18.Panji dan Kepingan Gunadi Wicaksono

25 4 0
                                    

Malam Jahanam, Segara Inten

"Bapaaaak......." teriakan pemuda putus asa itu bersahut sahutan dengan kobaran api yang tertiup angin malam dan gemuruh ombak di pantai Segara Inten.....

"semua sudah diatur pak... Bapak lebih baik pulang...." sayup suara Sujono arif sang tangan kanan diiringi dengan para aparat desa menutupi pandangan dan jangkauan Gunadi dari malapetaka mengerikan itu..... Malapetaka yang mengambil nyawa Kardiman Sawidji...

Kardiman Sawidji yang amat dikenalnya....

Beberapa Minggu sebelumnya.....

"aku cuma Alat Man... Dan kau membuat mereka marah.... Amat marah...." ingatan Gunadi melayang pada peristiwa berbulan bulan yang lalu....

"tanah begini indah kau mau hancurkan demi ambisi segelintir orang Gun?.... Kemana Gunadi yang kukenal aktif menjaga hak hak lingkungan dan masyarakat?.... Gunadi yang akan melawan siapa saja yang merusak keseimbangan?" kesal Kardiman memandangi laki laki yang lebih muda itu.... Lelaki yang dengan ketakutan dibantunya mengungsi ke segara inten karena dituduh terlibat PKI Muso akibat aktivitasnya mengadvokasi rakyat dan lingkungan....

"aku membawamu kesini karena aku butuh kau sebagai penasehatku Man.... Tangan kananku.... Kau sahabat terdekatku... Dan kita bisa saja bahagia dan makmur dengan semua ini.... Demi setan kau lupa aku memberikanmu lahan strategis segara Inten agar kita bisa bersama sama mewujudkan cita cita kita membawa kesejahteraan pada masyarakat...? " timpal Gunadi terluka....

"kekayaan mengubahmu Gun.... Kursi lurah mengubahmu...." kesal Kardiman memandangi laki laki yang sudah dianggap adiknya itu.... Laki laki yang begitu pintar namun selalu membutuhkan Kardiman sebagai pelindungnya.... Sebagai orang yang menyapu segala kotor yang ditimbulkannya dalam usahanya meraih tujuan mulianya

"kau bisa saja berbuat baik dengan tidak memprovokasi masyarakat Man... Kita buat hutan bakau di sudut tenggara.... Kita buat pembangkit listrik tenaga biogas di pojok bukit..... Tapi biarkan kami membeli tanah masyarakat untuk kepentingan pembangunan..." tawar Gunadi kemudian...

Kardiman terkekeh mendengarkan kata kata itu...." lihat bagaimana kau menganggap mereka perusak alam itu sebagai sesamamu... Kami? Yang benar saja.... Setelah kupikir... Kau bukan takut mereka.... Kau serakah Gun... Kau ingin kekuasaan seperti mereka...." ujarnya sinis...

Gunadi memandangi Kardiman yang masih tampak marah "terserah kau mau bilang apa.... Yang jelas aku sudah memperingatkanmu..kalau kau berkeras mau menolak pembangunan.... Aku gak bisa jamin kau atau Arok akan selamat...." lirih Gunadi dingin

Kardiman berdiri dari duduknya dan memandangi Gunadi penuh kebencian "dan aku gak bisa jamin masa lalumu sebagai aktifis pemuda rakyat dan beberapa organisasi underbouw kiri.... Tidak tersebar kepada kaummu.... Kau tentu ingat.... Kau dan aku....pernah jadi bagian dari Hantu itu.... Hantu di kepala mereka yang kau sebut sebagai kami" ujar Kardiman seraya meninggalkan ruang tamu di beranda rumah Gunadi di tengah Desa.....

"awasi dia pak Jono... Usahakan kita mendapatkan kita inginkan... Tanpa Ada pertumpahan darah" Ujar Gunadi kesal seraya meninggalkan ruang tamunya...

Sujono Arif hanya mengangguk perlahan.... Senyum berahasia perlahan lahan muncul di wajahnya

**********
"Dan apa yang mau dik Panji lakukan dengan data data itu?" Ujar Arok yang masih menyiangi ikan ikan yang menjadi tangkapannya pagi itu di halaman belakang....gubuknya ...pagi itu dia baru saja pulang melaut dan sebagian kecil hasil tangkapan perahu nelayan tempat dia berkerja dapat dia bawa pulang untuk makannya sehari hari .....

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now