Dua puluh tiga. Tertuduhnya Sang Raja

608 96 1
                                    


Suasana tegang menyelimuti istana kerajaan Danick saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana tegang menyelimuti istana kerajaan Danick saat ini. Sang raja dibuat pusing dan bingung karena sang adik juga belum ditemukan bahkan sampai saat ini juga. Dirinya menghembuskan napasnya dengan kasar sambil memijat pangkal hidungnya. Brian, Diana, dan Ariana hanya bisa menatap Juan yang sudah terlihat kehabisan akal untuk masalah ini.

Semua prajurit sudah ia kerahkan untuk mencari sang adik yang sudah menghilang selama sebulan ini. untung saja masalah ini tak membuatnya menjadi lengah dengan kesejahteraan rakyat kerajaannya. Semua berjalan dengan lancar.

"Hamba meminta maaf yang mulia, semua pasukan sudah mencari keberadaan pangeran Jeno bahkan sampai memasuki hutan perbatasan kerajaan, tetapi kami tak mendapatkan tanda-tanda bahwa pangeran Jeno masih ada dan hidup," ucap salah satu prajurit yang Juan kerahkan itu.

"Jadi, maksudmu anakku sudah mati?"

Semua orang yang ada didalam istana menoleh menatap Adriana yang masuk kedalam singgasana dengan tatapan tajam dan angkuhnya. Adriana berjalan mendekat kearah Juan dengan pandangan yang tak lepas dari Juan yang ikut turun dari singgasananya untuk menghormati ibu tirinya itu.

"Bibi—"

"Katakan padaku, kau, kan, yang sudah mengusir Jeno dari sini?" Adriana bertanya sambil terus menatap tajam anak tirinya itu. Sedangkan Juan menatap Adriana tak mengerti dan tak menyangka jika masalah hilangnya Jeno ini karena dirinya yang mengusir Jeno. Padahal itu semua sama sekali tak benar.

"Adriana! Jaga ucapanmu!" ucap Brian angkat suara. Sedangkan Diana dan Ariana hanya diam sambil menahan amarahnya sebab anak dan adiknya itu dituduh hal yang tidak-tidak.

Juan menatap Adriana dengan emosi yang ia pendam. "Bibi, yang bibi katakan padaku itu semua tak ada yang benar. Aku tak pernah mengusir Jeno. Bukankah Jeno memang menghilang begitu saja saat itu? aku bahkan sudah mengerahkan semua pasukan untuk—"

"Omong kosong!"

"Adriana! Kau tak berhak berteriak dan meninggikan suaramu didepan seorang raja!" Diana berucap dengan emosi yang sudah dapat ditahannya.

Adriana menatap Diana dengan sinis lalu beralih pada Juan yang sedang ada didepannya. Ia tersenyum sinis lalu mundur selangkah dengan perlahan. Ia lalu menundukkan kepalanya sebentar dan kembali mengangkat kepalanya.

Adriana lalu berucap, "maafkan hamba," Adriana menjeda sebentar ucapannya, "raja Juan yang terhormat."

Juan tahu, yang diucapkan oleh Adriana adalah kalimat sarkas dan terkesan mengejek dirinya. Tapi dirinya tetap diam tak berniat membalas apapun yang dilakukan oleh Adriana.

"Kau tahu, raja? Yang seharusnya duduk disinggasana ini, adalah anakku, Jeno Gerald."

Juan melotot mendengar apa yang diucapkan oleh Adriana. Hak menjadi raja sudah menjadi hak paten dirinya yang merupakan pangeran mahkota dikerjaaan ini. Tak mungkin dapat diganti kecuali jika dirinya mati.

Lintas Waktu [Lee Jeno]Where stories live. Discover now