6-Sepeda ku, hiks-

347 180 324
                                    

"Jingga" panggil Bara, KM di kelas ini.

Jingga menoleh, "I.. Iya, aku harus kerjain apa?"

"Lah.. Apaan si? Lo itu di suruh ke kantor sama Guru. Sekarang" perintah Bara ketus, semua siswa siswi yang ada di kelas IPA 1 menoleh kepo ke arah Jingga sebab ia mendengar ucapan keras dari KM.

"Lah? Lo kenapa Ga? Buat onar ya?"

"Cari masalah mulu si cupu ini"

"Belum bayar SPP ya? Hahaha!"

"Eh si cupu buat onar lagi tuh kayaknya"

"Iya iya, gak tau malu anjir"

"Udah culun banyak lagu lagi"

"Iya coy, bikin gelayyyyyy!!"

Itulah celoteh siswa siswi kelas IPA 1 ini. Jingga hanya bisa bersabar, karna yang di katakan tentang dirinya pembuat onar itu salah.

Karna ia tau, ia hanya seorang gadis cupu dan introvert. Jadi, bagaimana bisa ia berbuat onar?

Jingga langsung keluar dari kelas, kemudian ia menuju kantor.

***

Tok tok tok...

"Masuk"

Jingga melangkahkan kakinya, ia langsung di suruh duduk oleh Guru yang berada di ruang ini.

"Kapan kamu akan bayar study tour? H-3 kita akan berangkat ke Jogja" tukas Guru berkaca mata itu.

Jingga menunduk lesu, lalu mendongak "Secepatnya akan saya bayar Bu"

Guru itu menghela nafasnya kasar "Udah lebih dari 5 kali kamu bilang secepatnya secepatnya secepatnya, tapi hasilnya apa? Nihil. Orang tua kamu gimana sih? Kamu kurang di perhatiin atau gimana?"

"Papah saya perhatian banget sama saya" complain Jingga.

"Masa sih? Kalau Papah mu perhatian, pasti beliau akan mengambil raport kamu di setiap selesai ulangan semester. Tapi ini apa? Kamu malah ambil sendiri. Seperti sekarang, kamu belum bayar study tour. Sebenarnya Papah kamu tau gak sih kalau kamu mau pergi jalan jalan sekolah ke Jogja?" tanya Guru itu menekan.

"Tau" sahut Jingga dengan tatapan binarnya.

"Terus kapan kamu akan lunasi?" tanya Guru itu lagi.

"Besok saya usahakan" jawab Jingga lalu pergi meninggalkan Guru itu.

Ia berlari, air matanya kembali jatuh. Ia tertekan dengan keadaan, tak ada yang bisa mengertinya.

Ia ingin mencurahkan semua isi hatinya, tapi dengan siapa? Ia tak mempunyai teman ia hanya bisa memendam semua perasaan sakit di hatinya.

Lalu, dengan Jo bagaimana? Jo yang sudah perhatian terhadapnya belum bisa di sebut teman? Apa ia masih tertutup dengan Jo? Atau bagaimana?

***

Sepulang sekolah, Jingga langsung ke tempat sepedanya yang terparkir. Namun ia tak melihat sepedanya itu.

"Sepeda ku kemana ya?" Jingga mencari cari sepedanya, namun belum ketemu.

Pada saat Jingga melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah, ia melihat segerombolan siswa siswi di sekolahnya.

"Kenapa rame?" lirih Jingga, karna ia penasaran ia pun mendekati kerumunan itu.

"Woi yang punya dateng!"

"Yah ada si cupu, gak asik ah!"

"Haha si cupu auto telat mulu nih tiap hari"

"Kasian banget si nasib lo"

"Ada orangnya tambah asik nih!"

"S.. S.. Sepeda aku?!" tandasnya terkejut.

Jingga melihat Amor yang tengah memaju mundurkan mobilnya untuk menabrak serta melindas sepeda Jingga hingga rusak parah.

"Kalian semua tega sama aku! Hiks.. Hiks" tangis Jingga kembali pecah.

"Ya elah sepeda butut aja di tangisin!" cicit Nasya.

"Tau lo! Gembel banget si!" tukas Lala.

"Beli mobil napa, minta bokap lo" teriak salah satu siswa.

"BELI MOBIL? BELI PULPEN AJA GAK MAMPU! HAHAHA" sahut Amor yang turun dari mobil mewahnya. Semua siswa siswi yang ada di sana tertawa kencang.

"Sepeda itu hadiah dari Bunda pas ulang tahun ku dulu.. Hiks"

Jingga menatap Amor dengan air mata yang mengalir, ia hanya bisa menangis sambil memandangi sepedanya yang sudah hancur.

"Rasain lo, emang enak? Makanya jangan taro sepeda butut lo di halaman, bodoh" batin Amor yang merasa menang.

Prang

•••

gimana puasanya? lancar?

stay safe and stay healthy ya!!

spam next yuk!

aku jrng bngt update pdhl part2 cerita ku yg ini udh bnyk bgt di draft wkwk

have a nice day ⛅

I'M TRASH Where stories live. Discover now