21. The Secret Wife (epilog)

13.7K 600 45
                                    

Hello, that’s sepecial for you! so Happy reading, hope you enjoy it!

***

Perempuan itu duduk di pinggir ranjangnya. Kedua bola mata coklatnya masih terfokus pada layar ponselnya, sejak satu jam lalu.

Entah sudah berapa kali panggilan ia tujukan kepada nomor ponsel milik suaminya, namun hingga saat ini, tidak ada satu pun panggilannya yang mendapat respon dari lelaki itu. Panggilannya diabaikan juga beberapa kali ditolak.

Perempuan itu menghela napas berat.

Suaminya memang telah mengatakan jika malam ini ia akan lembur di kantor, namun entah mengapa perasaannya mengatakan tidak demikian. Terlebih dengan sifat lelaki itu yang kembali aneh belakangan ini. Suaminya itu mulai jarang pulang ke rumah, selalu beralasan pekerjaan kantor untuk terlambat bahkan samapai tidak pulang.

Apa jangan-jangan….

Alara menggelengkan kepalanya, tidak mungkin ia akan mengalami hal yang sama , ia tidak siap untuk merasakan perih yang sama. Lelaki itu telah melepaskan Valerie di depan matanya sendiri, lelaki itu juga sudah berjanji  jika setelahnya hanya akan mereka dan kebahagiaan, lelaki itu telah berjanji untuk tidak akan ada lagi dusta dan luka di antara keduanya.

Tidak akan ada lagi Valerie diantara keduanya.

Namun bagaimana jika ada perempuan lain lagi di antara mereka? Perempuan yang berhasil membuat lelaki itu nyaman meninggalkan rumahnya.

Sekali lagi perempuan itu menggelengkan kepala.

Ia tidak boleh berprasangka buruk, terlebih kepada suaminya, lelaki yang sangat ia cintai.

Tapi sialnya tetes-tetes itu sudah lebih dahulu jatuh dan membasahi kedua pipinya.

****

Valerie sudah lebih dahulu berbaring di atas ranjangnya.

Perempuan itu tersenyum, sambil menatap ke arah lelaki yang sedang mengganti pakaiannya itu.

"Kau suka sekali ya melihatiku seperti ini?" senyum menggoda dari suaminya itu langsung membuat Valerie memalingkan wajah, memeluk guling untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.

"Aku juga suka melihatmu seperti  ini sayang, sangat manis"

Tiba-tiba saja lelaki itu sudah berbaring di sampingnya, memeluk pinggangnya dengan posesif sambil menciumi tengkuknya.

"Lepas mas, jangan memelukku seperti ini, mas tidak lupa kan jika aku sedang hamil?"

"Tentu saja aku ingat, tapi tetap sulit bagiku sayang, tubuhmu itu ibarat candu"

Valerie memutar posisi tubuhnya, membuat keduanya saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

Valerie memandang dengan lekat setiap lekuk dari wajah milik suaminya itu, tidak pernah ada rasa bosan walau sudah sangat sering ia memandanginya, justru sebaliknya, ia selalu ingin memandangnya lagi dan lagi, setiap waktu tanpa lepas sedikitpun.

"Kau sedang menggodaku, sayang? Atau aku bertambah semakin tampan?"

Valerie hanya tersenyum lebar, mencubit sebelah pipi suaminya pelan.

 Sᴇᴄʀᴇᴛ Wɪғᴇ (END)Where stories live. Discover now