BAB 22

80 9 0
                                    

Flashback 2 tahun lalu....

"Gimana ko? Ana, udah ketemu?" terdengar suara panik Jelo dari balik telpon.


"Belum Jen, kamu udah bisa hubungin dia?"

"Dia enggak angkat telpon sama sekali, hiks.." Jelo kembali terisak. "Kita harus gimana koko? Ana, gimana?"

"Kamu yang tenang, ya, yang sabar. Kita cari lagi, kabari koko kalau ada berita baru tentang Ana."

Setelah mencari ke berbagai tempat akhirnya Yefta menemukan dimana Ana berada dan menginfokan ke Jelo, juga ke kedua orang tuanya. Jelo mencoba menghubungi ayahnya, dengan maksud meminta untuk menjemput Ana, dikarenakan lokasi tempat dimana Ana berada hanya berjarak beberapa lantai dari ruang kerjanya. Namun saat itu, Arya Mahendra sedang melakukan meeting penting bersama klien-klien penting perusahaan sehingga ia sama sekali tidak bisa di ganggu.

"Daddy dimana? Ana, butuh daddy. Please angkat telponnya, please." Ucap Jelo panik, sambil berlarian ke arah lift. Secara bergantian Ia juga menghubungi Paula, ibunya untuk memberitahu agar menuju ke lokasi dimana Ana berada.

Sekuat tenaga ia berlari untuk menemui adiknya. Ia tau betul jika saat ini, Ana, membutuhkan seseorang yang bisa diajaknya bercerita hanya untuk sekedar memahami perasaannya. Namun, belum sampai ke tempat yang ia tuju, satu perusahaan dibuat heboh dengan berita seorang anak yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari lantai paling atas gedung.

Sekujur tubuh Jelo terasa kaku mendengar berita itu, jantungnya berdegup cepat. Namun ia tidak ingin berpikiran yang aneh-aneh untuk saat ini, ia hanya bisa berharap, Ana dalam kondisi baik-baik saja.

Saat ia ingin melanjutkan langkahnya menuju lift, kakinya terasa berat, air matanya tanpa sadar berderai membasahi pipinya. Isak tangis Jelo tidak dapat ia bendung lagi. Piluh dan sesak terasa menggeluti dada yang diremasnya dengan sekuat tenaga.

"Ana, Maafin cece, Ana"
Jelo hanya bisa tertunduk lemas dan duduk sambil memegangi kakinya.

_____

📞Koko Ry's Calling...

Terdengar isakan tangis Jelo dari seberang telepon. Yefta mencoba tegar dan memutuskan menjemput Jelo adiknya.

"Jeni, Kamu dimana? Koko jemput ya." tutur Yefta.

Jelo hanya tertunduk, enggan mengeluarkan sepatah kata pun. Tenaganya serasa terkuras habis hari ini. 

"Ana, tungguin cece ya, cece masih lemas, belum bisa berdiri, tunggu cece sebentar lagi jemput kamu" Batin Jelo, masih dalam isakan tangisnya.

"Jen, halo, Jeni, kamu dengar koko, kan?" ujar Yefta, panik.

Suara Yefta terdengar sendu. Masih belum ada jawaban dari Jeni, hanya suara isakan tangis yang terdengar darinya.

"Jeni, koko jemput sekarang, ya."

"Tapi A-ana be-lum ketemu, hiks, hiks. Tapi, Ana-"

"Ana sudah ketemu, sekarang Ana lagi sama mommy. Koko kesana sekarang, jangan kemana-mana."

Jelo sekuat tenaga menguatkan hatinya, "Aku harus tegar ketika bertemu Ana, jangan seperti ini Jen. " ucapnya pelan, sembari mencoba untuk berdiri tegap sambil menunggu Yefta menjemputnya. Jelo mendengar beberapa pegawai perusahaan, berbicara mengenai seorang anak perempuan yang bunuh diri dengan menjatuhkan tububnya dari lantai paling atas adalah anak bungsu dari pemilik perusahaan yang tak lain dan tak bukan, Ana adiknya.

SECRET'S LIFE - Lost Of Love (Selesai)Where stories live. Discover now