27. Puzzle

11.7K 853 32
                                    

Yoojung memegang gelas jus di hadapannya erat. Tak sedikitpun ia tertarik menenggaknya kendati ia sendiri yang memesannya. Daniel mengusap surainya frustasi. Ia telah mendengar seluruh pengakuan Yoojung dan sekarang ia tahu bahwa ia telah membuat kesalahan yang besar.

"Kupikir kau tak memiliki kakak perempuan. Maaf." Lirihnya resah. Sekarang apa yang harus ia perbuat? Ia sendiri yang saat itu mendapatkan permintaan dari Sehun untuk mencari gadis cilik berdasarkan foto usang yang Sehun berikan.

Namun ia tak pernah menyangka bahwa ia telah salah mencari orang. Sebuah kesalahan fatal yang pastinya akan menyakiti dua orang sekaligus. Daniel mengigit bibirnya keras.

"Jadi, kau sudah mendengar cerita dari masa laluku. Bagaimana kakakku meninggal dan bagaimana aku bisa kehilangan ingatanku. Sekarang bisakah kau menceritakan masa lalu Sehun sehingga semuanya menjadi lebih jelas?"

Kening Daniel berkerut. Penyesalan menyerangnya membabi buta. Harusnya saat itu ia juga memeriksa latar belakang Yoojung.

"Jadi, sebenarnya.." Daniel mencoba menceritakan semua yang ia tahu meski berat. Menarik nafas panjang mengambil seluruh ketetapan hati, saat ini adalah momen yang tepat atau bahkan sejujurnya terlampau terlambat untuk menceritakan semua masalah Sehun. "Sehun, dia memiliki trauma. Ia sangat takut dan membenci seluruh wanita."

"Tapi.. kenapa ia menikahiku jika ia memiliki ketakutan terhadap wanita?"

Pertanyaan itulah akhirnya menjadi pembuka bagi Daniel mulai bercerita mengenai masa lalu Sehun.

Flashback

Kau tahu apa yang paling menarik di taman pada senja hari? Bagi Sehun kecil, duduk di ayunan sembari menatap langit senja adalah hal paling menenangkan di masa itu.

Menginjak umur 7 tahun Sehun kecil telah kehilangan banyak waktu berharganya untuk menjadi bahagia. Kepergian mama setahun yang lalu, tepatnya ketika ia berumur 6 tahun menjadi awal perubahan sikapnya. Ditambah sosok ayah yang kemudian menjadi jarang menyisihkan waktu bersamanya.

Sehun bisa saja memberontak dan menjadi anak bandel di sekolah, mengingat sebelum perpisahan kedua orang tuanya terjadi dia adalah anak yang hiperaktif dan bahkan selalu membuat masalah di sekolah dengan bertengkar dengan kawan-kawanya.

Namun Sehun memilih untuk menutup diri. Ia terlalu banyak terluka dan berpikir tak ada lagi orang yang akan menyayanginya. Ia menjadi diam dan terus berpikir akan penyebab perpisahan kedua orang tuanya yang menyebabkan kepergian mama.

Berpikir bahwa ialah penyebabnya, sebab ia pikir ayah dan mama mulai membencinya karena ia nakal
Itulah mengapa akhirnya ia mencoba berubah berharap dengan perubahannya, ayah dan mama kembali bersama.

Sehun memainkan sepatunya di pasir membentuk garis abstrak sembari mengayun ayunan yang sedikit karatan sehingga menimbulkan derit ketika berayun. Namun ia lamunannya terhenti ketika seorang gadis seumurannya datang mengejutkannya.

"Orang-orang akan mengira bahwa kau korban bully jika memasang ekspresi seperti itu." Ucap gadis itu sembari menjatuhkan pantatnya di ayunan sebelah Sehun. Sehun tidak menjawab dan hanya menatap gadis tomboy di sebelahnya dengan ekspresi datar.

Meski Sehun nampak tidak tertarik meladeni gadis di sampingnya, sejujurnya ia sedikit penasaran siapa dia lantaran ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan gadis itu.

Dia tinggal di daerah sini?

Seolah tahu pertanyaan di benak Sehun, tangan gadis itu terangkat menunjuk satu arah, "rumahku lurus ke sana tepat di pertigaan jalan. Kau akan melihat pagar putih dan di sanalah rumahku." Jelasnya.

NO CHOICE | OSHWhere stories live. Discover now