𝟎𝟐.

11.1K 710 2
                                    

votmen nyaa

.
.

" ughh.. Igel di mana " mata nya perlahan di buka menjadi lebar, dia melihat sekeliling, asing.

kamar besar yang hangat, di dominasi warna abu-abu putih juga atap berwarna hitam. lemari pakaian yang terlihat sangat besar, kursi duduk? atau sofa? entah Rigel tidak mengenali itu, yang Rigel tau hanya kursi duduk plastik.

" besal sekali " gumamnya, dia masih melihat sekitar. berharap ada yang menarik lumayan bisa Rigel bawa pulang. " asing sekali, ini bukan panti Igel "

" aduh!! kepala Igel sakit.. hikss " tidak ada siapa siapa di dalam sini, mana kamarnya kedap suara lagi. " hikss hikss bagaimana ini " mata berair, Rigel mendudukan dirinya di depan lemari besar itu, pantatnya terasa dingin karna dirinya masih memakai pakaian yang tadi.

" huaaaa tolong Igel!! kepala Igel sakitt!! " teriaknya, entah karna apa dirinya ingin berteriak meminta tolong karna sakitnya sudah melebihi batas sekarang.

cekklek

pintu terbuka dengan tiba-tiba, pemuda yang membawa Rigel tadi terkejut karna wajah anak itu sudah merah dan berlinang air mata, tangan kecilnya mengusap ngusap belakang kepalanya. karna panik dirinya sedikit berlari kecil untuk mencapai Rigel yang duduk diam di depan lemari.

" maaf maaf, karna telah meninggalkan mu sendirian. " pemuda tadi lantas menggendong Rigel, di letakkan kepala kecil Rigel di pundaknya dan di usap punggung Rigel serta pemuda tadi memberikan sedikit tiupan, Rigel menangis hingga badannya berkeringat.

pemuda tadi lantas membawa Rigel ke bawah, di bawah tidak ada siapa siapa semuanya kosong, mulai dari dapur, ruang tamu, meja makan. pemuda itu langsung mengambilkan Rigel air putih, di baliknya Rigel menjadi posisi di pangku. dengan perlahan pemuda itu menyodorkan air putih itu di mulut Rigel, Rigel menerimanya dengan baik karna efek menangis dirinya menjadi haus.

" kau sangat haus ternyata "

Rigel selesai, pemuda tadi meletakkan gelas di meja pantry. lalu menggendong Rigel dan membawanya di ruang tamu, dirinya akan mengintrogasi Rigel kecil ini.

pemuda itu duduk lalu di susul oleh Rigel yang ada di pangkuannya. Rigel menatap wajah pemuda itu dengan polosnya, matanya mengedip lucu di kala dirinya sedang meneliti wajah pemuda asing ini.

" nama ku Leo, siapa namamu? " tanyanya, pemuda tadi bernama Leo Mein Gatson. dia terlahir di keluarga Gatson.

" Li.. Ligel " cicitnya karna dia malu, wajah Leo sangatlah tampan. dirinya terpesona tolong!!

" ligel? "

" bukan ligel! tapi Li...gel " koreksi Rigel, Leo kebingungan awalnya tapi setelah itu dirinya tertawa. Rigel binggung penyebab Leo bisa tertawa ini apa, padahal dirinya tidak ada yang salah kan?.

" kenapa teltawa? " polos sekali, tolong jauhkan Rigel dari orang-orang delapanbelas!! .

" kamu cadel? "

" tak tau, Igel sudah sepelti ini dali awal bisa bicala " jelas Rigel. Leo memanggut-manggut dirinya mengerti.

" okei jadi namamu Rigel, di panggil Igel?, seperti itu? "

" selatus buat kamu!! " Rigel masih binggung dengan pemuda yang ada di depannya ini harus di panggil apa, kakak? abang? atau nama? .

" panggil abang aja Igel, " Rigel hanya mengangguk, kemudian dirinya menguap kecil, serta mengucek kedua matanya karna mengantuk. Leo peka dirinya berdiri dan membawa Rigel ke dalam kamarnya, satu keluarganya belum mengetahui jika dirinya membawa pulang anak kecil, ah ralat itu akan menjadi anak bayi nantinya.

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆. [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang