8-Amor Kakak Jingga?-

338 169 295
                                    

Kini Jingga berada di rumah makan yang terbuat dari dinding bambu anyaman, kemudian ia langsung masuk ke dalam.

"Hai Pak Yahya" sapa Jingga.

Orang yang kerap di panggil Pak Yahya itu langsung menoleh "Eh nak Jingga, sudah lama kamu gak ke tempat makan Bapak!" titah Pak Yahya sambil tertawa sumringah.

Jingga meraih tangan Pah Yahya lalu salim kepada nya.

"Hehe iya Pak, hari ini Jingga mau kerja lagi. Maaf kemarin-kemarin Jingga gak kesini" terangnya.

"Boleh-boleh, seperti biasa kamu bantu anterin makanan ke pelanggan ya.." kata Pak Yahya.

"Siap Pak" semangat Jingga sembari hormat.

"Kamu cari uang pasti untuk keperluan sekolah, maaf Bapak gak bisa bantu kamu lebih" ucap Pak Yahya lesu.

"Gapapa Pak, Bapak kasih kerjaan ke Jingga udah ngebantu banget. Kalau Bapak gak kasih Jingga kerjaan, Jingga gak bakal bisa ikut study tour sekolah. Yaudah Pak, Jingga ke belakang dulu ya" ucapnya, lalu pergi.

"Kasian Jingga, dia orang berada seakan-akan orang tak berada. Papah nya memang salah memilih Ibu sambung untuk nya" lirih Pak Yahya yang sepertinya tau seluk beluk mengenai Jingga.

Jadi, wanita paruh baya yang memperbudak Jingga itu Ibu tirinya? Dan Ibu tirinya memiliki anak yang bernama Amor yang berarti Amor adalah Kakak tirinya Jingga? Amora Pricilla, Kakak tiri dari Berliana Jingga?

Tapi, kenapa Jingga di perlayak seperti budak di rumahnya sendiri?

***

Setelah mengantar pesanan, Jingga kembali ke dapur untuk mencuci piring.

Namun, tak seperti biasanya ia merasa dirinya sangat kelelahan.

Padahal pekerjaan seperti ini sudah biasa ia kerjakan di rumahnya, tetapi entah mengapa hari ini ia sangat lelah.

Saat Jingga ingin mulai mencuci piring, ia sedikit terkejut sebab melihat jari-jari di bagian ujungnya memucat, jarinya ini bukan memucat seperti orang sehabis mandi, melainkan..

Tapi, Jingga persetan dengan hal itu, ia langsung mencuci semua piring dan gelas.

***

Sekarang tepat pukul 5 sore. Jingga sudah selesai mengerjakan semua pekerjaanya.

"Sudah selesai semua Ga?" tanya Pak Yahya lembut.

"Sudah Pak!" sahut Jingga semangat.

"Alhamdulillah. Terimakasih Jingga.. Sudah membantu Bapak" Pak Yahya tersenyum, lalu memberikan selembar uang berwarna biru.

Jingga menerima uang yang di beri Pak Yahya, "Seharusnya Jingga yang berterimakasih ke Bapak. Jingga langsung pulang ya Pak, Bapak hati-hati disini"

"Iya, kamu hati-hati juga di jalan" tukas Pak Yahya, namun ia merasa ada yang janggal.

"Sepeda mu?" tanya Pak Yahya yang baru menyadari kalau Jingga tak membawa sepeda ke tempat makan nya ini.

Jingga tersenyum kecil "Rusak"

Pak Yahya merasa iba dengannya "Nanti kalau Bapak ada rezeki lebih, Bapak belikan ya"

Jingga menggeleng cepat "Gak perlu Pak, uang nya buat keluarga Bapak aja.. Permisi Pak" ucap Jingga lalu berjalan keluar.

"Kasian Jingga" batin Pak Yahya yang tak habis fikir.

I'M TRASH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang