BAB 26

74 7 0
                                    

📞... : Tuan dan Nyonya besar sudah sampai di Indonesia, bos.

Yefta : what? Kenapa kau baru memberitahuku?

📞... : Maaf bos, saya juga baru mendapat kabar dari antek-antek yang berada di bandara.

Yefta : selidiki apa yang mereka rencanakan dan akan kemana mereka setelah tiba.Beri tahu alamat kediaman mereka dan laporkan segera.

Yefta sedikit kesal mendapati kabar jika orang tuanya telah sampai ke indonesia tanpa sepengetahuan dirinya. Bukan ia tidak senang jika mereka pulang, hanya saja ia sedikit kuatir dengan kondisi adiknya, ia sedikit banyak tahu karakter Ayahnya, bisa ditebak dengan mudah. Jika Ayahnya memutuskan untuk segera pulang tanpa memberitahunya terlebih dulu sudah bisa dipastikan, persembunyian Jelo, adiknya sudah terbongkar.

Yefta menimbang-nimbang akan memberitahukan Jelo lebih dahulu atau ia harus bertindak cepat dan mencegah orang tuanya menemui adiknya itu. Ia tidak ingin Jelo kecewa dan semakin menjauhkan dirinya, jika ia tahu ayah mereka sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengannya, dalam artian persembunyiannya sudah terungkap. Namun, disisi lain, Yefta merasa tidak tega jika ia harus kembali memisahkan orang tuanya dari adiknya sendiri.

"Argh!" Yefta mengacak-acak rambutnya, melonggarkan dasi dan membuka salah satu kancing teratas kemejanya agar ia bisa sedikit bernafas lega dan berpikiran jernih. Karena saat ini, yang dibutuhnya Yefta hanyalah oksigen yang tersuplai masuk ke otaknya, agar ia bisa memikirkan solusi untuk adiknya sesegera mungkin. Ia sedikit frustasi dengan keputusan yang akan di ambilnya.

Ia terlihat memandangi Ipad yang ada dimeja, sesaat sebelum sebuah email (unknow) masuk dan membuat jantungnya terasa berdegup kencang.

*****

Artha dengan senyum lebarnya mendatangi bangku dimana Jelo duduk. 

"Jen, ke kantin yuk?" Ajak Artha dengan wajah memelas membuat Jelo mengiyakan ucapannya, sembari merapihkan buku-buku mata pelajaran yang ia punya. 

Eka mendekat kearah Artha dan Jelo seraya menimpali perkataan mereka dengan senyum yang canggung, "Um, gw boleh ikut kalian ke kantin, gak?" Ucapnya sembari menatap Jelo kemudian Artha secara bergantian.

"Tentu dong, boleh, boleh" Timpal Artha tanpa ragu, membuat Jelo sedikit tersentak. Antara ingin menolak namun sudah terlanjur mengiyakan ajakan artha. Ia memutuskan diam sepanjang perjalanan ke kantin, masih dengan ekspresi datar dan tenang.

Disamping itu, dimas ternyata diam-diam mengikuti Jelo ke kantin. Tidak ingin terlihat terlalu mengejar-ngejar karena takut jika Jelo merasa tidak nyaman dan nantinya malah akan menjauh darinya. Untuk itu dimas hanya mengikuti kemana gadis itu pergi dan nantinya, mereka akan terlihat seperti bertemu karena ketidaksengajaan, alias takdir. Rencana yang aneh memang, namun itulah yang dipikirkan oleh dimas.

Namun tidak hanya dimas yang berlaku demikian! Suho pun melakukan hal yang sama dengan alasan tidak ingin membuat Jelo tidak nyaman dengan kehadirannya. Sejak awal ia sudah memperingatkan dirinya untuk tidak terlibat jauh dalam kehidupan pribadi Jelo, karena jika terlibat, maka orang-orang akan dengan mudah mengakses keberadaannya. Suho bisa saja dengan gampangnya berperan sebagai pemantik untuk menemukan keberadaan Jelo.

Sesampainya di kantin, eka, artha dan Jelo memesan makanan yang mereka inginkan kemudian duduk berdekatan dengan posisi sejajar. Tidak lama berselang, tiba-tiba muncul dimas dan suho yang duduk secara bersamaan membawa makanan yang pesanan mereka. Artha yang menyadari kehadiran mereka segera memberi kode dengan tatapan sangar, agar suho dan dimas tidak membuat keributan atau ia tidak segan-segan menjauhkan mereka dari Jelo.

Mata siswa-siswi di kampus tertuju pada mereka, menjadikan satu meja di kantin sebagai pusat perhatian. Bagaimana tidak, dua lelaki tampan cukup membuat para wanita berteriak histeris memperhatikan mereka, belum lagi keberadaan Jelo, yang dikarenakan performa luar biasa di atas panggung lalu, membuat banyak laki-laki tidak hanya Suho dan Dimas, beralih mengidolakannya dan menyebut diri mereka sebagai fanboy. Begitu juga dengan Artha dan Eka yang famous tentunya sudah sejak lama.

"Kumpulan siswa-siswi perfect" Ucap salah satu murid yang duduk tidak jauh dari bangku meja dimana Jelo Cs sedang duduk. Namun mendengar hal itu, Jelo terlihat kurang suka serta ia menjadi tidak nyaman karena semua pusat perhatian dari orang-orang sekitar tertuju pada mereka membuat artha dan Suho dengan segera menangkap gerak gerik Jelo dan memutuskan mempercepat laju makan mereka. 

"Hm, guys! Gw udahan nih, mau ke toilet dulu, ya" Ucap Artha sembari menarik tangan Jelo.

"Eka, gw ke toilet dulu, ya, kalau lo udahan makannya langsung balik ke kelas aja, gak usah nungguin. Aduh, udah kebelet nih, bye! Duluan, ya" Tuturnya sembari bergegas menarik lengan Jelo dan menjauh dari kantin.

Kini hanya tertinggal Eka, Suho dan Dimas. Tidak ada percakapan yang terjalin di antara mereka bertiga. Setelah selesai makan, Suho perlahan meninggalkan meja kantin tanpa berpamitan, menyisahkan Dimas dan Eka.

Tidak bisa dipungkiri, Eka menunggu momen bersama pria dihadapannya sudah begitu lama, namun ia terlalu canggung untuk mengajak dimas berbicara, setelah kejadian di apartement beberapa bulan lalu.

Ia menatap dimas lekat, seperti tidak ingin kehilangan momen ketika bisa melihat dimas dari dekat seperti sekarang ini. 

Perlahan senyum terukir di wajahnya, menimbang-nimbang setiap pikiran yang ada di benaknya tentang Dimas, lelaki yang selama ini mengisi relung hatinya.

"Wajah yang selalu membuatku terngiang-ngiang" Batinnya.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang