tiga puluh lima

2.6K 318 8
                                    

Follow

Ig : nicejollye
Tiktok : nicejollye
Wattpad : nicejollye
Karyakarsa : nicejollye

****

Ruang dengan banyak alat kesehatan tersebut terasa sunyi, terlihat seorang gadis tengah duduk disebelah ranjang pasien. Tangannya menggenggam tangan wanita yang terbaring tak sadarkan diri. Sejak tadi air mata Elisa terus menetes, menangisi mamanya yang masih belum sadar setelah tindakan operasi.

Elisa hanya berdua dengan Arsalan, sementara Elkairo berada di ruang Papa mereka yang tepat berada disebelah. Kameleon harus mengurus insiden kecelakaan keduanya di kantor polisi.

"Mama bangun," gumam Elisa lirih. Ia tak bisa membayangkan sesakit apa kondisi Sofia saat kecelakaan itu.

"Mama udah janji buat pulang cepat, tapi kenapa harus dalam kondisi begini." Elisa terus merutuki musibah yang Mama dan Papanya alami. Elisa tak ingin kehilangan keluarga terpentingnya lagi.

"Mama gak kangen lihat Elisa, Bang Elka sama Bang Leon? Papa juga kayaknya gak kangen sama kita," keluh Elisa.

Arsalan berdiri disamping Elisa, pemuda itu mengusap bahu Elisa. Memberi kekuatan, bahkan memberi rangkulan pada bahu ringkih sang kekasih. Arsalan siap menjadi pelindung Elisa dari kesedihan.

"Semua akan baik-baik saja, Tante Sofia kuat, dia juga pasti rindu sama putrinya ini. Kita doain Tante Sofia biar cepat sembuh dan kembali berkumpul, Tante Sofia pasti segera bangun, Kara." Arsalan terus memberi dukungan pada Elisa. Kekasihnya itu terlihat sangat rapuh saat ini. Musibah yang tak terduga membuat kedua orang tuanya terbaring tak berdaya.

Arsalan bisa melihat seberapa besar rasa saling mengasihi antara Elkairo, Kameleon dan Elisa. Ia jadi senang jika mereka akur, Elisa juga pasti nyaman dan beruntung. Sudah banyak kemalangan yang gadisnya ini alami.

Tangan Elisa terulur menggenggam tangan Arsalan yang berada di lengannya. Ia mencari kekuatan dari sang kekasih. Berharap apa yang dikatakan Arsalan segera terwujud dan Mamanya akan segera sadar.

Terdengar bunyi derit pintu, terlihat Kameleon yang baru saja memasuki ruang perawatan Sofia. Kameleon menghampiri keduanya, ia mengusap kepala Elisa dengan sayang.

"Pulang, ya. Kamu istirahat dulu, biar Bang Leon yang jaga Mama." Kameleon berujar dengan lembut. Ia kasihan dan tak ingin Elisa juga ikut drop jika menunggu Mama mereka terlalu lama.

"Tapi Bang ...."

"Kamu perlu istirahat, Mama pasti gak suka kalo kamu ikutan drop, Bang Leon bakal jagain Mama dan ngasih kabar ke kamu kalo Mama udah bangun. Elisa, percaya sama Bang Leon, kan?" Kameleon menyela, ia tak mau Elisa terlalu banyak protes dan mengabaikan kesehatannya sendiri.

"Benar kata Bang Leon, kesehatan lo juga perlu dijaga, Kara. Biar gue temenin pulang, ya?" Tawar Arsalan.

Elisa mengangguk, benar kata mereka. Jika dirinya sampai jatuh sakit, ia malah tak bisa menemani Mamanya selama masa pemulihan.

"Tolong antar Elisa, ya, Arsalan," perintah Kameleon.

"Baik, Bang," balas Arsalan. Lalu mengajak Elisa untuk beranjak.

"Elisa pulang dulu, Bang," ucap Elisa berpamitan pada Kameleon. Ia juga memeluk saudaranya itu sebelum beranjak keluar dari ruangan Mamanya.

"Istirahat yang benar, jangan terlalu terbebani, Elisa. Ada Bang Leon, Bang Elka sama Arsalan yang selalu disisimu," balas Kameleon.

***

Arsalan mengantar Elisa dengan selamat sampai kediamannya. Bahkan pemuda itu juga mengantar Elisa hingga kedepan kamarnya, memastikan sang gadis beristirahat dengan benar.

Fall in YouWhere stories live. Discover now