07. Get Well Soon

5.7K 457 26
                                    


***

Ada alasan mengapa Valerie tidak beranjak dari tempat tidur meskipun dirinya sudah terbangun sejak setengah jam lalu.

Salah satunya karena ia enggan berlalu dari momen ini. Momen di mana ia membuka mata dan mendapati wajah suaminya yang berhadapan dengannya, nyaris tanpa jarak. Membuat Valerie bisa merasakan hangatnya hembusan napas milik suaminya itu.

Belum lagi rasa nyaman dari kedua tangan yang begitu posesif mendekapnya.

Dua hal itu seakan mampu memakunya untuk terus berada di tempat tidur tanpa ada rasa keinginan untuk bangun sedikitpun.

Valerie memandang lekat wajah damai milik suaminya itu. Sejak tadi terus saja dipanjangi olehnya wajah itu tanpa henti.

Wajah itu masihlah sama dengan wajah yang ditemuinya 8 tahun lalu. Nyaris tidak ada yang berubah meskipun telah banyak tahun terlewati sejak hari itu. Semua masih sama, rahang kokoh itu masih saja membuatnya berdecak kagum, hidung mancung itu masih saja membuatnya terpesona tiap kali menatapnya, belum lagi sepasang bola mata coklat kopi dan senyuman manis yang bisa membuat dunianya runtuh dengan seketika jika tidak sehari saja melihatnya.

Valerie mengusap sebelah pipi suaminya lembut, membuat sang pemilik pipi itu lamat-lamat membuka matanya. Menggeliat, mempererat pelukannya pada pinggang Valerie.

"Mas, udah siang"

"Hmm, masih ngantuk, nggak mau bangun"

Valerie terkekeh pelan, rengekan suaminya itu terdengar begitu menggemaskan baginya.

"Nanti telat ngantor loh"

"Nggak usah ngantor, kamu juga, kita bobo seharian"

Alvand mengucapkan itu dengan kedua mata yang masih terpejam, kembali membuat Valerie hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Nggak, nggak bisa gitu, kalau mas nggak mau ngantor it's okay, mas Al istirahat aja, tapi aku akan tetap ngantor"

Mendengar ucapan istrinya, Alvand palah semakin mempererat pelukannya, mengunci tubuh Valerie supaya miliknya itu tidak akan ia tidak bisa kemana-mana. Lalu tanpa permisi diciumnya bibir mungil itu beberapa kali.

"Kamu nggak akan bisa lepas" bisik Alvand tepat di sebelah telinga Valerie, membuat Valerie bergidik geli karena suaminya itu sempat menggigit lembut ujung telinganya.

Valerie memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan yang diberikan suaminya, termasuk saat lelaki itu menciumi tengkuknya .

Tak bisa dipungkiri jika saat ini dirinya merasa sangat bahagia, setiap perlakuan yang diberikan oleh suaminya selalu saja membuat Valerie merasa sangat diinginkan.

"Yakin nggak mau ngantor?"

"Mau, tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Mandiin"

Valerie tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkekeh karena sikap manja sang suami, namun meski begitu, akhirnya ia mengangguk dan membuat lelaki itu tersenyum girang.

"Sayang, ayo" tiba-tiba saja lelaki itu sudah bangkit dan berada di ambang pintu kamar mandi, membuat Valerie menggelengkan kepalanya, berniat untuk bangkit.

Namun hal itu langsung diurungkan olehnya saat menyadari sesuatu,

"MAS AL DI MANA BAJU AKU?"

"Hehe, nggak tau sayang, cari aja, mungkin di kolong. Semalam panas jadi aku lepas "

Valerie menenggelamkan wajahnya dalam selimut, menyembunyikan wajahnya yang merah padam.

Antara menahan amarah dan merasa malu.

 Sᴇᴄʀᴇᴛ Wɪғᴇ (END)Where stories live. Discover now