15. Forgotten

15.2K 1K 23
                                    

"Ada sesuatu yang tak kuketahui tentang Sehun."

Hyena mendongakkan wajahnya, mengalihkan pandangannya dari layar handphonenya. "Siapa?"

"Suamiku! Oh Sehun!" Yoojung kesal Hyena tak memperhatikannya. Mungkin efek kehamilannya ia menjadi sedikit lebih sensitif.

Hyena mendelik, menarik sudut bibirnya, tersenyum miring. "Oh, suami? Kau mengakuinya sekarang?"

"Tsk! Terus memang dia siapa lagi?"

Hyena menghendikkan bahunya. "Memang apa yang tak kau ketahui tentangnya? Yah, tapi wajar saja, toh, usia pernikahan kalian belum ada 2 bulan. Jangan khawatir, semakin lama kau pasti akan semakin mengenalnya lebih dekat."

"Bukan itu. Hanya..." Yoojung menghentikan kalimatnya. Hyena tak akan paham apa yang ia maksud.

"Terimakasih telah menyelamatkanku malam itu."

Kalimat itu terngiang kembali. Yoojung tak ingat malam mana yang dimaksud oleh Sehun. Baginya, tak ada pertemuan pertama lain selain hari dimana Sehun datang dan berkata dengan polosnya ingin menghamilinya.

Malam yang mana?

Yoojung benar-benar tak ingat. Bahkan ketidak ingatannya bukan dikarenakan ia menderita amnesia. Ia tak pernah mengalami kecelakaan seperti apapun yang membuatnya hilang ingatan.

Ini aneh. Yoojung merasa Sehun sepertinya salah orang. Mendadak kening Yoojung berkedut.

Astaga! Ini rumit sekali. Lucu sekali jika memang salah orang. Hah! Dan berarti Sehun salah menghamili orang?

***

Yoojung kembali di sore hari dan tidak mendapati Sehun di rumah. Tentu saja lelaki itu disibukkan dengan urusan perusahaannya. Direktur mana yang tidak sibuk, huh?

Oke, Yoojung bisa menjawab itu adalah Sehun. Pria mesum itu entah bagaimana dulu seperti pria kurang kerjaan yang datang-datang mengemis rahim kepadanya. Dan giliran sekarang misinya telah berhasil, pria itu telah kembali sibuk dalam dunia perusahaannya.

Bukan berarti Yoojung merasa kesepian, ia bahkan menarik nafas lega tidak melihat wajah menyebalkan itu. Namun Sehun berhutang banyak jawaban kepadanya.

Pertama yang paling terpenting adalah, apakah pria itu benar-benar mencintainya ataukah hanya sekedar menghamilinya demi mempertahankan kekuasaannya?

Kemudian pertanyaan penting kedua, kapan dan dimana tepatnya mereka pernah bertemu di masa lalu itu? Masa dimana disebut Sehun sebagai 'malam itu'.

Yoojung menghela nafas panjang. Matanya mengamati langit-langit kamarnya. Dia mulai mengandai-andai apabila dirinya saat ini masihlah mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsinya, tidak hamil, dan masih menikmati kegilaan masa mudanya bersama Hyena.

Mendesah panjang untuk kesekian kalinya, Yoojung memutar tubuhnya berbaring miring. Perlahan rasa kantuk menyerangnya hingga akhirnya ia jatuh terlelap dalam mimpi abstraknya.

Sehun datang larut malam dan segera   masuk ke dalam memeriksa Yoojung. Senyum terus mengembang seiring langkah kakinya mendekati sang istri yang tidur terlelap. Tak ingin membangunkan Yoojung, tangan Sehun lembut mengusap rambut hitam legam Yoojung. Mencium keningnya pelan kemudian memperbaiki selimut Yoojung, Sehun kembali melangkah pergi keluar kamar.

Meskipun kelelahan akibat aktivitas sibuknya di perusahaan tak lantas membuat Sehun ingin segera tidur. Masih ada beberapa berkas yang belum ia periksa. Kakinya berjalan lunglai menuju ruang kerjanya, merebahkan pantatnya di kursi dan menatap tumpukan berkas di atas meja.

NO CHOICE | OSHWhere stories live. Discover now