𝟐𝟓.

1.6K 128 12
                                    

.
.
.
.

3 bulan telah terlewati dengan cepat, waktu seperti berputar tidak beraturan. ulang tahun Rigel sudah di rayakan satu bulan lalu, acara ulang tahun tidak terlalu ramai di rayakan karna Rigel masih mengenang mendiang kakak terakhirnya itu.

tak hanya menjadi pendiam Rigel juga sekarang menjadi lebih pintar, mengucapakan kata R sudah bisa dia ucapkan. sedikit sakit jika mengingat di mana dirinya di temukan pertama kali oleh Leo.

di gendong, di berikan kehangatan yang lebih, di sayang, di perlakukan dengan baik, di jaga. tapi naas sekarang hanya bisa mengenang tidak bisa mengulang.

Rigel juga belum menyangka jika kakak terakhirnya itu pergi sudah 3 bulan lamanya. memang dirinya masih mempunyai kakak yang lainnya tapi Leo adalah hal tersendiri untuk Rigel. di mana Leo adalah lelaki paling baik Rigel temukan, pelukannya tak sama dengan kakak-kakak lainnya, tawa dan candanya juga berbeda dari yang lainnya. apalagi jempol milik Leo.

keseharian Rigel sekarang hanya diam, tidur, menangis tanpa suara, makan jika mau, dan memojok di kamar Leo. kamar yang penuh dengan seribu kenangan.

Rigel juga tidak menyangka jika waktu terakhir dirinya dengan Leo adalah ketika bersama selama 24 jam hari lalu silam. Tata dan Toto (salah mohon koreksi karna saya lupa) . mereka adalah juga barang terakhir yang Leo berikan kepada Rigel.

rasanya masih tidak percaya atas semuanya.

.
.
.
.

pagi hari adalah waktu di mana semuanya di mulai, kisah baru akan di tulis, dan waktu akan menyaksikan apa saja yang di lakukan hari ini.

Rigel menggulung dirinya dengan selimut tebal milik Leo, dirinya tidur di kamar milik Leo dan inisiatif untuk tidur sendirian, tidak ingin di temani siapapun itu.

Tata dan Toto mereka ada di samping-samping Rigel, mereka di letakkan dengan rapi dan nyaman.

mata bulat dengan bulu mata yang amat lentik, itu terbuka dengan perlahan, pandangannya sedikit buram karna baru saja membuka mata. Rigel sedikit mengucak nya, lalu memandang sekitar ketika pandangan mulai kembali semula.

" bang Leo.. " matanya entah karna apa sudah di penuhi dengan air mata yang siap akan tumpah dari tempatnya itu.

memandang sekitar, dari sudut bertemu dengan sudut. perlahan aroma Leo masuk ke dalam indra penciuman Rigel, walaupun samar-samar tapi Rigel masih bisa menciumnya dan menjadikan ciuman aroma yang samar-samar itu menjadi aroma yang sangat amat pekat.

" hehe.. Rigel sendiri.. " Rigel sendiri. bukan artinya dirinya sudah tidak di cintai oleh keluarganya atau orang lain, tapi.. dengan adanya kepergian Leo Rigel menjadi kesepian.

dirinya tersadar bahwa dirinya lah yang telah mengubah semuanya, dari di mana Leo menjadi anak bungsu hingga menjadi anak ke empat. Rigel meminta maaf akan hal itu, dirinya juga sadar bahwa dirinya-lah yang telah mengambil kasih sayang yang Papa dan Daddy nya berikan kepada Leo.

setiap malam menatap bulan, Rigel selalu meramalkan kata maaf kepada bulan, berharap kata itu akan di sampaikan kepada Leo yang sudah jauh pandangannya tetap dekat dj harinya.

Arlenio dikabarkan tengah mengandung, dan kandungannya tengah berumur empat bulan.

pintu kamar di ketuk dari luar, kaki kecilnya bergerak dengan seiringnya dirinya berjalan menuju ke pintu kamar. di pegangnya knop pintu dan di buka nya pintu tersebut. di depan sudah ada Gabriel yang berdiri menatap dirinya dengan tatapan yang sangat amat tulus, senyum cantik, dan. parasnya yang begitu ayu untuk ukuran laki-laki.

" morning sayang.. "

" morning Papa.. " jawabnya sedikit loyo, Gabriel merangkul pundak kecil milik Rigel tersebut, walapun belum terlalu tinggi tetapi masih bisa di rangkul dengan nyaman.

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆. [TERBIT]Where stories live. Discover now