BAB 5

191 12 0
                                    

"Jeni.." panggil Suho dengan antusiasnya saat melihat Jelo tengah berjalan dihalaman sekolah menuju kelas.

Sambil berlarian kecil ia menghampiri Jelo yang tersenyum ke arahnya. Sorot mata tajam dari fans-fans Suho menancap hebat, siap mengintimidasi Jelo yang berani bertegur sapa dengan pria itu di depan banyak orang. Tapi tentu saja hal itu tidak mempengaruhinya. Tatapan intimidasi dari Jelo selalu yang paling unggul.

Pernah sekali saat pertama ia mendaftar menjadi murid transfer di SMA Rajawali, ia bertemu dengan seorang kakak tingkat yang ingin menguji mentalnya. Ia dipermalukan di depan banyak siswa. Tapi yang luar biasanya, Jelo sama sekali tidak menunjukan wajah kesal ataupun hard feeling. Dia hanya diam dan menatap tajam ke arah kating (kakak tingkat) yang berniat membuatnya malu itu. Jelo mengeluarkan aura mengintimidasi sembari berucap, "Just a fool who cares about the foolishness." kalimat yang cukup membuat kakak tingkatnya terdiam tidak menyangka Jelo akan mengeluarkan sindiran yang membuatnya ditertawakan satu sekolahan. Banyaknya kejadian yang terjadi, membuat nama Jelo melesit dan terkenal sebagai wanita anti sosial dengan tatapan intimidasinya dan kata-kata sinis.

Suho berjalan bersama Jelo menyusuri koridor, berbincang beberapa hal kecil. Tidak banyak yang dikatakan Jelo, ia hanya sekedar menjawab pertanyaan Suho.

"How's your morning?" tanya Suho.

"Good." jawab Jelo singkat.

"You still live alone?" tanya pria itu kembali.

"Yeah.."

"Hm, I got it! Let me know if you need any help, okey?"

"Hm!" gumam Jelo, mengiyakan.


"Kasih aku nomor telponmu." timpal Suho.

"I don't have."

"Really? Jangan bohong, i know u have."

Suho merasa Jelo membangun tembok batasan untuknya. Saat ini Jelo benar-benar bukan seperti yang ia kenal dulu. Dua tahun cukup merubah semuanya, pikir Suho.

"You know many thing about me!"  ucap Jelo sembari menarik nafas panjang dengan senyum sinis, tidak suka dengan sikap Suho yang sedikit memaksanya, "What else you know, hah?"


Tatapan Jelo menjadi tajam menusuk ke retina Suho. Merasa suasana dan hubungan mereka tidak seperti dulu lagi, Suho tersenyum simpul dan berjalan duluan meninggalkan Jelo di koridor sekolah.

Ada perasaan kecewa yang tidak terbendung dalam hati Suho, ingin Jeninya kembali seperti dulu. Jeni yang ia kenal sangat lembut dan begitu mengerti dirinya.

Jelo begitu mengerti apa yang dilakukannya ke Suho benar-benar salah, ada rasa bersalah yang hinggap dihatinya begitu juga rasa rindu untuk sahabat kecilnya itu. Tapi apa daya, jika Jelo terus membangun komunikasi lebih dengan Suho, maka yang ia peroleh hanyalah masalah. Sudah cukup persembunyiannya terbongkar. Kali ini ia harus benar-benar mempertimbangkan lagi bagaimana agar orang tuanya tidak tahu jika ia dan Suho berada disatu sekolah yang sama.

Sesampainya mereka di kelas, Jelo hanya menatap punggung Suho dengan rasa bersalah. Tidak mengerti lagi harus bertindak seperti apa dengan Sahabatnya itu. Ia tidak ingin semua pusat perhatian tertuju padanya jika ia menghampiri Suho sekarang.

"Good morning." sapa Dimas yang tiba-tiba muncul di hadapan Jelo membuat gadis itu malas meladeni dan langsung duduk dikursinya sembari membenamkan wajah ke dalam lipatan lengannya.

Dimas yang merasa sangat diabaikan mencoba untuk tetap berpikir positif, suatu saat Jelo akan membalas sapaannya dengan senyum manis yang jika dipikirkan saja membuat jantung Dimas seakan mau loncat keluar melalui rongga mulutnya. Perasaan menggelitik yang ia suka.

Dimas memutuskan untuk meninggalkan Jelo dan berjalan mengarah ke tempat duduknya sembari terus memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Sementara itu, disisi kelas yang lain ada Eka yang terus-terusan memperhatikan sikap Dimas. Eka merasa tidak adil jika lelaki itu memperhatikan gadis ansos yang mengabaikannya, ketimbang dirinya yang terus-terusan memberi perhatian. Tapi disisi lain, Eka tidak ingin memaksa Dimas untuk menyukainya ataupun harus memberi perhitungan kepada Jelo atas apa yang sebenarnya tidak ia ketahui. Bukan salah Jelo jika Dimas menaruh hati padanya.

Tidak hanya Eka yang melihat kejadian Dimas dan Jelo. Suho pun memperhatikan dengan seksama dan jelas ada rasa jengkel dan marah kepada Dimas yang berani mendekati sahabat kecil sekaligus cinta pertamanya itu. Perasaan Suho begitu besar ke Jelo hingga membuat dia sedikit posesif dan tidak ingin Jelo dilirik pria manapun terkecuali ayah dan kokonya.

Di samping itu ada Anastasia, Fitra dan juga Isa yang merencanakan sesuatu untuk memberi ganjaran bagi Jelo yang terus-terusan membuat mereka marah. Eka jelas tidak mengetahui rencana sahabat-sahabatnya dan dalam hal ini, Anas memutuskan untuk tidak melibatkan Eka.

Jelo yang hanya ingin kehidupan sekolahnya berjalan mulus seperti tidak menemukan hal itu dikehidupannya. Dia berpikir entah kesalahan apa yang diperbuatnya pada masa lalu, hingga hidupnya sangat sulit seperti sekarang. Mental dan fisiknya tidak begitu baik seperti dulu. Ia harus rutin ke psikiater untuk menghilangkan trauma yang terbentuk akibat kematian adiknya dan juga ia harus mengkonsumsi obat untuk mengatasi panic attack yang kadang-kadang muncul jika ia mengalami atau melihat sesuatu yang mengingatkannya pada kejadian adiknya dulu.

Adik Jelo meninggal akibat tindakannya menjatuhkan diri dari atas gedung perusahaan ayahnya. Jelo yang saat itu tahu ada yang tidak beres dengan adiknya mencoba untuk mencari keberadaan Ana, tapi tak kunjung ia temukan. Saat itu semua orang sibuk mencari terkecuali ayah mereka yang hanya mementingkan urusan pekerjaan.

Ayah Jelo memang terlihat tidak begitu memperhatikan anak bungsunya. Ia hanya begitu memanjakan Jelo dan juga Yefta. Terutama Jelo, ia menjadi kesenangan ayahnya dikarenakan apapun yang bisa diakukannya. Berawal dari seorang Profesor yang bekerja di Universitas ternama, mengajak Jelo untuk mengikuti lomba sains. Dan benar saja, Jelo mendapat penghargaan Juara Ilmuan sains termuda yang di elu-elu kan oleh sahabat-sahabat ayahnya. Hal ini membuat Arya selaku ayah Jelo, menjadi sedikit pilih kasih dan selalu mengangkat dagu ketika berbicara tentang anak keduanya itu.

Sejak saat itu Deliyana Verhone Mahendra, menjadi tidak terlihat dimata ayahnya. Padahal ia juga begitu banyak memperoleh perhargaan dari ajang-ajang lomba yang diikuti. Tidak satupun dari penghargaan itu membuat ayahnya luluh. Ana menjadi sedikit frustrasi, ia jadi pribadi yang pendiam dan hanya akan berbicara baik dan terbuka kepada kakak-kakaknya.

Singkatnya akhir dari cerita seorang Ana ialah ketika ayahnya ingin menyekolahkannya keluar negeri sendirian. Mentalnya yang terguncang tentu saja semakin membuatnya menolak rencana itu terlebih ia berpikir, pastilah ayahnya ingin membuangnya jauh sehingga mengirimnya keluar negeri sendirian. Walaupun belum tentu kenyataannya seperti itu. Mengakhiri hidupnya adalah pilihan terbaik walaupun sampai saat ini dunia hanya mengetahui, jika kematian Ana murni karena kecelakaan, bukan bunuh diri.

Kisah Ana menjadi Aib keluarga yang terusmenerus ditutup-tutupi ayah mereka, membuat Jelo geram dan memutuskan untuk berpaling dari keluarganya. Kini kisah Ana menjadi awal kesuraman bagi kisah hidup Jelo. Ia harus menerima fakta dan mengalami sendiri bagaimana adiknya dikucilkan oleh orang yang ia cintai. Untung saja koko Jelo tidak pernah membiarkan ia sendiri dan terus mengawasinya dari jauh. Kokonya pun tahu bahwa psikis Jelo sedikit banyak terganggu dan mendaftarkan nya di psikiater terbaik di Indonesia.

Kisah memilukan dari seorang Jenifer Olivia Mahendra yang tidak banyak diketahui orang diluar sana membuatnya tumbuh menjadi gadis dengan kehidupan yang kelam.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Where stories live. Discover now