BAB 34

70 8 0
                                    

"Berjuang dan menempati kembali sesuatu yang seharusnya menjadi milikku terasa begitu berat, tanpa bisa mengabaikan rasa sakit yang terus saja kembali. Cara satu-satunya aku bertahan hanya dengan mengubah penderitaan itu menjadikannya kekuatan untukku melangkah."

- Jenifer Olivia Mahendra.

*****

"Koko, Jeni akan pindah ke apartemen lain, bisakah koko mencarikan apartemen baru untukku?" ucap Jelo yang sudah berganti pakaian cassual dengan kaos putih dan celana jeans serta sepatu ketz putih miliknya. Ia duduk di kursi kebesaran Yefta, kokonya yang terlihat sedang sibuk dengan sebuah laptop.

"Tenang saja, koko sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari, bahkan sebelum kamu memintanya. Koko tahu kamu akan kembali." ucap Yefta sembari tersenyum,nnamun tetap pandangannya memperhatikan layar laptop yang ada di depan mata.

"Jen, you know? Kemunculanmu di publik menaikkan harga saham perusahaan kita." Sembari menggeser layar laptop kearah Jelo sembari menunjukan senyum lebar miliknya, "Bahkan banyak perusahaan-perusahaan besar mengajukan kerjasama dan juga penyuntikan dana besar-besaran bagi perusahaan." timpalnya lagi.

Jelo hanya tersenyum simpul memperhatikan wajah kokonya, "I should be happy or I've to say sorry for makes you working hard more, hm?" Yefta mengalihkan pandangan menatap adiknya sendu.

"Of course you've to say sorry about that." balas Jelo sambil terkekeh.

"Tapi lebih dari itu, koko berterima kasih kamu mau kembali." tutur Yefta membuat Jelo menangkap isyarat tulus dari tatapan kokonya. Ia benar-benar besyukur untuk diberikan seorang kakak yang sangat menyayangi dirinya sampai saat ini setelah semua yang ia lakukan.

"Koko, Thank you."

***

Disisi lain, semua anak-anak di sekolahan Jelo sedang sibuk memperbincangkan kabar menarik tentang dirinya yang mereka dengar hari ini. Hampir semua dari mereka terkejut mengetahui, jika Jelo yang mereka kenal sebagai gadis ansos (anti sosial) dengan tatapan intimidasi adalah seorang putri konglomerat ternama di Indonesia bahkan se-Asia. Terkecuali dengan Artha dan Suho yang tidak terlalu terkejut dan terbawah suasana dengan berita tersebut.

Artha hanya tidak menyangka jika Jelo izin karena ingin membuat heboh satu sekolahan dan juga menurutnya untuk apa Jelo izin seminggu, itu terlalu lama baginya, padahal ia bisa saja ke sekolah dan belajar membagi waktu dengan pekerjaan barunya. Meski baru mengenal Jelo, tapi ia tidak malu mengaku jika terkadang ia merindukan sisi-sisi amazing dari gadis yang sudah dianggapnya sahabat itu. Berbeda dengan Suho yang terlihat sangat senang dengan kembalinya Jelo keposisinya semula sebagai puteri dari keluarga Mahendra.

Tapi bagaimana dengan Dimas?

Tentu saja ia tidak begitu terkejut, karena ia pun sudah mengetahui jika Jelo adalah adik dari CEO MH Group dan tentu saja itu membuka sebagian dari identitas Jelo. Namun tidak bisa dipungkiri jika kembalinya gadis itu di hadapan publik, membuat ia berpikir "akankah Jelo semakin sulit untuk ia raih?" Perasaannya kini bercampur aduk hingga saat Eka hadir disampingnya tanpa sepengetahuan Dimas.

"Angga...." sapa Eka pelan tidak ingin mengagetkan Dimas yang sedari tadi melamun.

"Dimas..." panggilnya sekali lagi, membuat pria itu tersadar dari lamunannya. Dimas menoleh ke arah Eka yang sudah duduk tepat disampingnya.

"Ada apa?" sahutnya.

Dimas memperhatikan Eka yang terus menatap ke arahnya, "kamu baik-baik saja?" tutur Eka.

Terbersit kekuatiran di hatinya melihat raut wajah Dimas sebelum ia beralih memperhatikan hal lain.

"Gak pa-pa kok, Thanks sudah bertanya." jawab Dimas sembari tersenyum yang dibalas gsdis itu pula dengan senyuman manis padanya.

"Angga..." panggil Eka sekali lagi dengan sedikit perasaan ragu untuk melanjutkan kalimat dari mulutnya.

"Kenapa?" jawab Dimas menatap lekat Eka, yang sesekali tertunduk.

"A-pa a-aku gak pu-nya kesempatan lagi untuk ada di hati kamu atau bahkan hanya sekedar ada di samping kamu?" tuturnya dengan terbata-bata, mencoba mencari kepastian untuk menenangkan hatinya yang begitu gugup. Ia begitu ingin mengungkapkan perasaannya lagi setelah kejadian terakhir Dimas menolaknya. Eka menjadi sedikit was-was dengan tingkah yang diberikan lelaki itu, ia takut jika Dimas akan semakin menjauh bahkan membencinya.

Lelaki itu terdiam sesaat memperhatikan ekspresi wanita di sebelahnya yang sesekali tertunduk, entah gugup atau malu, namun Dimas merasa menemukan secerca ketulusan di mata Eka, ia sadar jika wanita itu begitu serius menaruh hati padanya, namun ia tidak ingin Eka merasakan perasaan yang sama seperti yang ia rasakan.

Dimas tersenyum ke arah Eka ketika mata mereka bertaut sempurna, "lo cantik, baik, dan tulus. Banyak hal yang lu miliki yang susah dimiliki oleh perempuan lain. Tapi maaf, gw gak mau lo merasakan apa yang  sekarang ini gw rasakan. Gw sudah menaruh hati sama yang lain yang bahkan gw sendiri masih berjuang dengan perasaan yang gw punya. Jadi kalau boleh, lu jangan sama seperti gw." ungkapnya tulus.

Eka hanya tertunduk mendengar penjelasan dimas. Matanya terasa memanas menahan genangan air mata yang sedikit lagi berujung membasahi pipi mulusnya. Hatinya bergejolak, mendapati kekecewaan untuk kesekian kali atas jawaban yang Dimas berikan.

"Lo bisa dapatkan lelaki yang mau memperjuangkan perasaannya buat lo, let be friend :)" tutur Dimas lembut, namun terasa menusuk dihatinya.

Eka berusaha menguasai perasaannya, namun ia merasa lemah dengan senyum yang diutarakan oleh lelaki yang menempati ruang dihatinya. Ia mengangkat pandangan menatap Dimas, dengan air mata yang tertahan dan senyum terpaksa yang melekat di bibirnya, ia mencoba memahami dan mengerti dengan kemauan lelaki itu.

"Hm, okey. Selamat berjuang ya Angga, aku gak bisa maksa kamu dan enggak mau terlihat memaksa." ucapnya sembari menjulurkan tangan ke hadapan Dimas. Dengan tatapan menunduk menatap tangannya yang terangkat.

"Friend?" ucapnya. Dimas memandang sejenak tangan Eka kemudian menyambut uluran salam dari gadis itu. Seketika tangan mereka bertemu, air mata Eka berlinang tak tertahankan lagi membasahi kedua pipinya.

Inilah akhir dari sebuah perjuanganku. Mungkin dengan mengakhiri perasaan yang bertepuk sebelah tangan ini akan bisa mengantarkanmu kepada perasaan yang seutuhnya dari seseorang yang ingin kau perjuangkan.

- Eka Eklesia Juna.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Where stories live. Discover now