15 Panji Dan Semesta Hugo

27 4 0
                                    

Gedung les libereux, Jalan Embong Malang, Surabaya

Panji masih meneliti berkas dari kasus yang sedang diurusnya siang itu di rooftop gedung kantor les libereux di kawasan Embong Surabaya.... Sesaat dipandanginya foto wisudanya bersama Ibu... Bapak dan Lik Sugik.... Yang disematkannya pada rosario onyx yang dijadikannya gelang ....Panji berkeras membawa foto Thomas sebagai pengingat... Bahwa dia alasan Panji masuk fakultas hukum dan menegakkan keadilan.... Keadaan lik Sugik sudah lebih baik karena Panji memintanya mengelola Binatu dekat kampus.... dari hasil Gaji yang Panji tabung....

"jagain Panji Ya Thom.... Biar Panji bisa selalu jaga semangat kita berdua...." lirihnya sesaat sambil memandangi foto itu.... Rambutnya tertiup tiup angin siang namun tak mengurangi ketampanannya

"ono sing iso jaga.... Malah njaluk Njaga foto" ujar sebuah suara di belakang Panji.... Hugo dengan seplastik gorengan.... Hugo seksi dengan rambut satu senti dan brewok dua harinya

"mau pisangnya...." ujar Panji manja.... Hugo spontan menurunkan ritsleting dan merogoh isi celananya....

"edan...." kesal si mungil sementara Hugo tertawa tawa....

"katanya minta pisang....?" cengirnya cabul...

"goreng... Pisang goreng..." timpal si mungil sambil dengan semena mena mengambil penganan yang disebut dari plastik yang dibawa Hugo.... Yang terkekeh melihat tingkah si mungil.....

"dan gimana perkembangan kasus Pacitanmu?" ujar Hugo sambil memandangi si mungil yang masih mengunyah pisang gorengnya...

"nothing special lah.... Orang kuat yang memakai pengaruhnya untuk menguasai harta orang kecil.... Girik palsu.... Teriak PKI.... Dan yang tertinggal hanya pemuda ini..." ujar Panji sambil menyerahkan Foto pada Hugo...

Si bongsor terdiam memandangi Foto yang Panji tunjukkan...

Laki laki muda dengan pandangan membara tampak membopong ikan ikan hasil tangkapan dengan latar belakang pantai dan karang besar ....

"gak ada probonomu yang lebih wajar sayang...?" cemberut Hugo memandangi si Mungil dengan kulit sewarna madu itu dengan kesal

"hah?" Panji terbengong bodoh mendengar kata kata laki laki bongsor di hadapannya ....

"hah hoh hah hoh ....terlalu konsen sama mas nya ya?" cemberut hugo lebih lanjut ....

Panji sedikit terkekeh mendengarnya.... "tanah keluarga mas Arok diaku sama Lurah.... Dia hanya pemuda dengan pendidikan sekedarnya tinggal sebatang kara sejak bapaknya meninggal secara gak wajar akibat diamuk massa karena dituduh PKI.... Sekarang terkatung katung  jadi nelayan ikut siapa saja yang butuh bantuan...." jelas Panji antusias

...."segitu konsennya  kamu sama orang ini ya sampe kemarin aku minta anter ke pasar turi aja gak mau.... Padahal aku ke Jakarta kan demi skripsiku...." keluh Hugo resah

"kamu tahu aku gak suka nganter siapapun ke stasiun.... Terutama kekasihku..." jelas Panji melihat keseriusan Hugo yang marah....

"aku bukan Adhi yang pergi untuk tunangan sama Arum..." dingin Hugo memandangi Panji

"mas Go ah...." kesal Panji lemah....

"traumamu masih di Mas Adhi.... Obsesimu di mas Arok.... Mas go mu ini ngerasa terdampar sendiri di depan pintu yang ketutup dik..." senyum Hugo masam

"mas Adhi Bojone wis meteng.... Mas Arok... Hanya kerjaan..... Mas Go kan Mas Go ku... Pintu itu tertutup di belakangmu.... Bukan di depan...." timpal Panji lurus lurus memandang Hugo....

"cah cilik guombal....." senyum Hugo dengan pipi memerah

"more like.... Cah cilik in love..." lanjut Panji serius.....

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now