Part 27

300 12 0
                                    

Semenjak mengetahui bahwa Lala si gadis polos menjadi sasaran Leon untuk menguntit mereka, Miya dan Kevin yang memang sangat mengetahui siapa Leon di masa lalu terlihat marah besar.

Selepas mereka pergi dari kantin, Kevin dan Miya berniat mencari tahu penyebab Leon terus saja mengusik kehidupan mereka. Entah kenapa mereka berfikiran ada hal lain yang membuat Leon seperti ini.

Hari ini memang keberuntungan bagi mereka, bel tanda pulang tiba-tiba saja berbunyi menandakan berakhirnya kegiatan belajar mengajar walaupun belum pada waktunya. Pasti akan ada rapat mendadak mengenai kegiatan pertandingan persahabatan yang di adakan beberapa minggu lalu.

Selain lebih teliti mencari siapa sang pemenang di setiap cabang perlombaan, pertandingan ini menjadi penentu untuk mengikuti PON yang akan diadakan tahun depan. Pemenang di setiap cabang olahraga akan di pilih untuk mewakili daerahnya dan akan kembali di seleksi bersama daerah lainnya untuk mewakili provinsi DKI Jakarta.

Tidak ada yang mengetahui misi Miya dan Kevin, karena mereka tidak ingin lebih merepotkan yang lainnya. Mereka sadar bahwa awal mula kejadian ini karena kisah mereka bertiga yang di masa lalu. Sebut saja cinta segitiga antara Kevin, Miya dan Leon.

Keterlibatan teman-teman yang lainnya membuat mereka berdua  tidak enak hati, apalagi ketika Leon juga mengincar Thalia dengan alasan dendam karena tidak menyetujui hubungan Miya dan Leon. Tapi Kevin menyadari satu hal bahwa alasan Leon mengincar Thalia bukanlah itu, sebab yang ia ketahui Leon adalah tipe orang yang tidak perduli akan pendapat orang lain, Kevin yakin ada hal lain yang Leon maksud.

"Surganya anak sekolah ya ini," celetuk Bimo ketika mereka semua sedang berjalan ke arah parkiran.

"Waktunya mabar ini," timpal Darrel.

"Kuy!" balas Thalia dan Jhonson bersamaan. Tolong jangan lupakan kecintaan mereka terhadap game meskipun pada situasi seperti ini.

"Wah asyik nih, gue ikut ah" kata Beni.

"Apaan lo? Mau ikut? Plis deh lo main cacing aja masih sering nabrak dan sekarang mau ikut mereka? Lo nggak tau sih apa yang mereka mainin?" ujar Tito

"Gue yakin mereka juga suka main cacing, iya kan?" tanya Beni.

"Sorry nih ya, kalau gue lagi mau naikin rank. Mau ikut lomba, lumayanlah uangnya," timpal Darrel.

"Alah so iya lo, main sama gue aja kalah terus," celetuk Jhonson.

"Anjir lo mah udah tahap senior sama Thalia. Nah gue kan masih junior."

"Kalau main cacing sama gue aja, kita mabar," sahut Bimo.

"Ah Bimo, lo emang so sweet deh, aku kan makin sayang." Beni bergelayut manja di tangan kiri Bimo, dengan mata bulatnya yang sengaja di kedip-kedipkan.

Dengan tangan kanannya , Bimo mencolek-colek pipi dan dagu Beni. "Uluh uluh kok kamu makin gemesin sih."

2B yang menggelikan.

"Ember mana ember, pengen muntah gue." Dengan gaya di buat-buat, Tito seperti mencari-cari dimana keberadaan ember.

"Emang kurang sehat mereka," ucap Erik pelan.

Thalia menatap Geli ke arah Beni dan Bimo yang saat ini seperti sepasang kekasih, tak ingin lama-lama melihat Thalia lebih memilih memalingkan wajahnya dan berhadapan dengan Miya juga Lolita. "Kalian berdua temenin gue ya, nggak enak gue kalau cewek sendiri," ujarnya.

"Gue always nemenin lo selama ada Reno." Untuk Lolita apapun yang berkaitan dengan Reno dia akan selalu siapa sedia.

"Dasar bucin," cibir Miya.

Gamers Couple [Slow Update]Where stories live. Discover now