11. High Puberty : ON! by Annisa Kasanra Lubis

121 18 0
                                    

Menjadi sendiri tidak selalu buruk namun akan lebih baik jika bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menjadi sendiri tidak selalu buruk namun akan lebih baik jika bersama. Bersama pun tak harus sama namun esensi dari kebersamaan itu adalah kau tak sendiri menghadapi bunga-bunga kehidupan bahkan saat bunga itu harus layu dan bersiap untuk kuncup baru.

===

Judul : High Puberty : ON!

Penulis : Annisa Kasanra Lubis

Wattpad Id : @aithlubis

Genre : Teen Fiction

Published : 35 Part (Private)

Status : Completed

Hit Rank : #59 inTeen Fiction (26/03/2017)

Visitors : 7,31k views . 2,66k votes . 662 comment

Last update : 27 Maret 2017

Rating : 5.0/10.0

Sudut pandang : Orang Ketiga Serba Tahu

Sekilas liat blurb, semua orang pasti akan berpikir bahwa cerita ini tentang seseorang yang suka sendirian, dan akhirnya nggak sendirian lagi ketika dia udah memnemukan seseorang yang pas untuk dijadikan teman. saya langsung ngeh bahwa cerita ini pasti tentang lima orang cowok yang notabene sahabatan, atau malah mereka ini adalah anggota-anggota boyband? Hehehe.

Sejujurnya, ini pertama kalinya saya me-review cerita di wattpad, dan saya langsung kebagian yang completed. Perlu waktu beberapa hari bagi saya untuk membaca dan memahami cerita ini secara keseluruhan. Dan sebelum kalian lanjut membaca hasil review ini, saya beritahukan terlebih dahulu bahwa ada banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam hasil review ini dan tidak pula menutup kemungkinan untuk adanya kekeliruan dalam proses penilaian. Dan untuk itu, sebelumnya saya memohon maaf. Tapi, setidaknya saya akan mengerahkan seluruh kemampuan saya dan melakukan yang terbaik.

Jadi, cerita ini adalah tentang persahabatan lima orang cowok yang saling kenal sejak SMP dan tergabung dalam sebuah tim futsal. Dalam cerita ini, pembaca diajak untuk benar-benar mengikuti setiap bagian kisah persahabatan mereka, pada saat persahabatan mereka diuji oleh berbagai konflik antar mereka sendiri, konflik keluarga, konflik dalam pergaulan, hingga masalah cewek.

Di awal cerita, saya sempat bingung ketika author langsung menyebutkan istilah “Gankz” di prolog, muncul pertanyaan spontan dalam benak saya, “ Apa itu Gankz?” beberapa  hari kemudian, ketika bacaan saya udah sampe ditengah-tengah cerita, saya baru mendapatkan jawaban atas pertanyaan saya tersebut. Bahwa ternyata “Gankz” adalah kumpulan dari inisial nama lima tokoh utama di cerita ini, yakni Gaara, Ariel, Nico, Kyu dan Zidane.

Eh, bentar.
Nama Gaara, Kyu dan Zidane ini juga menimbulkan pertanyaan yang baru lagi. Kehadiran tiga tokoh utama dengan nama khas Jepang ini membuat saya berpikir, “Ini penulisnya Otaku? Atau latarnya memang di Jepang?” Dalam cerita ini juga disebut-sebut nama kotanya, Bridgetown City.  Dimana lokasi kota ini? Mungkin emang penulis ngambil lokasi di Jepang ya, idk.

Tapi kemudian spekulasi saya tentang latar yang berada di Jepang itu terpatahkan. Terbukti, bahwa selanjutnya ditemukan fakta, nama tokoh figuran yang selanjutnya muncul adalah nama yang khas Indonesia, ditambah lagi ada beberapa tokoh perempuan yang memakai hijab.

Mengapa kemudian saya terlebih dahulu mempertanyakan latar?
Karena cerita ini bergenre Teen Fiction yang lebih dominan ke kehidupan sehari-hari, dan menurut saya, alangkah baiknya jika latar cerita ini dibuat lebih jelas dan lebih realistis. Akan lain halnya jika cerita ini bergenre Fantasi atau Fiksi Ilmiah. Tapi itu hanya pendapat saya sih, di luar itu semua, adalah hak penulis untuk menentukan isi ceritanya sendiri.

Dari segi diksi, sejak awal saya suka dengan narasi yang disajikan oleh penulis. Konflik yang muncul di permulaan cerita antara Nico dan Gaara, kemudian sampai akhirnya mereka jadi sahabat, semuanya disusun secara ringkas dan cerdas. Awalnya saya kira gaya bahasa penulis lebih ke gaya terjemahan gitu, tapi nyatanya saya mendapati dialog antartokoh menggunakan bahasa “Lu-Gue”, tapi nggak apa-apa, itu nggak terlalu mempengaruhi kedalaman cerita kamu kok, Nis.

Cerita ini benar-benar menceritakan perjalanan panjang dua tokoh utama yang nggak saya sangka. Bayangkan! Alur cerita ini dimulai ketika tokoh masih duduk di bangku kelas enam SD, dan berakhir ketika tokoh menginjak bangku kuliah. Meskipun kebanyakan mengambil setting di waktu SMA. Dan sejujurnya saya percaya bahwa ada banyak hubungan jangka panjang semacam ini antara para cowok di dunia nyata.
Meskipun awalnya diceritakan bahwa Nico dan Gaara tidak memiliki hubungan yang baik. Apalagi sewaktu SMP diceritakan bahwa Nico cemburu akan kedekatan Ariel dan Gaara yang akhirnya menjadi pemicu perkelahian antara Nico dan Gaara.
Jujur, yang bagian ini saya agak kurang setuju. Saya tahu mereka masih anak SMP dengan tingkat kelabilan yang luarbiasa dengan emosi yang berantakan. Tapi kan, agak nggak masuk akal ketika Nico malah meninju Gaara yang notabene punya niat baik untuk memberikan tumpangan pulang pada Ariel. Kok orang yang niatnya baik malah ditinju?

Tapi mungkin bener kata pepatah, bahwa cemburu itu buta. Belakangan saya menarik kembali pendapat saya tentang ketidakmasukakalan itu. Karena sesungguhnya nggak cuma Nico aja sih, saya pun akan kesel ketika ada orang sok baik yang deketin sahabat saya. Lo siapa berani merebut sahabat gue?! Ah, ingin rasanya saya mencaci maki orang itu.
Selain itu, cerita ini bener-bener extraordinary! Berbeda dari Teen Fiction kebanyakan yang acapkali hanya bercerita tentang masalah percintaan remaja. Cerita ini mengajarkan tentang banyak hal, bukan sekedar kisah cinta klise remaja, tapi tentang pola persahabatan para cowok yang selama ini jarang diekspos, yang mungkin hanya kaum cowok itu aja yang paham, tentang pentingnya peran keluarga dalam proses tumbuh kembang anak, dan ada banyak lagi.

Ada pula bagian dalam cerita ini yang membuat saya mengerutkan dahi, yakni ketika diceritakan bahwa Gaara yang baru kelas 1 SMA, berusia lima belas tahun, udah bawa mobil sendiri ke sekolah. Tong, lu belum punya SIM! Mau lah, saya diantar jemput ke kampus sama Gaara, hehe. Menurut saya, mereka lebih cocok dengan usia 16 atau 17 tahun. Karena gaya hidup mereka yang udah kayak anak 17+. Yang main di club lah, yang nongki di cafe lah, udah bawa mobil, dan yah, ketika Nico hampir dijebak pacarnya yang anak kuliahan. Ini saran aja ya, Nis. Still, kamu yang paling berhak menentukan jalan cerita kamu.

Dan yang saya kagumi dari penulis adalah, Nisa kayaknya paham banget gimana jalan pikiran dan tingkah laku para cowok. Termasuk ketika si cowok banyak masalah (dalam hal ini adalah Kyu, my favorite character!) dia sama sekali nggak ngerespon perhatian-perhatian kecil dari sang pacar, nggak mau angkat telpon, nggak mau balas pesan, dan nggak mau ngasih kabar. Bro! Cewek bukan Cuma tempat kamu berbagi ketika seneng aja, dia juga bisa kamu jadiin tempat untuk cerita. Dan bukan cuma ketika lagi ada masalah aja sih sebenernya, kadang-kadang kalo lagi asik sama temennya dia juga suka lupa ngabarin ceweknya. Ini menyebalkan ( Saya harap ada cowok peka yang baca review ini).
Paham kan, ketika akhirnya pacarnya si Kyu, Moza, minta putus ke Kyu? (nggak apa-apa mas Kyu jomblo, biar sama saya aja, hehe).

Di akhir, ah, akhir dari cerita ini bener-bener nggak terduga, Nis. Untung aja ada epilog, sedikit lega ketika mengetahui bahwa akhirnya mereka berlima tetep solid sampai cerita berakhir.

Ah, jadi pengen punya sahabat kayak mereka berlima gitu, tapi maunya temenan sampe akhirat juga gitu, yakali wkwk.

Oke, sekian review dari saya.
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan ada kalimat yang kurang berkenan di hati, karena kesempurnaan hanya milik Allah dan kesalahan datang sepenuhnya dari manusia.

Dan terimakasih telah membaca review ini.

Review by Anshadows18

Chief Socmed JK IG

View the complete review, check this link :

https://jendelakatablog.wordpress.com/2017/04/13/wattpad-review-high-puberty-on-by-annisa-kasanra-lubis/

Tbc.

Your Review HereWhere stories live. Discover now