Dua puluh tujuh. Say you love me and never leave me

622 95 10
                                    

Jeno menatap aneh Lauren sedari tadi berusaha menghindar darinya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jeno menatap aneh Lauren sedari tadi berusaha menghindar darinya. Lauren selalu saja berpindah tempat kala Jeno datang mendekatinya. Bahkan kala Jeno menatapnya, Lauren selalu membuang pandangannya kearah lain. Membuat Jeno merasa heran akan sikap Lauren yang tiba-tiba berubah. Jeno hanya menghela napasnya, berpikir jika mungkin dirinya membuat Lauren tak nyaman atau mungkin Lauren sedang kesal dengannya dan memilih diam tak memberitahunya.

Ah, dasar wanita. Batin Jeno

Lauren berjalan didepan Jeno dengan pakaiannya yang sudah rapih lengkap dengan jaket yang membungkus tubuh mungilnya. Hari ini dia ada jadwal kampus. Yah, walaupun Lauren rasanya tak rela untuk meninggalkan kasur, tetapi jika dirinya tak berangkat pasti dirinya akan terperangkap dengan Jeno diapartemennya ini.

Jeno yang tak tahan dengan sikap tak acuh Lauren pada dirinya, memilih beranjak berdiri dan mencengkram lengan Lauren erat. Membuat Lauren dengan terpaksa menatap Jeno walaupun terkadang pandangannya ia lempar kearah lain—berusaha untuk tak menatap mata biru milik Jeno.

"Lepas Jeno." Lauren berucap pelan dan berusaha untuk melepas cengkraman Jeno pada lengannya.

Jeno tak melepasnya. Ia menatap Lauren yang masih berusaha melepas cengkraman tangannya. "Lepas, Jeno. Sakit," ucap Lauren dengan lirih.

Jeno tetap tak melepasnya, tetapi sedikit mengendurkan cengkraman tangannya pada tangan Lauren agar Lauren tak merasa kesakitan. Lauren masih berada diposisi yang sama—tetap berusaha melepas cengkraman Jeno.

"Kamu kenapa?"

Pertanyaan Jeno membuat Lauren memberhentikan pergerakannya dan menunduk—tak berani menatap Jeno yang sedang mengajaknya bicara. Dirinya terlalu takut.

Jeno mengangkat dagu Lauren dengan sebelah tangannya. Lauren melemparkan pandangannya kearah lain—berusaha menghindari kontak mata dengan Jeno. Sedangkan Jeno hanya menghela napasnya. Melepaskan cengkaramannya pada tangan Lauren dan beralih menangkup kedua pipi Lauren agar Lauren menatap dirinya. Dan dengan terpaksa Lauren menatap Jeno.

Jeno menatap Lauren dalam. Berusaha mencari tahu keadaan Lauren sendiri lewat mata hitamnya. "Kamu kenapa? Jika aku berbuat salah, tolong katakan. Jangan diam dan menghindar, Lauren," ucap Jeno pelan.

Lauren hanya diam dan menatap Jeno dangan mata yang terlihat bergetar. Kedua telapak tangannya ia kepal erat disisi tubuhnya. Dan tanpa seizinnya, air matanya jatuh mengalir ke pipinya. Membuat Jeno dengan refleks menghapus air mata Lauren dengan ibu jarinya.

"Tolong, Lauren, jangan membuatku frustasi seperti ini," ucap Jeno dengan menatap Lauren dengan khawatir.

Lauren berusaha menahan isakannya dengan menggigit bibirnya kuat-kuat. Tetapi, tetap saja isakannya akan keluar dari bibirnya. Dengan keberaniannya, Lauren menatap balik Jeno.

Lauren berusaha berbicara disela-sela isakannya yang masih keluar. "Jeno—hiks! Katakan padaku—hiks! Jika kamu tak akan meninggalkan ku—hiks!"

Lintas Waktu [Lee Jeno]Onde histórias criam vida. Descubra agora