𝟐𝟏.

2.1K 129 1
                                    

votmen nya kurang kenceng cess!!

.
.
.
.

setelah insiden di mana baby-baby berebutan mainan, Zen yang menangis keras hingga Malone-Daddy nya mendengar dan menggendong Zen. Rigel yang marah dengan membanting dot yang di sampingnya. Philo menangis tersedu-sedu tidak ingin berhenti.

James serta Jenson-Pupa Philo, hanya mampu melihat tidak ingin menolong, jika Philo menangis dan di tolong oleh orang lain selain Asher-Muma nya, tidak ingin berhenti bahkan sampai tidak ada tenaga untuk menangis lagi. jika James lebih baik menjauh dari anaknya jika tidak mungkin dirinya akan di lempari dengan segala macam benda nanti.

Ethan mengajak Arlenio ke kamar, Ethan mengeluh jika lelah. sedangkan anak-anak yang lainnya termasuk dengan anak James-mereka naik ke lantai atas, di sana tersedia ruangan khusus untuk para remaja bermain. di ruang keluarga hanya tersisa bapak-bapak dan uke-uke. dari yang tidak memiliki baby hingga memiliki baby mereka di sini.

" udah diem adek, nanti suaranya serak loh " Aire-istri dari Marlo mengelus punggung kecil Rigel, kebetulan dirinya duduk di samping Gabriel. Gabriel sendiri meletakkan kepala anaknya itu ke dadanya, memang sudah reda tapi nanti bisa langsung menangis kencang dan kembali tantrum.

Zen sendiri sudah di timang sang Daddy-Malone, di belakang rumah dengan melihat kolam renang yang luas.

" baby ingin berenang tidak? " tanya Malone di sela-sela mengelus punggung anaknya itu.

" hikss.. e-emang bo hiks bo-leh " tangan kecil Zen menggosok hidungnya yang mengeluarkan ingus lalu tangannya di usapkan ke kemeja Malone. sedikit kesal tapi mengingat jika Zen anaknya yasudah pasrah aja.

" boleh saja, yang terpenting tidak terlalu lama, nanti Daddy beritahu Papa kalau baby berenang "

" Zen mau ajak Rigel sama Philo " hanya Zen yang sudah bisa menyebut 'R' di antara Rigel dan Philo.

" baiklah, jalan sendiri atau masih mau seperti ini? "

" jalan sendiri " Zen langsung turun dari gendongan sang Daddy, dirinya berlari untuk sampai di dalam di mana Rigel San Philo berada. Malone hanya mengikuti dari belakang dengan sedikit mencak-mencak karna kemejanya err..

sampai di dalam, Zen terkejut dengan pemandangannya di mana dot Rigel yang di banting alhasil pecah dan Philo yang masih menangis keras semenjak tadi.

Zen mendekati Philo terlebih dahulu, mengelus punggungnya lalu, " Philo, udah nanti dadanya sesek, tenggorokannya perih, sekarang mending berenang bareng aku " masih dengan mengelus punggung agar tangisan Philo sedikit mereda.

Philo memalingkan kepalanya menjadi menatap Zen yang mengelus punggungnya itu, sedari tadi dirinya menatap tajam Jenson dengan mengeluarkan air mata.

Philo terdiam, dirinya menatap sang Muma-Asher, seperti meminta persetujuan dirinya akan bermain air bersama dengan Zen di belakang. Asher mengangguk lalu mengecup kening anaknya itu. di lap nya air mata dan ingus dengan tissue yang ada di meja kemudian di turunkan ke bawah si Philo.

Zen kemudian menarik tangan Philo menuju ke Rigel, tapi di tengah jalan Philo menghempaskan tangan Zen dengan kasar, mendapati dirinya akan mendekat ke arah Rigel.

Zen acuh, langsung Zen melakukan hal yang sama seperti apa yang dirinya lakukan kepada Philo tadi. di elus punggungnya tak lama Rigel membalik kepalanya menghadap ke Zen. di situ Zen sudah tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.

" ayo main air sama aku "

" tapi nanti di marahin Papa " jawab Rigel dengan suara paraunya itu.

" Papa iel, Zen ijin ajak main Rigel ya? " disini sepertinya hanya Zen yang tidak malu-malu kucing seperti yang lainnya. dirinya percaya diri, kalo bahasa jawanya tu'kendel'.

𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥 𝐅𝐨𝐫𝐚 𝐆. [TERBIT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum