11. Panji dan harap selanjutnya

31 3 0
                                    

"seharusnya setelah mereka bisa menyelesaikan cerita yang kemarin sejenak terputus... Masalah Sulaeman kan gak sudah gak seharusnya terkatung katung lagi..." ujar Panji yang masih sibuk mondar mandir memakai kemejanya....

Hugo masih saja terbengong tidur tidur ayam di ranjangnya" mereka hanya diam diaman sepanjang jalan dari rumah sakit... Kayaknya menyimpan energi untuk hari ini... " ujar Hugo sambil mengkertakkan tubuhnya... Sejenak tercium aroma si mungil yang semalam berada dalam pelukannya.... Yang menangis dalam diam sampai terlelap...

" kaku ya... Gak ada nego nego apa gitu? " celoteh Panji yang terduduk di ranjang memakai sepatunya....

"mereka itu ahlinya nego.... Sengaja emang gak mau ngomong... Cuma si khodijah yang nyerocos terus.... Lucu...." sahut Hugo sambil menguap

Panji sejenak terdiam "oh... Lucu ya?" lurusnya

Hugo mengangguk "bibirnya kecil merona dan gak berhenti ngomong...." ujarnya terkekeh....

"oh gitu...." ringkas Panji seraya berdiri dan meninggalkan kamar kemudian membanting pintu dibelakangnya.....

Dahi Hugo mengerenyit melihat kelakuan si mungil.... Mungkin moodnya belum balik ujarnya dalam hati seraya mengangkat bahu

*******

"setelah bapak sadar bapak bilang pada saya dan keluarga kalau dia mau semua segera selesai" ujar Khodijah Putri sulung Sulaiman yang berusia awal 20an di ruang pertemuan pagi itu... Hugo tak sadar memandangi Panji yang ada di sudut ruangan menjadi operator OHP

sejenak pria bongsor itu tersenyum melihat si mungil dengan warna kulit sewarna madu itu terlihat manyun

.....cemburu......bocah iki cemburu ....tawanya dalam hati..... sejenak teringat semua yang terjadi semalam

".... If you ever look behind.... And don't like what you find.... There's something you should know You've got a place to go... "

"terimakasih Mas Go.... Hari yang berat...." lirih Panji mendengarkan degub jantung laki laki bongsor di hadapannya ...sejenak Hugo tahu ...ini salah ....ini gak boleh ...namun entah kenapa saat ia merengkuh tubuh mungil itu semua terasa begitu benar......

"...Go ...."

"Hugo ....." ucap sebuah suara tegas menunda sejenak lamunan pria bongsor itu

"iya ..i ...Ibu Siap..." ujarnya merespon panggilan sang ibu sekaligus bosnya itu ....

"kamu bersama Panji dan Mbak Khodijah tunggu di luar dulu ...saya bersama Bapak dan Ibu Hidayat akan membicarakan pokok perkara ....

Panji sejenak berpandangan dengan Hugo yang hanya mengangkat bahunya ....kemudian dengan Manis Hugo mempersilahkan Khodijah Keluar ruangan diikuti dengan Panji yang dengan kesal memutar matanya ...

*********
Lobby dan restaurant

"Khodijah cuci muka... Mau kau ikuti sampe toilet juga?" cibir Panji melihat mata Hugo yang mengawasi perempuan belia cantik itu menghilang dari ruangan...

"aku cuma khawatir.... Ada yang salah dengan khawatir?" timpal Hugo masam karena sedikit kesal Pada Panji yang dari tadi ngegas...

"yah tentu saja... Kau cuma khawatir..." dingin Panji lagi kembali serius dengan buku yang dibacanya

"gimana gak kuatir... Bocah cebol dengan mata berkaca kaca terisak isak memandangi bulan bisu.... Ya kupeluk...." cengir si bongsor memandang wajah Panji yang tak sadar memerah....

"tapi kayaknya gak membantu... Masih manyun gitu...." lanjut Hugo pura pura sedih...

"mas Go...." kesal panji dengan wajah memerah

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now