tujuh belas

20.2K 1.6K 57
                                    

Ruang konseling kini terasa mencekam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruang konseling kini terasa mencekam. Elisa sejak tadi hanya terdiam, ia harus melakukan pembelaan seperti apa? Apa pembelaannya akan mendapat kepercayaan mereka? Rasa takut akan dihakimi menghantui Elisa.

Bu Gendis menatap Elisa yang terlihat lesu, ia beralih menatap Haura yang sudah tak menangis lagi, menampilkan muka korban yang tersakiti.

"Elisa, apa pembelaanmu untuk ponsel Haura yang ada di tasmu?" Tanya Bu Gendis.

"Kenapa harus tanya pembelaan Elisa. Udah jelas buktinya kalo ponsel saya ada di tas Elisa. Pasti dia yang nyuri ponsel saya, Bu." Haura menyahut dengan menggebu. Ia terus menyudutkan Elisa dan tak membiarkan gadis itu lolos dengan mudah.

"Diam Haura. Bu Gendis bertanya pada Elisa, bukan pada kamu," peringat Bu Gendis.

"Ayo Elisa jawab pertanyaan Ibu," tekan Bu Gendis kembali meminta jawaban pada Elisa.

"Saya gak nyuri, Bu. Saya gak pernah ambil ponsel Haura dan saya juga gak tau bagaimana ponsel itu ada didalam tas saya," balas Elisa. Ia berusaha sekuat tenaga melawan rasa takutnya. Bukan takut atas hukuman, ia lebih takut dengan tatapan menghakimi orang disekitarnya nanti.

"Mana ada maling ngaku, maling ngaku penjara udah penuh kali," potong Haura.

"Haura saya mohon diam, jika kamu gak bisa diam, kamu bisa keluar saja." Bu Gendis juga kesal dengan tingkah Haura. Ia ingin mengulik informasi dari Elisa tetapi malah Haura yang terus memotong.

"Tapi Elisa ponsel Haura ada di tas kamu."

"Saya juga gak tau, Bu. Bu Gendis bisa tanya Julie, karna saya selama di sekolah tadi bersama dia terus." Elisa yakin ia tak pernah mencuri atau sekedar berpikir untuk melakukan tindakan buruk itu.

"Julie, kan, sahabat lo. Udah pasti dia bakal belain lo." Lagi-lagi Haura menyela.

"Saya gak bisa memastikan siapa yang benar dan salah disini. Kelas kalian juga gak ada cctv dan cctv hanya ada disepanjang koridor." Benar kata Bu Gendis cctv hanya ada di koridor dan hal itu yang lagi-lagi tak bisa membuat Elisa menjadi tak bersalah.

"Apa kalian memiliki teman sekelas yang suka jahil? Bisa jadi salah satu teman atau sahabat kalian yang melakukan hal ini," Tanya Bu Gendis.

"Gak ada, Bu. Sahabat saya gak ada yang suka bercanda ginian, lagian bercanda ginian gak baik juga," balas Haura.

"Saya juga gak ada, Bu."

"Karna gak ada yang mengaku, terpaksa Bu Gendis akan berdiskusi dengan guru konseling dan wali kelas kalian. Serta Ibu akan memanggil orang tuamu Elisa." Final Bu Gendis.

Bu Gendis langsung saja menghubungi orang tua Elisa. Ia juga menghubungi guru konseling dan wali kelas untuk mendiskusikan hal ini.

Elisa menunduk dan terus memilin bajunya, ia tak salah tapi tak ada satupun hal yang bisa ia lakukan untuk merimgankan tuduhan ini.

Fall in YouWhere stories live. Discover now