Part 20

328 17 2
                                    

Sudah hampir 30 menit Thalia dan Jhonson mengelilingi sebuah mall di pusat kota, namun tidak ada barang yang dibeli satupun. Mereka pun tidak terlihat layaknya orang pacaran, mereka berjalan tidak beriringan. Thalia yang memimpin, sedangkan Jhonson memilih memainkan ponselnya. Kalian pasti tau apa yang cowok itu lakukan, apalagi jika bukan bermain game.

Keahliannya bermain game sambil berjalan tentu tidak di ragukan lagi, karena ketika Thalia dan Jhonson berada di pasar malam waktu itu, Jhonson pun melakukannya.

Namun, sesekali Jhonson menatap ke depan dimana Thalia berada. Dia ingin memastikan bahwa gadisnya itu masih berada dalam jangkauannya, Jhonson tak ingin kejadian di pasar malam itu terulang lagi.

Padahal dia sendiri sekarang terlalu sibuk dengan ponselnya seperti di pasar malam waktu itu, dia tidak menjadikannya sebuah pelajaran atas apa yang pernah dia alami.

"Jho, udah. Ayo pulang!" Jhonson tersentak tatkala Thalia sudah berdiri di sampingnya dan berbicara tepat di dekat telinganya.

"Ish Tha, bisa nggak sih ngomongnya nggak usah deket banget gitu. Gue nggak budek kok. Tuh kan jadinya Hero gue kalah. Kalau kalah kali ini, udah pasti rank gue bakalan turun. Sialan emang. Mana rank gue udah susah-susah gue naikin." Jhonson awalnya terkejut dengan suara Thalia yang sedikit agak keras menelusup ke dalam indera pendengarannya, karena kesal tanpa sengaja dia memprotes pada Thalia.

Raut wajah Thalia berubah sedikit terkejut, baru kali ini dia dimarahi oleh Jhonson di tempat umum hanya karena game dan parahnya Jhonson lebih mementingkan game itu.

"Oh ya udah." ucap Thalia singkat. Thalia kembali berjalan mendahului Jhonson. Jhonson yang masih mengumpat tidak menyadari bahwa Thalia sudah tidak ada di sampingnya. Setelah beberapa menit tersadar, barulah Jhonson langsung segera menyusul Thalia dan menyimpan ponselnya di balik sweater yang dia kenakan.

Tapi ternyata dia kalah cepat, gadis itu sudah tak terlihat lagi. Padahal tadi dia masih sempat melihat tas punggung gadis itu. Jhonson kehilangan jejaknya. Frustasi, dia mengacak rambutnya. Terulang lagi untuk kedua kalinya.

"Kok gue bego banget sih. Sial, gue tadi keceplosan bentak dia."

*****

Seorang gadis yang sedang duduk dekat jendela terus saja menghela nafasnya berulang kali. Di tarik, di hembuskan. Di tarik, di hembuskan. Kenapa dadanya serasa sesak, padahal dia tidak punya riwayat penyakit asma.

Sesekali gadis itu melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja, menunggu seseorang yang akan mencari keberadaannya. Mood dia untuk bermain game sudah hilang, padahal jika sedang duduk santai begini Thalia akan memanfaatkan waktunya untuk bermain game. Apalagi di tempat makan dengan fasilitas WiFi gratis seperti sekarang.

Tadi setelah Thalia dibuat kesal oleh tingkah Jhonson yang terlalu fokus dengan ponsel bahkan seperti tak menghiraukan keberadaan Thalia di depannya, ajakan pulangnya pun tidak Jhonson hiraukan. Thalia mengakui bahwa dia juga salah sudah mengagetkan Jhonson.

"Gue cuman pengen pacaran kayak orang lain, tanpa harus terus-terusan berpaku pada layar ponsel masing-masing." Thalia bergumam pelan agar tidak ada orang lewat yang mendengar.

Bukan Thalia tidak suka jika Jhonson bermain game, dia biasa saja dan tidak pernah melarang kekasihnya itu untuk berhenti bermain game online itu.

Tapi setidaknya Jhonson harus tahu waktu. Ini sudah kedua kalinya Thalia merasa dirinya hanya orang asing bagi Jhonson, dia dekat namun terasa jauh. Apalagi di tempat keramaian.

Fokusnya Jhonson pada ponsel lebih besar dibandingkan pada kekasihnya sendiri. Thalia jadi ingin tahu seberapa kuat mantan-mantan Jhonson yang dulu melihat cowok itu gamers sejati.

Gamers Couple [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang