d

27.6K 5.5K 1K
                                    

2.20PM



Hari udah berganti, sekolah juga berjalan kayak biasanya, nggak ada yang aneh. Cuma, tadi pagi anak-anak udah pada ribut karena lampu sekolah mendadak pecah, untung aja akses masuk cahaya matahari banyak.

Hyunjin juga mulutnya licin banget, ceritain kejadian kemarin sampai ke semua kelas. Mana hiperbolanya kebanyakan lagi, padahal kemarin udah lemes kayak keripik basah.

Sekarang Jeira lagi lihatin beberapa murid kelas 2 yang lagi ngumpul dikantin dengan papan ouija. Dia tau, tau banget pasti mereka mau mancing mahluk halus buat muncul.

"Eh, Jei." sapa Jaemin sambil nepuk pundak Jeira. Jeira yang lagi bersender di depan pintu kantin sambil lihatin gerombolan pendosa cilik itu terpaksa noleh ke Jaemin.

"Apa?"

Jaemin garuk kepalanya canggung, "Ini, maaf ya kemarin gua lancang panggil pakai 'Ra'. Nggak suka ya?"

"Iya."

Lagi-lagi jawaban Jeira kurang memuaskan bagi semua orang. Jaemin kan agak tertancap, setidaknya tanya kek dia tau dari siapa, eh si eneng malah jawab tanpa basa-basi.

"Gua tau dari Renjun, kemarin dia bilang." kata Jaemin walaupun tanpa ditanya sama Jeira. Jeira diam, antara kaget sama nggak perduli. Lagian ngapain juga Renjun ngasih tau ke temennya DAN darimana juga Renjun tau?

Apa ekspresi gue ketara banget ya? -jjr

Jeira cuma ngangguk buat respon ucapan Jaemin. Tapi lagi-lagi Jaemin ngerasa nggak puas sama jawaban Jeira, rasanya dia belum pengen minggat sebelum dengar Jeira ngomong panjang. Abis dia kayak ngobrol sama tembok.

"Haechan demam, dia nggak dateng sekolah."

"Terus?"

"Ya nggak ada, bilang aja."

"Oh."

Jaemin gigit tangannya sendiri karena kesel sama jawaban Jeira. Dia ngikutin arah pandang cewek itu, "Ngapain liatin mereka main begituan?"

"Biar nanti kalau kesurupan massal ada yang laporin ke guru." jawab Jeira. Matanya tetap fokus ke arah anak-anak itu.

"Jei, Lu—"

"Kata Kak Aeri, coklat kemarin enak." potong Jeira sebelum Jaemin ngeluarin kalimatnya. Dan bagus, kalimat Jeira sukses bikin Jaemin diam dan mesem-mesem sendiri.

Jeira sama Jaemin balik fokus ke temen mereka yang lagi main papan ouija disana. Nggak tau deh sejak kapan Jaemin milih buat ikutan ngitilin.

"AH! GUA BILANG JUGA APA, NGGAK ADA TUH YANG MUNCUL." teriak salah satu anak disana sambil banting papan ouijanya.

"Nggak seru banget ini pada setannya, pengecut, mana mahal lagi papannya."

"Udahlah, beraninya mereka masuk ke badan orang doang kalau lagi gabut. Giliran ditantang gini, nyiut."

Jeira gigit bibirnya gugup karena dengar kalimat-kalimat tajam yang dikeluarin sama mereka. Serius deh, kata seniornya, juga kata diri dia, dan kata Mark. Jangan pernah ngomong kasar ditempat yang ada penghuninya, bahaya.

"Kalau mau didatangi, coba main sendiri-sendiri saja."

Kalimat yang keluar dari salah satu anak disana sukses buat suasana jadi tegang. Senyuman sinis di bibirnya, tatapan tajam nusuk jiwa, dan air muka yang pucat.

eclipse; haechanWhere stories live. Discover now