↭ Forty Four

2.3K 221 549
                                    




' The best feeling is that when I look at you , you're already staring at me. '

_________________




Ting tong !

Ting tong !

" Ya ! Sekejap ! " Laung Hana dari kawasan dapur . Tangan yang dibasuh direnjis-renjis di sinki .

Dia melangkah melewati ruang tamu. siapa yang menekan loceng ? Kalau Qaz, tidak mungkin sebab Qaz ada kunci spare . Dia berperang dengan asakan hati .

Namun demikian pergerakan tergendala sejurus sahaja adiknya Shen menggeleng kepala , menghalang dia untuk membuka pintu .

Dari mana adiknya muncul pun dia tidak tahu . Muncul seperti hantu . Mujur Hana tidak mudah terkejut .

" Tak apa . Biar Shen yang pergi tengok . Akak pergilah sambung makan balik . " Shen sukarela untuk membuka pintu.

Hana mengangguk . Dia kembali ke dapur walaupun hatinya masih tertanya-tanya .

Shen membuka pintu . Iris mata meliarkan ke setiap kawasan dan terhenti di sesuatu sudut .

Selipar disarung ke kaki . Dia berjalan ke hadapan . Satu kotak kecil yang di tape dilihat tanpa riak . Shen capai dan kertas kecil yang disisip di bahagian tepi kotak diraih dan dibaca .

Shen tersenyum sinis setelah membaca ugutan yang khas dituju kepada abang iparnya tapi gerangan yang mencari pasal dengan Qaz ini tidak kenalkah Qaz bagaimana ?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shen tersenyum sinis setelah membaca ugutan yang khas dituju kepada abang iparnya tapi gerangan yang mencari pasal dengan Qaz ini tidak kenalkah Qaz bagaimana ?

Sorry to says...

You messed with the wrong person, dude .





•♕•♕•





Iris mata memusatkan pandangan pada susuk tubuh lelaki yang sangat dikenali sedang baring di tepi sebatang pokok besar menghadap dada langit sambil meletakkan tangan di atas dahi .

Kaki berderap menuju ke sana . Rambut yang dilepaskan dibiarkan berterbangan dibawa angin sepoi-sepoi bahasa .

Tiba di sisi Hafine , Dellia Jasmien menundukkan badan . Menghalang daripada pancaran cahaya matahari di samping mengambil kesempatan untuk menatap wajah Hafine yang tenang dibuai mimpi dengan lebih lama .

" Mesti tidur mati ni . " Dellia Jasmien membuat telahan .

Sangkaannya benar bahawa lena Hafine tidak terasa terganggu biarpun tangannya dilambaikan di hadapan muka Hafine .

Namun , semua itu tidak bertahan lama saat lehernya sepantas kilat diraup ke bawah oleh tangan kekar milik Hafine . Hampir menjerit Dellia Jasmien dibuatnya .

Mata yang terkatup rapat perlahan- lahan terbuka seraya hujung bibir menyenget sinis . Anak mata betul- betul memanah di mata Dellia Jasmien .

" Aw-awak pura-pura tidur ke ? " Sedikit gugup suara Dellia Jasmien setelah terkantoi mencuri pandang wajah sang suami .

My Mate , That's Diavolo CriminaleWhere stories live. Discover now