Dua puluh dua. Dua perasaan yang sama

640 101 5
                                    

Semenjak Lauren putus dari Rio beberapa tahun lalu, ia memang menutup hatinya untuk siapapun yang ingin masuk kedalam hatinya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak Lauren putus dari Rio beberapa tahun lalu, ia memang menutup hatinya untuk siapapun yang ingin masuk kedalam hatinya ini. Sikap Lauren yang tadinya pendiam menjadi tambah pendiam cenderung dingin dan tak perduli dengan orang-orang yang berada disekitarnya. Ia lelah menjadi orang yang baik tapi tak dihargai sama sekali. Bahkan dia sudah biasa dijuluki anak apatis selama dirinya bersekolah bahkan sampai saat ini. Sebenarnya, dirinya ini sama seperti orang-orang lainnya, dia juga makhluk sosial yang butuh seseorang untuk membantunya atau sekedar menjadi teman bicara. Tetapi, rasanya sangat sulit bagaikan dirinya harus menyebrangi samudra hanya untuk mencari teman.

Tetapi, sejak kehadiran Jeno, Lauren merasa tak kesepian lagi. Mungkin Jeno hanya bisa menemaninya kala dirumah, mengingat Jeno mungkin termasuk vampir yang malas berkeliaran kecuali ketika dirinya lapar atau merasa bosan terus-menerus berada didalam apartemennya.

Lauren terkadang kala merasa terhibur dengan pertanyaan Jeno yang menurutnya lucu dan terkesan seperti anak kecil yang polos—tak tahu apa-apa dan ingin tahu apa yang dirinya lihat.

Lauren merasa harus bersyukur karena Jeno selalu ada disampingnya dan menyelamatkannya beberapa kali. Bahkan Jeno tak segan-segan mengajaknya berjalan-jalan—walaupun dirinya tak tahu apa-apa tentang masa ini.

Lauren terus mondar-mandir. Sekarang, dia berada diapartemennya. Mengingat udara semakin terasa dingin bahkan hampir saja membuatnya membeku karena terlalu lama berada diluar. Jadi, ia memutuskan untuk kembali ke apartemen tanpa menunggu Jeno kembali atau tidak.

Entah kenapa, hati Lauren terasa sangat gelisah. Jeno bahkan belum kambali sampai saat ini. Lauren merasa khawatir dan takut. Khawatir akan keadaan Jeno dan takut jika Jeno akan meninggalkannya disini, membuat Lauren kembali merasa sendirian dan kesepian. Hanya berteman dengan sunyinya malam dan dinginnya udara.

Lauren terus berharap, jika Jeno tak akan meninggalkannya—walaupun itu rasanya tak mungkin, karena cepat atau lambat, Jeno pasti akan meninggalkannya disini.

Jujur saja, entah kenapa, ketika dirinya sedang bersama Jeno, jantungnya terus berpacu dengan cepat. Perutnya seperti terasa tergelitik. Rasanya sama seperti saat dulu ia jatuh cinta pada mantan kekasihnya dahulu.

Lauren duduk kursi meja makannya. Ia menghela napasnya lelah. Pikirannya terus berkecamuk tentang perginya Jeno tadi bersama seseorang yang mungkin sama sepertinya—seorang vampir.

"Cepatlah kembali."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lintas Waktu [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang