09. Selamat ulang tahun, istriku

4.9K 501 42
                                    

***

Valerie melambaikan tangan pada Reinaldo saat mobil lelaki itu mulai melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam lamanya bisa sampai di rumahnya dengan selamat.

Beruntung hari ini hari minggu, sehingga ia tidak perlu pergi ke kantor dan bisa beristirahat di rumah.

Rasanya masih sulit dipercaya, saat untuk pertama kalinya Valerie merasa senang dengan pertemuannya dengan Reinaldo. Dan yang lebih sulit dipercaya lagi, Valerie sempat berharap agar ada lagi hari-hari menyenangkan bersama lelaki itu.

Satu hal yang baru Valerie pahami tentang lelaki bernama Reinaldo Itu, dibalik bekunya, dibalik sikap arogannya, terdapat satu sisi yang sangat jarang lelaki itu tunjukan pada dunia. Dan meskipun Valerie tak tahu apa alasannya tapi ia merasa senang karena menjadi salah satu orang yang bisa melihat sisi lain itu.

Ketika sampai di depan pintu kamar, Valerie segera merogoh tasnya untuk mengambil kunci, namun ketika Valerie baru memasukan kunci itu pada tempatnya, pintu itu terdorong perlahan.

Pintu itu sudah tak lagi terkunci.

Padahal Valerie ingat betul jika kemarin ia telah mengunci pintu kamarnya.

Itu artinya...

Valerie mendorong pintu kamarnya dan membuatnya terbuka dengan sepenuhnya. Dan apa yang didapatinya membuatnya membeku dengan seketika.

Kamarnya telah disulap menjadi sangat indah. Ratusan kelopak mawar tersusun di lantai membentuk gambar hati yang di dalamnya terukir namanya.Langit-langit juga didekorasi dengan ornamen berbentuk bintang-bintang kecil yang membuatnya tampak seperti langit sungungguhan. Sangat menakjubkan.

Air mata Valerie menetes, rasanya ia sangat bahagia mendapatkan ini semua, namun juga sesak saat melihat seseorang yang tengah berbaring di atas ranjang.

Suaminya.

Valerie mendekat, perempuan itu menggigit bibirnya dengan kuat-kuat, berusaha sebisa mungkin agar tidak terisak.

Namun, ketika sampai tepat di samping Alvand, isak lirih itu akhirnya lolos juga. Terlebih, ketika Valerie melihat wajah suaminya yang sangat pucat.

Dengan tangan yang gemetar Valerie menempelkan telapak tangannya pada dahi suaminya, membuat Valerie bisa merasakan betapa dinginnya tubuh lelaki itu.

Suaminya jelas sedang sakit, dan itu artinya, dalam keadaannya yang sedang tidak sehat lelaki itu masih sempat menyiapkan semua ini untuknya?

Dan sebagai seseorang yang hendak diberi kejutan, bukannya pulang ke rumah , ia malah menginap di vila bersama lelaki lain, membuat apa yang telah dikerjakan lelaki itu dengan susah payah akhirnya sia-sia.

Tidakkah ia telah menjadi seorang istri yang buruk?

Isakan Valerie yang semula kecil kian lama mulai tak terbendung,membuat seseorang yang tengah berbaring itu menggeliat, membuka matanya dengan perlahan-lahan.

"Sa-yang?"
Valerie berusaha untuk tersenyum ditengah derasnya untaian air mata saat suaminya memanggil lirih. Kemudian ia menaikkan selimut suaminya hingga sebatas dada saat melihat lelaki itu tampak menggigil.

Valerie benar-benar sudah tidak mampu untuk berkata-kata. Bibirnya terasa kelu. Sekujur tubuhnya terasa ngilu, seakan ikut merasakan sakit yang saat ini sedang suaminya rasakan.

"Jangan-nangis" sebelah telapak tangan besar itu mengusap pipi Valerie lembut, menyapu setiap tetes yang terus berjatuhan di atas pipi mungil itu.

"Maaf.." ucap Valerie dengan lirih.

 Sᴇᴄʀᴇᴛ Wɪғᴇ (END)Where stories live. Discover now