𝟏𝟗.

2.1K 183 6
                                    


.
.
.

Timezone adalah teman di mana surganya mainan, berbagai macam bentuk dan berbagai macam jenisnya semuanya di sini ada. dan di sinilah keberadaan Leo dan Rigel. mereka berencana akan menghabiskan waktu satu hari ini bersama. tadi pagi saja mereka bersarapan bersama. bahkan tadi malam mereka juga tidur bersama, intinya mereka akan menghabiskan waktu berdua seharian tanpa gangguan dari siapa saja.

Leo juga mengingat dirinya membawa pulang Rigel tapi mereka berdua; semenjak Rigel semakin besar momen nya semakin sedikit, entah apa yang membuat mereka seperti itu.

Leo dari awal tidak ada niatan untuk membuat Rigel menjadi adik angkatnya, dia berfikir akan mengikat janji kepada Rigel sewaktu besar nanti. namun dirinya berubah fikiran, karna sejalannya hari dan bulan yang semakin menambah semakin tua. maka dari itu Leo berfikir jika nanti besar dan semakin tua apakah mereka masih cocok? pasti tidak kan? yang satu muda yang satu tua? lagi bagaimana tanggapan public nanti? fikiran aneh itu sudah masuk ke dalam otak Leo.

.

Rigel memakai baju kodok dengan dalaman berwarna putih hitam loreng, bersepatu yang sama persis dengan milik Leo, sedangkan Leo dia memakai kemeja hitam dan celana hitam pendek, dengan sepatu hitam dan putih. rambut yang sedikit di cat berwarna biru gelap itu menjadikan wajah Leo semakin tampan dan berkharisma.

mereka berjalan dengan bergandengan tangan, saling memegang satu sama lain.perasaan Leo sedikit terguncang, dirinya juga sang pacar tengah bertengkar hanya karena hal kecil yang tidak masuk akal. Leo mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi tetapi sang pacar tidak percaya sama sekali atas penjelasan Leo itu—kurang jelas dan tidak masuk akal, anggap pacar Leo. Elio Hendrick namanya.

Leo membiarkan pacarnya marah dengan dirinya, Leo sudah muak juga dengan kelakuan pacarnya itu, dirinya juga berfikiran akan mencabut hubungannya atau putus dengan pacarnya. sedikit childish si Elio ternyata.

Leo menghalukan fikirannya itu dengan bermain di Timezone dengan sang adik. Rigel tidak henti-hentinya tersenyum kepada semua orang yang menatapnya, sesekali dia melambaikan tengah kepada yang melihat dirinya. sudah seperti artis papan atas.

Leo juga ikut tersenyum, pemuda itu tersenyum dengan jelas—benar-benar jelas tidak dingin dan tidak di buat buat. hanya dapat satu kata untuk mengutarakan senyuman Leo;manis.

" abang nanti kalo liat dinosaulus kita beli ya! " seru Rigel. Leo melihat ke bawah, menatap adik kecilnya itu lalu mengangguk.

mereka kembali berjalan hingga berhenti di sebuah stand makanan. Rigel menatap dengan lapar stand makanan tersebut, Leo yang paham jika Rigel menginginkannya langsung saja memesnkan satu porsi saja—dirinya tidak yakin dengan Rigel yang bisa menghabiskan itu sendiri.

selesai memesan, mereka mencari tempat duduk terlebih dahulu, Leo memangku Rigel setelah mendapatkan tempat duduk. anak itu diam seraya menerima suapan dari sang abang.

pipi Rigel bersemu merah, dia jarang bermain atau bahkan berdekatan dengan Leo, tapi kini dirinya benar-benar dekat dan bahkan bisa merasakan nafas Leo. mengingat di mana dirinya dulu di temukan oleh Leo dan di angkat menjadi adik Leo dan anak angkat James.

dengan tetiba setelah menelan makanannya itu, Rigel mencium pipi tegas nan tirus milik Leo. Leo yang awalnya tidak fokus kini tersenyum lebar—setelah lama tidak merasakan ciuman sang adik, kini dirinya kembali merasakan. Tuhan jangan ambil Leo terlebih dahulu, dirinya ingin menemani adiknya ini sampai di mana adiknya bertemu dengan pasangan hidupnya, atau bahkan Leo yang menghantarkan sendiri adiknya itu ke altar kelak.

perasaan Leo kini campur aduk tak terkira, dirinya bahagia tetapi juga bersedih. hatinya sakit melihat Rigel yang tersenyum lebar dengan menatap dirinya itu, seperti Leo berfikir bahwa hari ini adalah hari terakhir dirinya bersama dengan Rigel.

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆. [TERBIT]Where stories live. Discover now