20. Dingin dan Gelap

14K 915 25
                                    

"Ehemm!" Daniel berdeham sangat keras berusaha membuyarkan lamunan Sehun yang terus berputar di atas kursi ruang kerjanya. Semenjak keberangkatannya ke kantor di mana Daniel selalu menemani Sehun, kawannya itu tak henti-hentinya tersenyum aneh.

Daniel takut jika seandainya Sehun sudah tidak waras. Ah, kawannya memang tidak waras.

"Sesuatu terjadi?" Tanya membuat Sehun mendongakkan kepalanya menoleh menatap Daniel.

"Aku bermimpi indah semalam."

"Kau?"

Sehun mengangguk semangat. "Aku senang tak lagi memimpikan hal mengerikan itu. Yoojungie membuatku nyaman dan bermimpi indah semalam."

Daniel membuka mulutnya lebar, "jangan bilang Yoojung dan kau.. " ia mengangkat kedua tangannya membentuk huruf V dengan dua jari dan menggerakkannya.

"Dasar mesum!"

"Kau lebih mesum daripada aku!"

Sehun memutar kursinya lagi, kini menghadap pada dinding kaca yang menampakkan kota Seoul di siang hari. Senyum kembali mengembang, dan otaknya terus mengingat betapa manisnya malam dan pagi harinya.

Ia tak pernah menyangka semalaman hingga pagi menjelang ia dapat memeluk Yoojung sepuas hati tanpa mendapat amukan darinya. Itulah mengapa hari ini, sepulang dari kantor ia berharap Yoojung akan menyambutnya lagi.

"Berhenti tersenyum! Kau terlihat mengerikan, Hun!"

"Diamlah! Kau mengganggu fantasiku!"

***

Yoojung menggeliat pelan, membuka perlahan matanya dan seketika sinar matahari lembut menyambutnya. Begitu tersadar dari mimpinya, ia langsung teringat akan kejadian semalam. Lantas ia menolehkan kepalanya dan melihat sisi ranjang samping kanannya telah kosong.

Sehun sudah berangkat kerja.

Ia meloloskan nafas lega karena ia tak perlu gugup di pagi hari karena harus berurusan dengan godaan menyebalkan Sehun. Mengingat kejadian semalam membuat Yoojung mengerang.

"Bodoh!" Maki dirinya sendiri. Memukul ringan kepalanya atas kebodohan yang semalam ia lakukan, mendadak wajahnya merona merah mengingat pelukan hangat yang diberikan Sehun semalam.

"Aaakhh! Kau gila Kim Yoojung!"

Setelah bermenit-menit mengutuki diri di atas ranjang, akhirnya Yoojung memutuskan untuk melupakan kejadian semalam dan menganggapnya tak pernah terjadi. Melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan membersihkan diri. Ia menghabiskan waktu satu jam hanya untuk berendam di dalam bathtub dan sekali lagi kembali memikirkan kejadiab semalam.

Sehun bilang ia tak perlu lagi memikirkan dimana dan kapan mereka pernah bertemu sebelumnya. Kendati demikian Yoojung merasa ia berhak tahu dan mencoba dengan keras untuk mengingatnya. Namun selama satu berendam sembari berpikir keras, tak satupun ingatannya yang berisi memori tentang Sehun di masa lalu.

Ini aneh. Lalu mengapa Sehun memiliki foto mereka bersama saat kecil?

Yoojung menghela nafas panjang entah ke sekian kalinya pagi ini. Sembari mengeringkan rambutnya dan duduk di meja rias, Yoojung bersenandung kecil.

Kemudian, begitu ia meletakkan hairdryer kembali ke atas meja rias, ponselnya berdering. Tangannya meraih ponselnya yang sedari tadi memang tergeletak di atas meja rias. Disana tertera panggilan masuk dari Kak Suho.

"Halo?"

"Eoh, Jungie-a, kau dimana?"

"Di rumah, tentu saja. Ada apa?" Tanyanya sembari menyisir rambut hitam legamnya.

NO CHOICE | OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang