Sebelas. Something

768 117 2
                                    

Pagi ini, Adriana dibuat marah karena mendengar kabar bahwa Renan dan Mark menghilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, Adriana dibuat marah karena mendengar kabar bahwa Renan dan Mark menghilang. Adriana tak tau keberadaan mereka berdua. Dan itu artinya, Mark dan Renan tak dapat menemukan Jeno sekarang juga.

Adriana menggeram kesal lalu segera berjalan keluar menuju rumah Renan dan Mark. Sesuai dengan perjanjiannya, jika Mark dan Renan hilang, itu artinya mereka tak mencari Jeno dan Adriana harus membunuh keluarga mereka berdua.

Adriana mendobrak pintu rumah yang ditinggali oleh kedua orang tua Mark sekarang. Kedua orang tua Mark terkejut lalu segera menundukkan kepalanya tanda hormat.

"S-senang sekali, Permaisuri Adriana datang kemari," ucap Ibu Mark dengan nada gugup sekaligus takut.

Adriana menatap mereka berdua tajam dan berjalan pelan mendekat kearah mereka berdua. Jihan dan Marcell—yang merupakan kedua orang tua Mark—menelan ludahnya gugup. Adriana terkenal dengan kesadisannya. Dia bahkan tak segan-segan untuk menghabisi nyawa seseorang jika orang itu sudah memiliki urusan yang berat. Dan sekarang, Adriana ada didepan mereka berdua, itu artinya mereka punya hal yang tak disukai oleh Adriana. Tapi, apa?

"Hah, dimana keberadaan anak kalian, Mark Gelvas, hm?" tanya Adriana dengan santai namun malah membuat Jihan dan Marcell sedikit ketakutan.

tunggu? Kenapa Adriana menanyakan keberadaan anak mereka, Mark. Jihan dan Marcell bahkan tak tau keberadaan Mark sekerang ini. Apa ini, yang membuat Adriana harus repot-repot datang kesini?

"Dimana Mark?!" Adriana berteriak membuat Jihan dengan refleks mengalungkan tangannya pada sang suami.

"Kami tidak tau dimana keberadaannya permaisuri," ucap Marcell.

Adriana menatap Marcell tak percaya. "Tidak mungkin, pasti kalian tau dimana keberadaan Mark, kan?" ucap Adriana sambil menatap Jihan yang sedang terlihat ketakutan itu. Adriana mendekat kearah Jihan lalu mengelus kulit putih pucat yang terlihat tidak mengkeriput itu, lalu mengelusnya. Marcell dengan refleks melepaskan tangan Adriana pada wajah sang istri. Membuat Adriana tersenyum dan mendengus geli.

Adriana menatap Marcell kembali dengan tatapan tajam. "Kutanya sekali lagi," Adriana menatap Jihan kembali. "Dimana anak kalian berada?" lanjutnya.

"Kami ti—Argh!"

Adriana tiba-tiba menyerang Jihan yang baru saja ingin menjawab pertanyaan sama yang diajukan oleh Adriana. Marcell dengan sigap menahan Jihan agar tak jatuh kebelakang, naasnya, Marcell malah ikut terjatuh kebelakang karena kuatnya kekuatan yang dimiliki Adriana.

Adriana memandang mereka berdua yang tengah tersungkur dibawahnya dengan tatapan licik dan sombongnya. "Kalian benar-benar tak tau, hm?" Adriana malah tersenyum melihat Jihan dan Marcell yang tengah kesakitan. "Kita tunggu nanti malam. Kalian berdua, akan mendapat sesuatu yang tak terduga dariku."

Setelah mengucapkan itu, Adriana keluar dari tempat tinggal Mark dan segera bergegas pergi menuju tempat tinggal Renan. Tunggu? Adriana baru ingat, jika Renan tak punya keluarga, jadi, jika ia kerumah Renan, ia tak akan menemukan siapa-siapa disana nantinya.

Lintas Waktu [Lee Jeno]Where stories live. Discover now