22. Epilog

64 5 9
                                    

Manisrenggo 1984

"Meninggal?" Ujar Ayu masih sibuk mengucek pakaiannya di mck yang terletak di mata air ujung desa di pagi yang hangat itu ....

Panji yang mendung  tersenyum masam dan pelan pelan mengangguk ....

"Hugo berdiri terlalu dekat dengan pusat ledakan .... Mereka harus benar benar mengumpulkan kepingannya...." Lirihnya sementara tangannya menyikat jeans di atas batu kali .....

"Dan apakah dengan pulang dan menghadiri wisuda mas Adhi ....kau mau ....mengambil semua hak mu  kembali nji?.... Mengambil semua milikmu kembali ?" Gagap Ayu Khawatir....

Panji sejenak terkekeh sedih "apa ayu pikir....itu semua hak Panji yu? ...apa semua perpisahan ini ....semua kehilangan ini gak menandakan ....bahwa gak seharusnya ....aku gak mengambil rute itu dari awal?" Ujarnya kemudian seraya membilas kaos kemudian memerasnya keras keras dan memasukkannya ke ember

Ayu terdiam "kalo semua itu salah Nji ....kenapa Ayu merasa itu begitu benar..? ....kenapa Panji merasa itu semua  begitu benar?" Timpal sang perempuan.....

"Kenapa Koen merasa itu benar Yu?" Senyum Panji pedih ....

Ayu menepuk lembut pundak Panji ..."karena Koen terlihat lebih baik ....lebih bahagia saat bersama mas Adhi ....saat memiliki Hugo ....." Jelasnya hangat

Panji menarik napas panjang .... "Meski itu dosa....? Meski itu bukan kodrat?" Ujarnya resah ....

"Menurut Ayu ....dosa itu jika kamu merugikan dan melukai sesama ciptaan tuhan .....dan kodrat adalah saat jiwa bertemu jiwa .....saat satu bagian bertemu bagian lainnya yang saling melengkapi....." Senyumnya memandangi mata besar berwarna coklat dengan sorot patah hati itu ....

Panji menarik napas panjang dan tersenyum pahit  "apapun itu aku gak mau ganggu kebahagiaan mas Adhi Yu ....Panji udah ngerasain....direbut dan direnggut kebahagiaan itu gak enak....." Ujarnya kemudian

Ayu tersenyum manis "dan percayalah ....apapun itu....Tuhan udah menyediakan kebahagiaan yang paling pantas untukmu" ujarnya kemudian sementara merapikan tumpukan pakaian basah yang sudah dicucinya ke ember ...

Panji manyun dan mencibir lucu "tapi koen anak PKI yu ....koen diputusin Prapto karena ketauan koen anak PKI ....apa yang koen tahu soal Tuhan?" Ujarnya

Ayu tertawa mengkekeh ...."yang kutahu jalanNya Ndak pernah salah Nji ...dan koen Ndak boleh lupa sesuatu ...." Lanjutnya ....

"Dan apa itu Yu....?" Timpal Panji kemudian ....

"Aku anak PKI yang amat sayang padamu...." Lirih Ayu seraya berdiri dan mengulurkan tangannya karena semua pakaian yang mereka bawa telah selesai di cuci .....

Panji menerima tawaran perempuan cantik itu ....lalu ....Mereka berdua berjalan bersama pulang menuju rumah mereka yang bersampingan .....serangga musim kemarau berdengung dengung sepanjang jalan desa dengan lahan lahan luas yang tadinya ditanami padi yang baru saja di panen

"Sempatkan ziarah ke makam Thomas....dia Pasti sangat kangen padamu...." Usul Ayu kemudian memecah kesunyian....tak terduga Panji tiba tiba menggandeng tangan Ayu yang pipinya bersemu merah....

"Kita..." Ujar Panji hangat... 

"Hah?" Bingung Ayu sesaat ketika Panji mempererat gandengannya

"Thomas pasti sangat kangen pada kita" lirih laki laki mungil bermata besar itu kemudian......

***********
Bintari memandang ke luar ketika pesawat kecil yang dinaikinya perlahan mendarat di tanah kerontang berpasir dengan Padang rumput kekuningan dan langit biru cerah di atasnya ....

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now