04. Panji dan lorong Dua bidadari

42 3 0
                                    

"Aku gak menemukan alasan apapun untuk kamu ngotot bantu supir itu Kartini... I mean suruh saja para anak buah urus kasus probono itu... " Kesal Donald memandangi perempuan yang masih serius dengan berkas di hadapannya siang itu di Kantor Les Libereux...

"David VS Goliath don.... It give us exposure.... Fucking Publicity.... " Timpal Kartini dingin...

"Kenapa kita butuh eksposure? " Kesal Donald kemudian

Kartini terdiam dan sejenak terkekeh "kamu begitu naif Don... " Lirihnya

"Naif? " Bingung Donald memandangi Kartini

"Negara makin sejahtera Don... Akses kependidikan makin mudah... Berapa banyak orang kaya yang lulusan hukum dan mendirikan firma.... Saingan makin Banyak kayak jamur di musim hujan... Kamu harus sadar hal hal kayak gini yang nempatin kita lebih berbeda dan lebih baik di mata klien potensial.... " Jelas Kartini kemudian...

"Kamu gak sadar kamu membuat klien probono kita... Pak Sulaiman hanya sebagai objek? " Emosi Donald memandangi perempuan setengah baya itu

Kartini memutar matanya " Gak cuma Pak Sulaiman.... Aku... Kamu.... Kita semua objek.... Kita semua kapital.... Yang bedain ya cuma bisa dipake efektif ato nggak.... " Lurusnya dingin

"Gak punya hati.... " Cibir Donald memandangi perempuan cantik itu...

Kartini terkekeh "kita bantu supir truk miskin dari kesewenang-wenangan pemilik modal... Gimana gak punya hati? " Ujarnya tersenyum menutup pembicaraan

*********
Panji yang terduduk di paviliun menghadap ke taman rumah sakit masih asyik memeriksa PR PR berkas yang dibawa Hugo sebagai upayanya mengejar keterlambatan akibat kecelakaannya selama dua minggu ini....karena terlalu serius tidak diawasinya ketika pintu kamar terbuka dan seseorang memasuki ruangan . ..

"Berkas untuk Idola khatulistiwa sudah ku selesaikan dan mas Hugo bisa review... Begitu juga yang 2 tentang opini legislator terkait sampah dan 4 tentang status tanah di Batu.... Dan aku butuh saranmu tentang girik bertumpuk ... Juga tuntutan ke Dealer mobil mengenai kelistrikan... Yakin itu berprospek menang? " Cerocos panji yang masih terduduk di halaman belakang itu...

"Mas Hugo? " Bingung Panji ketika tidak mendapat respon seraya memalingkan lehernya ke dalam ruangan....

Sejenak dia terdiam kaget.... Melihat siapa yang ada di dalam kamarnya

"Baru beberapa bulan dan kau sudah sangat nyaman di elemenmu? " Senyum Perempuan setengah baya cantik dengan senyum menawan itu.... Senyum menawan yang diturunkannya pada putra bongsor nan konyolnya Haryadhi Hidayat....

Sang Umi mas Adhi.... Dahlia Hidayat.... Tentu saja... Dia yang menabrakku... Suka atau tidak dia pasti datang....

"Nggak ada orang yang pernah nyaman dengan beberapa luka luka berat di tubuhnya Umi... " Ujar si mungil seraya melepaskan kacamatanya dan memakai tongkat penyangga tubuh untuk memasuki ruangan kamar...

"Duduk saja nji.... Kamu butuh istirahat" Ujar perempuan setengah baya itu tidak enak sementara Panji hanya tersenyum dan mengibaskan tangannya

"Ini bukan apa apa... Umi mau teh? " Ujar si Muda setelah mencium tangan perempuan itu...

"It's okay... Aku belum haus... Nanti ambil sendiri... " Senyum si perempuan...

Panji tersenyum simpul dan terduduk di ranjang memandangi perempuan yang tampak rikuh terduduk di sofa paviliun itu

"Jadi setelah Umi mensabotase cintaku dengan mas Adhi... Umi mau mensabotase karirku juga? Semarah itu Umi sama Panji?" Tajam si mungil sambil tersenyum masam

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now