Part 15

324 25 0
                                    

Jangan terlalu berharap lebih pada suatu hal karena akhirnya harapan yang berlebih itu justru lebih menyakitkan jika tidak sesuai ekspektasi.

Malam Minggu telah tiba, kebanyakan remaja biasanya keluar bersama sang kekasih untuk menikmati indahnya suasana di malam hari.

Seperti saat ini contohnya, Thalia yang sudah senang kelewat batas karena tiba-tiba mendapat telepon dari Jhonson yang mengajaknya mengunjungi pasar malam, seketika harus menahan kekesalan karena kencan pertama mereka di malam hari tidak seperti yang dia bayangkan.

Apa tidak bisa Jhonson sekali saja lepas dari tatapan nya ke ponsel dan bersikap biasa ketika mereka sedang berdua layaknya remaja yang sedang berpacaran.

Lihat saja, betapa hebatnya dia bisa berjalan tanpa tersandung ataupun menabrak seseorang di sekitarnya. Padahal matanya sedang fokus menatap layar ponsel dengan sangat serius.

"Jho, sebenarnya kita kesini itu mau ngapain sih?"

"Ya jalan-jalan lah."

"Beneran Jalan-jalan apa mau nyari tempat baru buat main game?"

"Sekalian aja, gue kesel tadi pas lagi main tiba-tiba kalah, padahal sebentar lagi gue rusak benteng mereka."

"Kalau gitu bisa nggak mainnya nggak usah sambil jalan gini, malu tau dilihatin banyak orang."

Memang betul, sejak dari tadi mereka banyak mendapat tatapan yang Thalia sendiri pun tak bisa mengartikan nya. Apa karena melihat Jhonson yang berjalan sambil menatap layar ponsel atau menatapi Thalia yang berjalan bersisian dengannya?

Namun ucapan Thalia ternyata tidak berpengaruh bagi seorang Jhonson, dia terus saja menatap layar ponsel yang seolah jika satu detik dia berpaling maka ponsel itu akan hilang.

Kesal kembali di cuekin oleh Jhonson, Thalia memilih membuka ponselnya juga. Bukan ingin bermain permainan seperti Jhonson, jujur Thalia tidak ahli bermain sambil berjalan seperti itu. Dia hanya mengecek apa ada chat dari teman-temannya.

Ketika sedang sibuk memperhatikan layar, tiba-tiba bahunya berbenturan dengan seseorang yang membuat Thalia berhenti dan langsung memalingkan wajahnya untuk melihat seseorang itu dan ternyata dia.

"Kevin?"

"Eh Thalia?"

"Lo beneran Kevin si mata empat sahabat gue waktu SMP itu kan?"

"Lo beneran Thalia si jomblo galak gue itu kan?"

"Anjir, ini beneran Lo. Sumpah gue nggak nyangka ketemu disini. Eh sorry ya sekarang gue udah nggak jomblo lagi."

"Wkwk, seriusan? Emang ada yang mau sama lo yang galak ini?"

"Enak aja, gini-gini juga gue itu banyak yang naksir tau. Buktinya dulu juga lo naksir gue kan?"

"Gile lo masih inget aja, tapi gue agak nyesel dulu naksir sama lo."

"Wah sialan emang lo ya, berani-beraninya ngomong gitu."

"Gue nyesel kenapa harus suka sama lo dulu bukannya Miya. Eh."

"What? Lo masih suka sama Miya, sampe sekarang? Luar biasa mas bro."

"Iya nih, susah move on gue sis."

Mereka tertawa menertawakan obrolan mereka sambil melepas rindu yang sudah lama terpendam. Bercerita sambil berjalan ternyata menguras sedikit tenaga. Alhasil mereka mampir ke stand penjual minuman dan memesan dua jus mangga kesukaan mereka.

"Tha, lo udah move on emang?"

"Pertanyaan macam apa itu?"

"Iya kan gue nanya doang."

Gamers Couple [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang