part 21

117 12 0
                                    

Jangan lupa vote!!

Spam coment!!!

Happy reading!!!!!

Sehabis pulang dari kafe, Rey dan Rendi mau jalan jalan. Devan tidak ikut karena merasa lelah.

Rey dan Rendi pergi masing masing.
Saat ini tampak Rendi mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang.

Sesekali bersiul dan bernyanyi mengikuti lagu di radio.
Tampak jalan yang lengang dan sepi.
Apalagi matahari sudah terbenam.

Rendi memperlambat mobil nya melihat sosok perempuan yang berdiri di jembatan.
Rendi memicingkan mata nya.

" Tuh cewek ngapain di situ?" Tanya Rendi dan melotot saat gadis itu seperti nya ingin bunuh diri.

Dengan tergesa-gesa,Rendi  keluar dari mobil dan berlari menuju tempat gadis tersebut.

Sebelum hal tak diinginkan terjadi dengan sigap Rendi menarik tangan gadis tersebut.
Membuat gadis tersebut terkejut dan terjatuh memeluk Rendi.

Rendi memegang bahu gadis tersebut yang bergetar.
Gadis berseragam putih abu-abu, rambut panjang yang berantakan,

" Lo gila. Ngapain Lo di jembatan. Mau bunuh diri. Hak Lo apa mau bunuh diri " teriak Rendi marah.

Gadis tersebut menunduk dan terisak.
" Jangan ganggu aku. Hiks.... Aku.... Aku ..... Mau mati " Isak gadis tersebut.

Rendi menghela" kenapa Lo mau mati?" Tanya Rendi lembut.

" Mereka semua jahat. Mereka nggak tahu apa apa. Tapi,... Tapi mengapa mereka malah ngehakimin sendiri " ujar gadis SMA tersebut.

" Gue nggak tau masalah Lo apa. Tapi Lo harus tahu. Bunuh diri bukan jalan terbaik buat masalah Lo " ujar Rendi.
" Kalau mereka nggak tahu apa apa Lo harus kasih tahu seenggaknya Lo udah berusaha dan kalau mereka masih kekeuh nyalahin Lo cukup Lo diam.
Dengerin gue. " Ujar Rendi menggenggam kedua tangan gadis tersebut.

" Dua tangan Lo ini, nggak bisa nutup Mulut orang orang yang menyalahkan Lo. Tapi, dua tangan Lo ini bisa nutup kedua telinga Lo buat nggak denger apa kata orang " ujar Rendi lembut membiarkan gadis tersebut mencerna setiap kata yang dia ucapkan.

" Dengerin gue. Masa lalu,masa sekarang, dan masa depan itu berkaitan.
Kalau masa lalu Lo buruk nggak masalah, jangan berusaha ngelupain tapi berdamai lah. Jangan biarin masa sekarang Lo itu Lo habisin buat ngelupain masa lalu Lo karena nantinya masa sekarang Lo bakal berubah jadi masa lalu Lo. Berdamai sama masa lalu Lo, berusaha di masa sekarang , baru Lo bakal nikmatin masa Depan Lo " ujar Rendi panjang lebar.

Gadis tersebut mendongak dan bertemu dengan mata lembut Rendi.
" Sekarang keputusan di tangan Lo. Lo mau bunuh diri atau mau berjuang buat masa Depan Lo. Ingat banyak orang yang tanpa kita sadari sangat menyayangi kita. " Tanya Rendi.

Gadis tersebut terdiam cukup lama dan tiba-tiba memeluk Rendi.
" Makasih kak. Aku sekarang Sadar. Apa yang aku perbuat tadi itu salah. Aku bakal berjuang buat masa Depan aku. " Ujar gadis tersebut lalu melepaskan pelukan.

Rendi merasa lega dan tersenyum.
" Sekarang, Lo mau kemana ? Perlu gue antar ? " Tanya Rendi.

" Nggak apa-apa kak. Rumah aku nggak terlalu jauh kok " ujar gadis tersebut.

" Tapi,....." Ucapan Rendi dipotong oleh suara panggilan telepon.

" Hallo "

"..."

" Devan?? Kok bisa "

"......"

" Rumah sakit mana ? "

"......"

" Otw "

Sambungan telepon putus.
" Gue antar....." Rendi tidak melanjutkan kata-katanya melihat sebuah lembar kertas.

Dear my Angel.

Makasih ya kak, Udah nyelamatin hidup aku.
Makasih udah nyadarin aku untuk berjuang buat masa depan aku.
Kayaknya aku bakal repotin kakak kalau kakak antar aku.
Maaf pergi tanpa pamit.
Makasih buat semuanya.
Maaf lupa nanya nama kakak.
Aku bakal panggil kakak my Angel aja.

Nice to meet you my Angel.

Rendi tersenyum simpul lalu masuk ke mobil nya dan tancap gas menuju rumah sakit.
Rendi dapat kabar Devan masuk rumah sakit.

_______000______

" Van,.... Van... Lo kenapa? " tanya Naura mendekati Devan yang sekarang tidak sadarkan diri.

Tampak Naura yang panik menghubungi ambulance.
10 menit kemudian,....

Ambulance tiba, dan langsung membawa Devan yang tidak sadarkan diri.

___000___

Naura sedari tadi mondar mandir di depan ruang IGD.
Bener bener khawatir dengan Devan bagaimana tidak khawatir? Tiba-tiba saja Devan pingsan.

Naura juga sudah menghubungi orang tua Devan.
" Naura Devan kenapa? " Tanya Dewi cemas dan baru saja tiba diikuti Dion.

" Sabar ya Tan , Devan lagi di periksa " ujar Naura yang tampak cemas.

Tiba-tiba Rey datang bersama dengan yang juga panik setelah mendapat kabar dari Naura, bawah devan pingsan  dan masuk rumah sakit.

Setelah itu, pria paruh baya memang memakai baju serba putih keluar dari ruangan Devan.

" Bagaimana keadaan anak saya dok? " Tanya Dewi pada dokter tersebut.

" Keadaan pasien baik-baik saja bu" ujar dokter tersebut " apakah pasien mengonsumsi udang? Karena pasien alergi terhadap udang " tanya dokter tersebut membuat Naura merasa bersalah.

" Maaf dok, seperti Devan pingsan karena saya. Saya memasukkan udang di nasi goreng nya " jelas Naura merasa bersalah.

" Tidak perlu khawatir, alergi nya tidak terlalu parah. Dan hanya butuh istirahat 2 sampai 3 hari " jelas dokter yang.

" Makasih dokter " ujar Dion .

" Sama-sama kalau begitu saya permisi dulu pak bu. " Pamit dokter tersebut yang kemudian berlalu.

Naura dan yang lain memasuki ruangan Devan.
Tampak Devan yang sudah memakai infus dan pucat.
Membuat Naura semakin merasa bersalah.

" Maafin aku ya tan gara-gara Naura Devan jadi seperti ini " ujar Naura tulus.

Dewi tersenyum, " Naura nggak usah minta maaf gitu. Lagian Devan yang bandel udah tahu nggak bisa makan udang eh malah di makan. " Ujar Dewi .

" Ya udah, om sama Tante balik Jakarta soalnya banyak pekerjaan. Naura titip Devan ya. Bilang om sama Tante balik duluan. " Pamit Dion yang memang ke Bandung karena mengira terjadi hal yang tidak diinginkan.
Mereka juga percaya dengan Naura, pasti Devan bakal dirawat dengan baik.

" Iya om Tan, lagian Naura juga harus Nebus kesalahan Naura " ujar Naura tersenyum.

Lalu kedua orang tua Devan pamit pulang dan tampak juga Rey dan Rendi pamit pulang untuk mengambil keperluan nginap.

Sedangkan Naura memilih duduk disebelah bangkar Devan.
Dan tak lama terlelap karena lelah.

_______000______

putri es (Ver 1)  ___   (End)Where stories live. Discover now