Part 33

191 13 7
                                    

"Jho? Solo? Mabar?"

"Solo."

"Mabar yok."

"Ogah."

"Sama pacar sendiri juga."

"Tanggung Thalia."

"Bilang aja lo takut kalah."

"Enak aja, inget ya gue itu lebih jago dari lo."

"Alah ngucap doang, nyatanya lo pernah kalah dari gue."

"Itu lagi nggak hoki aja."

"Ya udah kalau gitu ayo mabar."

"Gue bilang kan tadi tanggung."

"Pecundang lo!"

"Sialan, ayo mabar. Kalah jangan nangis!"

"Sorry gue nggak selemah itu."

"Mari kita buktikan!"

Percakapan itu baru saja dua hari yang lalu Miya dengar. Seperti biasa mereka semua tengah berkumpul di kantin, di tempat biasa mereka duduki. Selalu dan selalu, Jhonson dan Thalia akan sibuk dengan game, entah itu dengan mabar atau solo.

Namun nyatanya hari ini hal itu tidak terjadi, tempat yang biasanya mereka semua duduki kini terasa sepi. Keadaan tidak sehangat dan seramai seperti biasanya. Hanya dentingan sendok yang beradu dengan mangkok ataupun piring yang berisi pesanan masing-masing juga obrolan ringan mengenai kelas masing-masing, setelah itu mereka semua membubarkan diri.

Thalia dan Jhonson yang biasanya duduk berdampingan, kini berjarak dan sangat jauh terlihat sekali sedang ada masalah di antara keduanya. Mereka memfokuskan pada ponsel masing-masing, namun hari ini Thalia tidak bermain game mobile legend seperti biasanya, mereka bermain game candy crush.

Suara dari masing-masing ponsel yang mereka tengah mainkan bergema, namun begitu tidak membuat keadaan menjadi ramai.

Mereka semua sudah memasuki kelas masing-masing sesuai jurusan, biasanya kelas XII MIPA 3 akan gaduh dan ramai dengan suara gema permainan tatkala jam pelajaran kosong, siapa lagi pelakunya jika bukan Jhonson dan Thalia di tambah beberapa teman yang lainnya sering bergabung.

Kali ini terasa beda, teman-teman yang biasa bermain game bersama Thalia dan Jhonson pun urung mendekati salah satu nya ataupun keduanya. Mereka memutuskan untuk bermain Ludo dan cacing yang masing-masing permainan dipimpin oleh Bimo dan Darrel.

Riuh para peserta dan pendukung menjadi pelengkap pertandingan tersebut, kelas mulai ramai namun tetap tertib. Untung saja kelas sebelah kiri dan kanan tengah kosong, mereka tengah belajar di laboratorium dan lapangan sekolah, jadi suara riuh itu tidak akan mengganggu.

Miya bertopang dagu menatap lurus ke depan, seolah sedang berfikir apa yang harus ia lakukan.

"Yang gue tau sampai sekarang mereka itu nggak pernah berantem kayak gini, apalagi menyangkut kedekatan pasangannya dengan orang lain, biasanya kalau ada yang ngedeketin mereka, mereka berdua bersikap biasa aja dan bodo amat kuat emang mereka berdua selalu sibuk dengan game dan kehidupannya sendiri. Apa karena mereka berdua sama-sama tercurangi jadi emosi tidak terkendali?"

Penjelasan yang di lanjut dengan pertanyaan itu terlontar di mulut Miya begitu saja. Ia berbalik menghadap Kevin yang kali ini duduk di sampingnya.

"Sebenarnya ini yang gue khawatirkan sebelumnya, karena mereka sama-sama sibuk dengan game jadi mereka nggak saling cerita satu sama lain, mereka tertutup seolah enggak terbuka dengan kehidupan masing-masing. Padahal dengan bercerita mereka bisa memahami satu sama lain," Kevin sengaja lebih sedikit membesarkan volume suaranya agar orang yang bersangkutan bisa mendengar.

Gamers Couple [Slow Update]Where stories live. Discover now