dua puluh enam

11.2K 955 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja kantin yang diduduki oleh Elkairo, Narendra, Matteo, Samuel, Janu serta Elisa, Isla, Maria, dan Julie terasa mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja kantin yang diduduki oleh Elkairo, Narendra, Matteo, Samuel, Janu serta Elisa, Isla, Maria, dan Julie terasa mencekam. Bukan karna terjadi permusuhan atau perang dingin diantara mereka. Namun, karna Arsalan yang terlihat clingy. Bahkan sejak tadi Arsalan terus saja menggoda Elisa.

Teman-temannya berkata mungkin Arsalan sedikit gila. Apa obat waras pemuda itu tengah habis sekarang? Lihat-lihat, Arsalan mulai lagi.

"Jadi gue lebih cocok dipanggil apa? Sayang, baby, babe, love, ayang, bubu? Yang mana yang cocok buat panggilan gue, Kara?" Arsalan menatap Elisa dengan binar yang sejak tadi tak meredup. Siapapun tau jika pemuda itu kembali dimabuk asmara.

"Bagusan lo dipanggil yang maha kuasa." Elkairo menyahut, ia amat geli dengan Arsalan sekarang.

Bulu kuduk teman-teman Arsalan terasa berdiri. Mereka terlihat menatap Arsalan aneh. Merinding, geli, takut juga jika Arsalan tiba-tiba terkena sawan. Elisa juga terlihat ingin mual. Sebenarnya ia tak masalah mau dipanggil atau memanggil apapun untuk Arsalan. Namun Arsalan yang mode seperti ini sungguh menggelikan. Dimana letak Arsalan yang dulu terlihat gentle dan soft dengan cara yang elegan.

"Lo tuh gak diajak!" Arsalan menatap Elkairo dengan julid.

"Arsalan udah balik jadi bulol," ucap Narendra dengan kepala yang menggeleng.

"Lo gak lagi demam, kan?" Tanya Elisa. Kini punggung tangannya sudah menempel pada dahi dan pipi Arsalan, mengecek pemuda itu. Mungkin saja ia jatuh sakit lagi, sehingga bertingkah diluar kebiasaannya.

Arsalan menahan tangan Elisa agar tetap berada di wajahnya, lalu menatap sang pujaan hati dengan penuh cinta.

"Gue kena demam cinta lo," balas Arsalan.

Sudah, semua angkat tangan. Bahkan Janu sampai tersedak minumannya sendiri. Gila, Arsalan memang sudah gila sekarang.

"Gue pergi, mules banget disini," ucap Isla yang tak tahan melihat romantisme keduanya.

"Gue ikut," teriak Maria ikut menyusul Isla.

"Kayaknya gue gak dibutuhin lagi." Julie juga ikut berdiri lalu pergi. Sungguh, jika ia duduk lebih lama lagi. Julie yakin ia akan terkena alergi. Tingkah Arsalan sungguh diluar nalar.

Fall in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang