𝟎𝟑.

11.4K 696 13
                                    


.

suasana di ruang makan kini sedikit canggung semuanya berkumpul karna sang kepala keluarga meminta untuk berkumpul, lengkap.

di kursi tunggal sudah di isi dengan James, selaku kepala keluarga. di samping kanan ada dua orang, dan di sebelah kiri ada dua orang. bayi kecil yang di bawa oleh Leo kini di pangku oleh sang pembawa.

mata kecilnya menatap pemuda pemuda itu dengan penuh tanya, sebenarnya mereka siapa? dan kenapa bisa bersama dengan dirinya dan juga Leo? sepengetahuan nya Leo tinggal sendiri dan tidak memiliki keluarga seperti dirinya.

meleka siapa ya? jahat tidak ya? nanti kalo jahat sepelti kakak Naya lagi! uhh Igel takut. bayi kecil itu membatin yang tidak tidak.

dirinya mengetahui ketika Naya jahat adalah ketika dirinya di taruh di dalam kardus, Rigel memang tidak tidur dia hanya memejamkan matanya karna sakit nya menyerang itu membuat dirinya pusing dan berakhir tidak bisa tidur. setelah selesai meletakkan Rigel di kardus Naya berucap yang tidak sepantasnya Rigel dengar, ucapan itu juga di dengar oleh Rigel dengan seksama. hingga beberapa menit dirinya merasa mengantuk dan memilih untuk memejamkan mata.

di rasa dirinya akan nyaman ternyata ada yang mengangkat dirinya, luka nya terasa sakit tapi itu semua di halukan oleh rasa kantuk yang menyerang.

sekarang dirinya tengah binggung di ruang makan, dirinya di suapi bubur berwarna merah sedikit putih sepertinya itu bubur beras merah, tapi Rigel tak tahu pasti itupun dirinya baru merasakan ini pertama kali, buburnya cair bukan kental entah Rigel juga tidak tahu kenapa bisa secair itu.

Rigel memakan makanannya dengan di suapi Leo juga dengan mata yang terfokus untuk menatap satu orang yang membuatnya terpesona, wajahnya tegap nya memikat rasa penasaran yang ada di tubuh Rigel. rahang nya tegap, hidungnya mancung, bibirnya tipis sereta rambut yang sedikit ada warna abu-abu.

selesai makan, semuanya kembali di kumpulkan di ruang keluarga. sudah ada kepala keluarga abang yang paling pertama di susul oleh abang kedua, ketiga, dan terakhir Leo serta Rigel.

kepala keluarga menatap Rigel dengan seksama, bukan tatapan tajam hanya menatap biasa. Rigel tak kalah juga, dia membalas tatapan yang di berikan oleh James. matanya berkedip lucu kepalanya berpindah pindah dari yang memiring ke kiri ke kanan dan seperti itu terus.

tadi Rigel sudah di tawari susu oleh Leo tapi dirinya menolak, di paksa oleh Leo tetap saja menolak, akhir dengan Leo yang memilih untuk mengalah.

suasana semakin dingin mereka di sini hanya diamn, menatap sosok kecil, bayi, yakni Rigel. mata mereka dengan intens menatap Rigel, Rigel menjadi binggung dirinya harus menatap siapa, benar-benar tidak ada takut takutnya Rigel ini.

" abang " Rigel menarik telinga Leo dengan tangan kecilnya, untuk mendekat ke arah mulutnya. James terkejut dengan perlakuan yang Leo maupun Rigel tunjukan, dia terkejut karna Leo tidak marah dan juga dirinya terkejut karna Rigel terlalu berani.

" hm?. " Leo membalas perkataan Rigel dengan deheman, matanya terfokus untuk menatap tangan kecil Rigel yang ada tanda lahir di punggung tangannya, sedikit besar tapi itu tak masalah supaya nanti ketika Rigel hilang dirinya akan mencari dengan mudah.

" kenapa meleka semua menatap Igel sepelti itu, Igel jadi saltin " kurang g sayang, bisikan itu mampu membuat Leo terkekeh sedikit keras, itu mengundang semua yang ada di ruang tamu ini untuk menatap Leo, begitupun dengan penjaga pintu. memang bisa sedikit terdengar.

penjaga atau sebut saja bodyguard, mereka terheran-heran dengan situasi sekarang siapa yang sudah berani meluluhkan hati keras dari tuan mudanya?. oh ya San baru tidak ada di sini jadi dirinya tidak bisa melihat tuan mudanya terkekeh.

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆. [TERBIT]Where stories live. Discover now