17 .Panji dan Infiltrasi

24 4 0
                                    

Kantor Desa Segara Inten

"Jadi bagaimana perkembangannya ?"  Ujar Gunadi seraya meneguk teh Panasnya memandangi kumpulan pria berpakaian cokelat yang berdesakan berdiri di depan meja kerjanya....

"Selatan sudah hampir 80 persen pak ....artinya sepanjang garis pantai ....tertinggal hanya beberapa kios jajanan ...kita bisa beli mereka murah ....."ujar Pria botak yang berdiri paling depan ....

"SK pengalihan sudah dibicarakan dengan dinas pengelola pertanahan ... Sempat ada debat dengan orang lingkungan dan pariwisata ...tapi gubernur selalu suka industri dan pembangunan jadi saya pikir tak ada masalah..." Lanjut perempuan bergelung ketat di sebelah pria botak itu

"Dan ganti rugi ....bagaimana dengan ganti rugi?" Lirih Gunadi kemudian

Laki laki kurus tinggi di pojok ruangan kemudian menjawab "aman terkendali pak Gun ....semua menerima tanpa banyak tanya...." Ujarnya menenangkan ....

"Dan tolong cek ....apa masalah Arok Sawidji ....kupikir kalian sudah mengurus ganti ruginya?" Lanjut Gunadi tajam ....para  bawahan sejenak  terdiam dan saling pandang ....

***********
"Jangan capek capek mbak Nawang....." Ujar seorang wanita yang walau tidak muda lagi tapi masih tampak menggoda... ketika Bintari .....yang merubah namanya untuk kepentingan investigasi sedang merapikan tumpukan alat tulis di ruangan sempit itu .....

Bintari mengambil kesempatan ketika koperasi unit desa membutuhkan pegawai kios Koperasi ....lokasi KUD yang berseberangan dengan kantor kelurahan itu juga memberikan kesempatan pada Bintari untuk menyelidiki informasi apapun yang dibutuhkan untuk investigasinya....

"Njih mbak  Ranti ....cuma gini aja kok ...ndak capek lah...." Senyumnya menjawab kekhawatiran pegawai senior KUD itu.....

"titipan kemarin sudah?" lanjut Mbak  ranti lagi.... Bintari terbengong sesaat

"jilid... Dokumen dalam...." kata kata mbak ranti terputus

"amplop cokelat.... Tiga bendel... Tentu aja uwiss..." timpal Bintari seraya mengambil pesanan yang dimaksud bu Ranti yang bernapas lega....

"gak salah aku ngambil cah kota.... Udah beberapa orang keluar masuk karena gak bisa jilid dan fotokopi...." senyum Mbak  ranti pada Bintari yang tersenyum malu

"alhamdulilah berguna... Sekalian isi waktu liburan Bu...." lanjut Bintari hangat...

Mbak  Ranti terlihat manyun.... "liburan kok ke Segara Inten... Jin aja bosan...." kesalnya

Bintari tertawa mendengarnya.... Tiba tiba terdengar panggilan di depan kios....

"Mbak rantiiiiii..... Arep njupuk bukuuuuuuu"

"njih mas Bagassss.... Sik tak ambil pesanannyaaaa" ujar Bu ranti seraya mematut matut dirinya di kaca.... Merah tampak bersemu di mukanya....

"sinten Mbak?" bingung Bintari....

"kuwi mas Bagas.... Dari pastoran surabaya.... Ngajar anak anak bahasa inggris  di balai selatan setelah isya...." cengir Mbak ranti...

Dahi Bintari mengerenyit... "frater?...romo?"....
Si Janda kembang mengikik genit....

"untungnya ndak...." ujarnya berbunga bunga sambil mengambil tiga pak buku tulis pesanan si pria mungil tampan di depan kios

Bintari menggeleng geleng melihat semangat Mbak  ranti "jin mungkin bosan di sini.... Tapikan aku bukan Jin" ujar Bintari seraya membersihkan bekas bekas jilid dokumen.... Sejenak disingkirkannya kopi dari dokumen dokumen kelurahan yang baru saja dijilidnya.... Dokumen dokumen penting untuk keperluan investigasinya

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now