BAB 29

62 9 0
                                    

✉️ 1 Message

From: Koko Ry.
"Check your email, Koko udah kirim beberapa informasi, you've to know it. Koko tahu kamu cukup pintar untuk memahami segala sesuatunya. Jangan berlarut dalam keselapahaman. Semua yang koko kirim adalah bukti-bukti keterlibatan orang lain dalam kematian Ana. Segala yang kita tahu selama ini hanyalah sebuah keselahpahaman, Koko gak bisa tunggu kamu lebih lama lagi.
Situasi yang terjadi melibatkan kamu, itupun sudah dalam sebuah rencana, Koko yakin setelah kejadian itu, akan banyak lagi kejadian-kejadian lain yang mungkin saja bisa mengancam keselamatan kamu, tidak hanya kamu mungkin juga koko atau bahkan seluruh keluarga kita.

Jelo menatap isi pesan Yefta dengan perasaan bimbang, sekilas ia ingin membenarkan semua keyakinan yang selama ini ia pegang, namun, di sisi lain ia harus menghadapi kenyataan dengan fakta terbaru tentang kematian adiknya dan bahkan fakta mengenai keluarganya yang sedang tidak baik-baik saja sekarang.

Terbersit sedikit kekuatiran pada keluarganya. Ia pun tidak ingin jika nanti keputusannya membawa dampak buruk bagi keluarganya.

"Sekarangkah waktunya?" Ucap Jelo, membatin.

Sambil menatap keluar Jendela balkon apartemen, tepat bersamaan pikiran Jelo menguap entah kemana, menyisakan kebingungan dan dilema dalam hatinya.

Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, "Ana, cece harus gimana?" batinnya lagi, yang entah sudah berapa kali ia utarakan.

Jelo sama sekali belum membalas email yang di kirim kokonya, ia harus mengumpulkan keyakinan hanya untuk menggerakan tangannya untuk membalas email yang dikirim Yefta untuknya. Jelo memejamkan matanya sesaat, membaringkan tubuhnya di sofa empuk miliknya.

"Gelap" bisiknya.

"Ini lebih baik." Sambil menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi.

Jam menunjuk pukul 04.00 PM, ia terbangun dari tidurnya, Jelo ketiduran saat sempat memikirkan banyak hal. Sesaat setelah terbangun, ia mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang. Setelah selesai ia bergegas mandi dan berbenah. Jelo memesan taxi online yang mengantarkannya ke sebuah Cafe kecil semi out door.

Jelo berjalan masuk, menengok ke arah kiri dan kanan dan menemui seseorang yang melambaikan tangan padanya, "Sudah lama?" Tanya Jelo, sembari mengambil posisi duduk tepat depan orang yang menyambutnya dengan senyuman.

"Nope! Pesanlah, pesananku sedang dalam perjalanan, mungkin" timpal seseorang dengan lembut dan tenang menanggapi pertanyaan Jelo.

Tangannya terangkat memberi tanda kepada pelayanan untuk datang dan melayani pesanan gadis itu.

Rayn Leonard Rahardian, seseorang yang bersama dengan Jelo saat ini adalah sekretaris merangkap asisten pribadi Yefta dan juga sekaligus sahabat Jelo sedari kecil. Walaupun perbedaan umur mereka terlampau empat tahun jauhnya, namun Jelo sangat menaruh perhatian dan juga kepercayaan pada Leo.

Leo menjadi salah satu dari sekian orang yang selama ini selalu terhubung dengan Jelo tanpa sepengetahuan Yefta. Bisa dibilang Leo juga adalah orang yang selalu mendukung 100% keputusan yang Jelo ambil. Dan bahkan disaat Jelo terpuruk, selain Yefta dan Jennie BP, Leo menjadi satu-satunya orang yang selalu menghibur Jelo dan selalu ada saat dibutuhkan. Namun disaat bersamaan ia juga menjadi orang yang sangat diandalkan Jelo untuk menjadi satu-satunya kepercayaannya.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Leo menatap Jelo dengan lembut dan hangat.

"As you can see. Stop menanyakan kabarku setiap kali kita bertemu, kau selalu tahu bagaimana keadaanku" timpal Jelo dengan Ucapan dan juga tatapan yang sudah sangat menggambarkan bagaimana kondisi hati dan pikirannya saat ini.

Leo hanya tertawa pelan melihat tingkah dan mendengar ucapan gadis itu, "Haha, apakah aku tidak bisa memastikan lebih lagi, Nona Besar?" Jelo terlihat sedikit jengkel dengan perkataan mengejek Leo, namun sebesar apapun rasa jengkelnya tidak akan bisa membuat ia menaruh marah pada Leo.

Gadis itu hanya menarik nafas panjang sembari mengontrol dirinya, "Tentu saja boleh, Tuan kecil, terserah apa maumu, lakukanlah" ucapnya datar.

Leo tersenyum kecil menahan tawanya dan tetap memperhatikan Jelo yang sedari tadi tertunduk memainkan Hp, ia berpikir untuk sedikit menghibur gadis murung yang sedari tadi menampakkan muka kusut dihadapannya.

"Terserah yang ku mau ya? Hm." Leo menampakkan ekspresi sedang berpikir sebelum mengeluarkan perkataan yang berhasil membuat Jelo terbelalak menatapnya, "Bahkan jika yang ku mau adalah dirimu, aku bisa melakukan apa saja, Hm?" Timpal pria itu lagi.

Jelo membelalak menatap lurus memperlihatkan ekspresi lucu yang berhasil membuat pria dihadapannya menertawai tingkahnya, "HAHA, Liat dirimu Jelo, matamu hampir saja keluar, membuatmu semakin terlihat jelek."

Melihat Leo tertawa puas membuat Jelo semakin merasa kesal. Namun mendengar Leo memanggilnya dengan sebutan 'Jelo', entah mengapa terasa hangat dan akrab di telinganya.

"Oke, oke, tertawalah sepuasnya! You are the winner" Ucap Jelo dengan muka pasrah dan senyum datar yang terpasang di wajahnya.

Leo meraih pipi Jelo, menyisahkan tanda merah, "aw, sakit." Ucap Jelo meringis kesakitan akibat ulah Leo.

"Kau tidak pernah berubah, selalu saja cepat marah dan kesal saat bersamaku" tutut Leo tersenyum lembut ke arah Jelo. Begitu juga dengan gadis itu yang tersenyum ramah membalas ciutan pria dihadapannya.

Pelayan datang menghantarkan pesanan mereka. Sambil menikmati makanan yang ada, Leo mulai membuka percakapan di antara mereka yang sedikit banyak membuat Jelo tersentak kaget.

"Maaf, aku tahu ini bukan sesuatu yang bagus untuk dibicarakan saat makan, tapi jika kau ijinkan, aku ingin memberitahumu beberapa hal" tangkasnya menyela.

Jelo menatap pria itu dengan tatapan tenang, menghentikan sekejap kegiatan makannya, kemudian mulai memasang gestur yang siap untuk mendengarkan.

"Tuan dan Nyonya besar telah kembali ke Indonesia, mereka berniat menemuimu tanpa sepengetahuan Yefta" Jelo tersentak kaget, membentuk ekspresi berpikir sejenak kemudian kembali pada ekspresi biasa dan tenang darinya.

"Lalu?" Ucap Jelo.

Ia ingin mendengar lebih informasi apa saja yang diketahui Leo sambil kembali menyantap makanannya dengan tenang, ia menunggu untuk berita mengejutkan apa lagi yang akan akan didengar selanjutnya.

______
Hai semuanya..

Author ingatkan lagi ya..
Soalnya agak sedih nih liat kalian pada baca tadi gak vote atau komen.

So, budayakan Follow sebelum baca
Dan jangan lupa tinggalkan vote dan komen untuk mendukung cerita ini.

Happy reading 🌻

Rayn Leonard Rahardian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rayn Leonard Rahardian

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Where stories live. Discover now