e

21.7K 4.7K 1.3K
                                    

10.23AM










3 hari Jeira menetap dirumah dan nggak masuk sekolah, jujur aja sebenarnya dia udah 70% sembuh cuma ya gitu deh hehehehe.

Apalagi kalau Haechan kunjungin, pasti pura-pura sakratul maut. Nggak ngerti juga kenapa dia bisa kayak gitu.

Kalau untuk masalah Jaehyun, dia belum bicara sama Mark karena Mark terus menghindar. Pasti kalau Mark diajak ketemuan langsung deh, berasa kayak mau meeting sama presiden.

Untuk kalung, masih belum jelas keberadaan generasi selanjutnya. Yang jelas, Jeira sama Jaehyun habis-habisan kena semprot sama Nenek mereka tapi ya begitu, katanya nanti diusahakan untuk pelindung yang baru.

Makanya Jaehyun tiap malam berdoa supaya Jeira nggak sembuh biar jadwal mereka nggak bentrok, jahat memang tapi mau gimana wong Jeira mau-mau aja diajakin doa bareng.

Jeira lagi bungkus dirinya dalam selimut karena dia ngantuk.. Ya beneran ngantuk, bukan karena demam. Suara pintu kamarnya kebuka terdengar dan hal itu masih nggak mampu untuk bikin Jeira pindah posisi.

"Kak, tutup lagi pintunya." kata Jeira dengan agak teriak karena takut ucapannya kehalang selimut.

"Ada temen, nih."

Jeira diam sambil menerka kalau itu Haechan atau bukan, habis kemarin Haechan nggak jenguk dia soalnya latihan futsal katanya. Terus sambung bantu Jaemin dengan segala permaksiatannya ke Sehun.

Lagian ini masih jam sekolah.

"Nggak niat sambut tamu?"

Suara itu sukses bikin Jeira merinding dari ujung kaki ke ujung kepala. Mungkin dia yang lagi stress atau pikirannya memang lagi nggak bener, intinya dia berharap apa yang di pikirannya itu nggak terjadi.

"Akhirnya ketemu juga Kakak sama si Renjun Renjun itu, ya." ucap Jaehyun yang diakhiri dengan tawa ringan.

Jeira otomatis singkap sedikit selimutnya dan duduk sambil lihat Renjun yang bersender di depan pintu dengan baju kasualnya.

"Kok?"

"Kakak tinggal ya, jangan kamu habisin loh Renjunnya. Nanti malah keenakan." kata Jaehyun sambil nutup pintu.

Renjun jalan dekatin kasur Jeira dan narik kursi untuk duduk di dekat situ. Jeira masih speechless banget banget banget, dia nggak nyangka dan nggak bakal pernah nyangka aja seorang Huang Renjun bakalan pijakin kaki kerumah dia.

"Diam, I have a lot things going on in my mind." kata Jeira sebelum Renjun ucapin sesuatu.

"Gua cuma punya satu pertanyaan, sih. Tapi take your time buat mikir."

Jeira ngulum bibirnya gugup, dia bingung mau nanya atau bilang apa duluan ke Renjun. Otak dia bener-bener penuh sama pertanyaan tapi nggak ada satupun yang bisa dia rangkum untuk ditanyakan.

"Ah lama," keluh Renjun karena Jeira nggak kunjung buka suara. "Gua nggak papa, aman terkendali semuanya."

"Nggak ada yang khawatirin lo." jawab Jeira dan langsung disambut sama dengusan kesal dari Renjun.

"Gua memang ditarik sama salah satu dari mereka dan hampir mati tapi beruntung dia nggak sekuat itu." jelas Renjun.

"Kenapa mereka tarik lo?"

"Gua yang undang, lagian rencana kita waktu itu belum mateng. Jadi agak marah kayaknya mereka."

Jeira anggukin kepalanya pelan, dia sebenarnya udah punya pikiran mereka bakal marah tapi ketika beneran terjadi dia tetap aja kaget.

eclipse; haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang