dua puluh delapan

9K 714 23
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruang perawatan Elisa terasa tegang, Arsalan baru saja memasuki ruang perawatan tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ruang perawatan Elisa terasa tegang, Arsalan baru saja memasuki ruang perawatan tadi. Pemuda itu baru saja mendapat info mengenai keadaan Elisa setelah selesai pelajaran. Itu adalah permintaan Elisa sejak semalam.

Inilah getah yang Elisa dapat, Arsalan terlihat marah karna baru mendapat kabar setelah mendesak Elkairo dan teman-teman Elisa.

Elkairo tersenyum tanpa dosa ketika mendapat tatapan tajam dari sahabatnya itu.

"Gue beli camilan dulu buat kalian ngobrol, bye...." Pamit Elkairo, menghindari masalah dari Arsalan. Pemuda itu dengan cepat keluar dari ruang perawatan Elisa dan menutup pintunya. Saat diluar ia mengelus dadanya dan bernafas lega.

"Gue selamat, selamat menyelamatkan diri saudariku," ucap Elkairo lalu berjalan santai menuju arah kantin.

Kini ruangan Elisa terasa makin tegang. Elisa tersenyum pada Arsalan tanpa dosa. Pemuda itu berjalan lalu duduk di kursi samping ranjang Elisa.

"Siapa yang suruh senyum gitu?" Ucap Arsalan, melipat tangannya didepan dada.

Elisa mengulum senyumnya. Menatap Arsalan dengan polos lalu menggeleng.

"Gak ada," balas Elisa pelan.

"Udah puas bikin orang khawatirnya?" Kembali Arsalan berbicara. Meraih tangan Elisa lalu menggenggamnya, jarinya mengusap punggung tangan Elisa yang terasa kecil.

"Maaf, gue gak mau lo khawatir dan bolos kelas," balas Elisa. Ia mengaku salah, karna memberi kabar Arsalan paling terakhir.

"Gue gak nyuruh lo buat minta maaf. Tapi gue cuma gak suka lihat lo kayak gini, gue khawatir, gue juga gak suka jadi bagian dari orang yang tau kabar lo paling terakhir." Arsalan menatap Elisa dengan serius.

"Lo tau seberapa khawatirnya gue, gue gak mau kehilangan lo lagi. Gue takut tiap kali gue buta tentang kabar lo. Setiap gue kehilangan kabar lo, kabar pertama tentang lo adalah rasa sakit."

Elisa merasa sangat bersalah sekarang. Meski tujuannya baik, namun hal itu malah menambah rasa khawatir Arsalan.

Tangan Arsalan terulur mengusap pipi Elisa, ia tau jika Elisa kini merasa bersalah padanya.

Fall in YouWhere stories live. Discover now