nya pun sudah tidak layak, banyak sekali yang sobek dan juga kumuh. celana yang kecil serta terlihat kotor karna dirinya hanya memiliki 4 celana saja di panti ini.

" uhh.. susah " gumamnya, dengan pelan dirinya melepaskan semuanya, mengambil gayung yang ada di bawah. berjinjit kecil guna meraih air yang ada di dalam bak, dirinya tenggelam di samping bak itu, ukuran mereka berbeda jauh. bak nya tinggi dan dirinya pendek.

" halus bisa!! " semangat nya pada dirinya sendiri, bayi yang tidak pernah di ajarkan untuk segala hal. dirinya hanya melihat orang lain lalu menirunya, bayi yang polos tidak berdosa tetapi sudah di perlakuan seperti itu.

acara mandi selesai, dirinya kemudian memakai pakaian nya kembali, karna bayi itu tidak tau caranya mencuci. anak anak panti ketika mencuci mereka akan pergi ke sungai untuk mencuci bajunya, maka dari itu bayi ini tidak tahu cara mencuci, terlebih lagi dirinya juga masih kecil.

" lapel.. " gumamnya kembali. di depan sudah ada beberapa pengurus panti yang duduk melihat TV dengan jamuan teh dan biskuit kelapa, bayi itu berjalan mendekat ke arah mereka. mereka masih belum sadar jika ada bayi kecil yang kelaparan di sisinya.

" kakak, ibu.. Igel lapel " cicitnya dengan menundukan kepalanya ke, dirinya enggan menatap mereka di karenakan takut. " ikut kakak dulu nanti baru boleh makan? " tawarnya dengan nada yang halus, bahkan sehalus benang sutra di bagi sepuluh.

Igel, atau sebut saja Rigel (igel). dia sendari bisa bicara sudah cadel, seperti yang tertulis di atas dirinya tidak di ajarkan apapun bahkan mengucapkan huruf 'R'.

berjalan beriringan hingga berhenti di lampu merah depan, Rigel di dudukan di samping tiang besar dengan tangan yang mengadah membawa toples.

kakak tadi, berjalan untuk meneduh di samping, menunggu Rigel mendapatkan uangnya.

_____________________________

berpuluh-puluh menit kemudian, hanya beberapa orang yang memasukan uang ke dalam toples Rigel, uang selembar 5.000 dan 10.000 itupun hanya ada 5 lembar. kakak panti tersenyum karna penghasilan di hari sekarang lumayan untuk membelikan beras dan lauk untuk anak anak yang lainnya.

" ayo Rigel, kita kembali " kakak panti kembali dengan logat judes nya, bukannya berterimakasih malah seperti itu huh!!.

Rigel dengan kaki kecilnya setia mengikuti kakak panti, mereka berhenti di sebuah warung Rigel hanya menatap ke bawah, dia juga tidak sampai walau dengan mendongak sekalipun.

" ini untuk kamu " kakak panti menyodorkan sebuah roti, mata Rigel seketika membinar. itu roti kesukaan Rigel!. Rigel dengan segera menerima roti itu dan mulai memakannya, dirinya tidak tahu jika roti tadi sudah ada jamur yang menempel, bahkan tadi ibu warung memberikan geratis untuk roti itu.

mereka berjalan pulang ke panti, selepas sampai Rigel langsung menuju kamar. perutnya tetiba sakit dirinya tidak tahu harus berbuat apa sekarang, Rigel hanya meringkuk memegangi perutnya. dia kesakitan tolong!.

pintu terbuka tetapi Rigel tidak menyadari karna dirinya masih meringkuk, seorang anak kecil umurnya juga lebih tua anak kecil ini, jadi sebut saja kakak teman panti Rigel, walau bukan teman Rigel.

dirinya menatap Rigel dengan remeh, kemudian dengan tetiba menendang badan Rigel berkali-kali hingga Rigel menangis tapi apa daya dirinya menangis tidak ada yang peduli sama sekali, selesai membuat kericuhan di dalam kamar dirinya keluar dengan muka cerahnya. iblis!




























vote!!

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆. [TERBIT]Where stories live. Discover now