empat belas

21.2K 1.6K 15
                                    

Selasa pagi, rutinitas sekolah Elisa terus berlanjut. Langkah kakinya memasuki sekolah, ia tak berangkat bersama Arsalan. Melainkan dengan Mamanya tadi.

Elisa melangkah memasuki kelas, pandangannya bertemu dengan Haura, ia memilih acuh dan segera duduk pada kursinya. Mengambil ponsel dari tas lalu menyibukkan dirinya. Julie teman sebangkunya belum terlihat batang hidungnya.

"El, lihat PR kimia lo. Gue kurang dua nomor," ucap Julie yang terlihat ngos-ngosan.

"Lo kelihatan ngos-ngosan."

Gadis itu segera meraih bukunya lalu menyerahkan pada Julie.

"Makasih, gue tadi hampir kesiangan. Untung gak telat, mana kimia gue belum selesai." Julie segera menyalin pekerjaan rumah Elisa.

Elisa terkekeh, ia mengedarkan pandangan dan tak sengaja bertemu dengan Arsalan. Pemuda itu terlihat akan menghampirinya. Elisa segera menggeleng, agar Arsalan kembali pada kursinya.

Helaan nafas lega, saat Arsalan mengerti dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Elisa.

Tak berselang lama bel berbunyi, pembelajaran pun mulai dilaksanakan.

****

"Ayo, El. Keburu ramai kantinnya," ucap Julie. Berdiri di sebelah meja mereka.

"Bentar, gue ambil titipan kotak makan gue dulu," balas Elisa. Yang mulai mengeluarkan sebuah kotak makan berwarna merah muda dengan sebuah totebag transparan.

"Yuk," ajak Elisa menggandeng lengan Julie.

"Lo bawa bekal?" Tanya Julie. Ia jadi tak enak mengajak Elisa ke kantin.

"Bukan buat gue," balas Elisa.

"Buat Arsalan?"

"Bukan," jawab Elisa. Ia bersusah payah menahan senyumnya, sudah ia bayangkan bagaimana respon pemuda itu nanti saat Elisa memberi kotak bekal ini.

"Terus buat siapa?" Tanya Julie pensaran.

"Nanti lo juga tau," balas Elisa misterius.

Keduanya memasuki kantin, Elisa ikut menghampiri meja Isla dan Maria terlebih dahulu sekaligus menitipkan ponselnya.

"Nih udah kita pesanin," ucap Maria.

Elisa menatap Julie dan mengangguk, "Tadi gue wasap Maria, kalo dia udah sampai gue titip gitu."

"Makasih ya," balas Elisa.

"Udah buruan duduk, lama amat berdirinya," perintah Isla yang jengah melihat Elisa masih saja tak kunjung duduk. Mereka tak bisa segera mulai makan bersama.

"Bentar, gue mau ngasih ini dulu," jawab Elisa yang sudah pergi berlalu.

"Buat siapa?" Tanya Isla yang penasaran.

"Gak tau, tadi katanya lihat aja nanti."

Ketiganya memusatkan perhatian pada setiap langkah Elisa. Gadis itu melangkah pada salah satu meja yang berisi Arsalan dan teman-temannya.

"Oh, buat Arsalan," ucap Maria.

"Bukan, gue tadi juga nebak gitu," balas Julie.

Kini beralih pada Elisa yang sudah tiba di meja Arsalan dan Elkairo. Arsalan sudah tersenyum senang saat Elisa datang ke meja mereka.

"Mau apa El? Makan bareng disini?" Tanya Narendra.

"Enggak, makanan gue ada di meja Isla." Tunjuk Elisa pada meja Isla.

Fall in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang