BAB 19

79 10 0
                                    

"Hallo, nama saya Jenifer Olivia Mahendra, dari kelas XII IA2" Ucap Jelo, memperkenalkan diri.

"Okey, let see, performa yang menarik dari peserta terakhir sekaligus peserta yang direkomendasikan oleh pihak sekolah, kita lihat seberapa bagusnya, sih? Pada gak sabar, kan? hayo ngaku? Ya sudah, tanpa berlama-lama langsung saja kita sambut penampilan luar biasa dari Jenifer Olivia Mahendra👏👏👏" Ucap MC mempersilahkan.

Jelo membawakan lagu "가호(Gaho) - 시작(Start) cover by Zhavanya Z-girls".

Semua mata tertuju menikmati pertunjukan yang disajikannya, sejauh ini tidak ada satupun mata yang memalingkan pandangan darinya, tidak hanya pesona kecantikan yang terpancar, keahliannya dalam olah vokal pun dipuji oleh setiap orang.

"Ini dia yang kita cari!" ucap salah satu staf, membuat semuanya, entah dari pihak YG entertainment atau bukan, mereka terlihat dibuat terpukau dengan aksi Jelo di atas panggung. Sementara Suho dan Yefta hanya terus-terusan tersenyum menikmati peforma yang disuguhkan. 

"That's my best lil sister." tutur Yefta dengan bangganya memuji keahlian Jelo di depan Suho, yang tentu saja langsung mengiyakan perkataan Yefta dengan gerakan tunduk nan segan.

Nia dan bahkan beberapa temannya, terperangah menyaksikan Jelo dari bawah panggung. "Sial, gua enggak nyangka dia sebagus ini!" pungkasnya, enggan menunjukan sikap memuji, tapi tidak segan mengakui jika Jelo pantas diberi pujian. Gosip yang disebarkannya seakan runtuh menghilang dengan kemampuan yang Jelo tunjukan di atas panggung.

Lighting berwarna putih terang mulai menyorot ke arah tengah dimana Jelo berdiri dengan panggung yang seakan diset untuk sebuah pertunjukan bukan untuk sebuah audisi. Aransemen lagu yang sangat cocok dengan vokal Jelo menambah nilai plus untuknya. Dimas pun yang melihat dari arah yang berlawanan dengan Jelo semakin dibuat terkagum, banyak hal yang ia tidak ketahui tentang Jelo, membuatnya semakin penasaran dan ingin mencari tahu siapa gadis itu sebenarnya.

Pesona yang diberikannya, membuat Dimas tidak berkutik dan tentunya tidak menyadari, jika sedari tadi Eka terus memperhatikan dari kejauhan.Gadis itu hanya tertunduk lesuh memperhatikan Dimas yang terus-terusan terperangah kagum menyaksikan penampilan Jelo. Ia hanya bisa menarik nafas panjang sembari menenangkan hatinya yang tengah dibalut kekecewaan, memperhatikan Dimas dan Jelo secara bergantian, membuat ia semakin yakin tidak ada lagi tempat yang bisa di tempati dirinya di hati Dimas.

***

Tiba saatnya Jelo akan menampilkan dance cover 16 shoth koreografi from Zhavanya Z-girls. Jelo mengambil posi saat musik mulai dinyalakan. Lampu dalam aula mulai diredupkan, Jelo kembali mengenakan topi hitamnya dan juga jaket boomber berwarna orange..

Saat music mulai diputarkan.
🎵 No gyal can tell me 'bout my mother
16 shot, we go longer than a ladder
Dem nuh fi talk 'bout the real don dada
Put body inna pot dem a bun like grabba
No boy can diss me or my mother
Round here ain't safe, everybody need armour
16 shot, we go shotta any bluddah
Rah-tarah-ta
Ka-kah, ka-kah, ka-kah
Rah-ka-ka-ka-ka-rahh!!

Terdengar riuh sorak-sorai dari dalam aula dimana audisi diselenggarakan, semua penonton tak hentinya bersorak, ketika Jelo mulai memainkan gerak lentur tubuhnya, tidak ada sorak riuh yang melebihi ketika gadis itu tampil.

16 Shots menjadi menutup pertunjukan spektakuler dari seorang Jenifer Olivia Mahendra, dengan lemparan topi yang ia lakukan mengakhiri audisi yang diselenggarakan hari itu. Benar-benar seperti bukan audisi melainkan konser dari seorang Jelo.

Setelah itu, ia segera turun dari panggung menuju tangga belakang. Walaupun pertunjukannya sangat dipuji-puji, namun Jelo tidak dapat menyembunyikan rasa sakit di lengannya akibat luka yang baru saja ia dapatkan. Darah mulai menggenangi lengan jacket sebelah kanan miliknya.

Artha dengan sigap menangkap Jelo ketika ia hampir saja tumbang dan kehilangan kesadaran.

"Sh*t! Lo pucat banget, kita ke RS aja, ya?" ucapnya panik.

Jelo hanya menggeleng kecil menanggapi perkataan Artha dan tetap bertumpu pada rangkulannya. Dimas yang melihat dari jauh keadaan Jelo, berlari dengan segera menghampiri, serta membantu Artha menopang tubuh Jelo. 

"Telpon ambulance Dim, dia harus segera ditangani dokter." tegas Artha yang diiyakan pria itu dengan segera.

Selang beberapa menit, sekolah menjadi gaduh, ketika sirine mobil ambulance terdengar masuk ke area sekolah. 

"Lepas aja, Tha. Gua aja yang gendong, lo beresin barang-barangnya dia aja." Artha hanya mengangguk dan membiarkan Dimas menggendong Jelo ke arah brangkar yang diturunkan dari ambulance, kemudian Artha dan juga wali kelas mereka ikut menemani Jelo menuju RS terdekat.

Sementara itu, Yefta yang baru saja selesai rapat dengan pihak sekolah dan staf YG baru saja mendapat kabar dari orang kepercayaannya jika mereka menemukan adanya salah satu antek dari rival perusahaan MH Group yang berkeliaran di sekitar area festival. dan tak lama setelah itu, Yefta mendengar kabar jika adiknya dilarikan ke rumah sakit akibat mendapat luka sayatan di bagian lengan dan kehilangan kesadarannya dikarenakan darah yang keluar terlampau cukup banyak.

"Brakk..." suara gebrakan meja terdengar di ruang rapat.

Yefta memukul meja yang berada dekatnya dengan sangat keras. Amarahnya memuncak ketika ia tahu anak buahnya bekerja dengan tidak becus dan lengah, membuat adik kesayangannya terluka dan nyaris kritis. Ia memerintahkan petugas keamanan menutup semua akses masuk dan keluar SMA Rajawali dan meminta para pengawalnya mengecheck dan menangkap antek dari rival perusahaan yang membuat Jeni terluka.

 
"Saya tidak mau tahu, kalian harus menemukan orang yang membuat Jeni celaka. Jangan berhenti sebelum kalian mendapatkannya. Saya ingin 1x24 jam orang itu harus ada di hadapan saya, jika tidak kalian yang akan tanggung akibatnya." tegasnya.

Suho juga turun tangan membantu Yefta sebelum akhirnya mereka berdua bergegas meninggalkan lokasi sekolah menuju RS dimana Jelo dirujuk. Dalam perjalanan, suasa hening mencekam diantara mereka berdua. Suho tidak berani mengangkat suara, sebelum Yefta duluan yang mengeluarkan kata-kata. Ia tahu persis, jika dalam keadaan marah, Yefta sama sekali tidak bisa disentuh. Hanya Jelo yang mampu membuat kokonya meredam amarahnya, Jelo ibarat penangkal dari setiap emosi Yefta.

Handphone yefta berdering, orang kepercayaannya menginfokan jika orang yang sedang ia cari sudah ditemukan.

"📞 Berikan dia pelajaran. Jangan kasih ampun, tahan dia sampai saya tiba." ucapnya dengan penuh penekanan.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Where stories live. Discover now