5. Hilang Ingatan

25.6K 1.3K 42
                                    

NOTE : PENTING!! *INI HANYA CERITA FIKSI, APAPUN BISA TERJADI, JADI MOHON JANGAN "BUKANNYA HARUSNYA NGERASA, SETAHUKU... BLABLABLA.." THANK YOU :)

***

Yoojung mengetuk jemarinya gusar di meja. Ia tengah berada di perpustakaan kampus bersama Hyena. Kawannya itu melirik heran melihat Yoojung melamun bukannya memperhatikan buku-bukunya.

"Yoo.." bisiknya menyenggol lengan Yoojung yang duduk tepat di samping kanannya. Yoojung sedikit terperanjat, menoleh dan mengangkat kedua alisnya. Hyena berbisik kembali, "ada masalah?"

Yoojung menggeleng cepat. Dijawab ada masalah pun sebenarnya Yoojung tak yakin apa masalahnya.

Pagi tadi saat bangun tidur ia terlonjak kaget melihat Sehun duduk di atas ranjang memperhatikannya tidur. Itu berarti jangan-jangan ia menghabiskan malam bersama Sehun.

Di atas ranjang.

Yang membingungkan, Sehun tidak telanjang, pun dirinya. Mereka masih lengkap mengenakan pakaian mereka. Itu berarti tidak ada yang terjadi.

Tidak ada? Yoojung ragu. Bangsat satu itu menyebalkan sekali tiba-tiba mengunci mulutnya tak berbicara sedikitpun ketika ia bertanya. Satu kalimat yang ia dengar dari Sehun pagi itu hanyalah, "aku pulang dulu, Yoojung-ssi."

Hanya itu. Titik.

Sialan.

Yoojung curiga jikalau Sehun macam-macam padanya semalam saat ia mabuk. Bodoh sekali ia mabuk bersama Sehun padahal sebenarnya ia tak kuat minum banyak.

Fakta yang ia ketahui pagi tadi, pakaiannya masih utuh. Itu saja. Ingatannya kejadian semalam seperti coretan abstrak pada whiteboard yang kemudian dihapus. Meskipun ia merasakan sesuatu aneh pada tubuhnya, seperti rasa janggal di bagian bawah tubuhnya, gadis itu menolak untuk percaya.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya bergumam pada diri sendiri. Hyena mendengarnya dan menoleh. Ia penasaran.

"Yoo.. kau baik-baik saja?"

Yoojung menoleh sekali lagi. Tersenyum tipis dan mengangguk. Hyena menghela nafas berharap Yoojung memang benar baik-baik saja.

Yoojung kembali menjelajah dalam ruang ingatannya. Mencari kemana ingatan semalam pergi. Ia harus tahu untuk memastikan bahwa apa yang ia khawatirkan tidak benar-benar terjadi.

Akhirnya ia memutuskan satu alternatif. Ia harus pergi ke dokter memeriksa apakah ia masih perawan.

***

Yoojung memiliki kenalan seorang dokter. Dia cantik seperti bidadari. Kak Taehee dengan ramah tersenyum hangat menatap Yoojung yang duduk di hadapannya.

Gadis di hadapannya itu nampak nyaris menjatuhkan rahangnya. "Kakak tidak salah periksa kan?"

Taehee tersenyum khawatir. Sesuatu pasti terjadi. "Siapa yang melakukannya? Apakah kau tidur dengan seseorang yang tidak kau harapkan? Maksudku, ini adalah pengalaman pertamamu dan seharusnya kau menyadarinya sendiri, tapi kau sampai memeriksa kesini. Apakah itu berarti.."

"Ah tidak, eonni. Jangan khawatir." Sela Yoojung, namun kemudian ia bergumam, "jadi dia benar-benar melakukannya padaku malam itu?" Yoojung terlihat tak percaya. Namun sejurusnya kemudian ia mengeraskan rahangnya, rasa kesal dan emosi memuncak begitu saja. Tangannya mengepal erat.

Bajingan sialan itu. Akan kubunuh dia!

***

Asisten Sehun, Kang Daniel dulu pernah memberikan kartu namanya pada Yoojung juga kartu nama Sehun. Dengan langkah berselimut emosi, Yoojung datang ke perusahaan Sehun.

Perusahaan yang besar ini tentu sangat ramai. Ia baru hendak melangkah menuju meja resepsionis, dari arah selatan gerombolan orang dengan balutan jas resmi berjalan beriringan. Mereka para petinggi perusahaan.

Salah satunya yang berjalan paling depan adalah si sinting Oh Sehun itu.

Yoojung tersenyum miring lantas berteriak lantang mengundang atensi seluruh karyawan di sekitarnya. "Yaa, Oh Sehun!" Teriaknya memakai banmal.

Persetan dengan nilai moralnya. Khusus Sehun tak ada lagi moral yang harus ia berikan. Dia bukan manusia. Sehun itu binatang. Sialan.

Para petinggi perusahaan termaksuk Oh Baekho, kakek Sehun yang berdiri di sebelah Sehun berhenti berjalan. Semua perhatian berpusat pada Yoojung. Mereka kompak bertanya siapa gadis galak yang masuk dalam perusahaan mereka seenaknya.

Sehun menaikkan sebelah alisnya. Yoojung melangkah mendekat dengan langkah lebar. Tasnya berayun dalam pegangannya. Dengan mengerahkan seluruh tenagannya pada tangannya, ia memukul kepala Sehun keras dengan tas miliknya.

Seluruh karyawan membelalak kaget.

Siapa gadis yang berani memukul direktur mereka?

Salah satu petinggi perusahaan hendak memanggil security namun Sehun mengangkat tangan. Senyumnya terkembang menatap Yoojung.

"Kau!" Telunjuk Yoojung mengacung tepat di muka Sehun. "Kau itu bukan manusia. Kau itu hewan. Anjing gila, dasar bangsat." Umpatan itu membuat mata seluruh karyawan semakin membelalak. Terlebih kakek Sehun yang menatap bingung. Namun ia memilih diam memperhatikan cucunya dengan gadis entah siapa itu.

"Aku akan mengutukmu! Mengutukmu seumur hidupku, kau tahu!" Teriaknya. Nafasnya memburu lantaran emosi yang ia keluarkan.

"Dasar bajingan! Jangan pernah menemuiku lagi! Aku tak sudi melihat wajahmu lagi!" Teriaknya lagi. Selepas itu berbalik meninggalkan Sehun dengan sisa-sisa emosi yang menguar di udara.

Kakek Sehun berbisik pada cucunya. "Siapa gadis itu?"

Sehun tersenyum miring. "Calon ibu dari cucu kakek nanti."

***

Yoojung kembali pulang ke apartemennya. Ia menangis. Tangannya menatap pil yang diberikan Kak Taehee padanya.

Pil kontrasepsi agar ia tak hamil. Sialan sekali si brengsek itu. Yoojung menjatuhkan wajahnya di bantal. Menangis lama.

Tak pernah sekalipun ia merasa dipermainkan seperti. Ia bukan jalang. Rasanya ingin ia melapor ke polisi. Namun alasan yang ia miliki tidak kuat. Alih-alih gagal melaporkannya, ayahnya bisa tahu masalah ini.

Berbeda dengan mama yang mungkin akan berteriak heboh kegirangan. Ayahnya akan berubah bak beruang kutub yang marah ketika hibernasinya diganggu.

Yoojung menatap kembali pil pemberian Kak Taehe. Mengulang lagi apa yang dikatakan dokter cantik itu. "Kau harus meminumnya teratur. Jangan melewatkan sedikitpun jika kau tidak ingin hamil."




TBC.

Ilmuku sepertinya masih kurang. Kalau misal ada kesalahan silakan bagi2 ilmunya ya.. biar aku bisa memperbaiki karyaku menjadi lebih baik.

Dan, terkait pengalaman pertama "seharusnya dia ngerasa dong kalo udah di ituin cehun." , Aku paham kok, tpi ini cuma fiksi, jadi kubuat Yoo ragu. Oke :)

Gomawoooo udah baca tulisan aku yang bak kopi campur garem.. belum sempurna ini..

NO CHOICE | OSHWhere stories live. Discover now