02

77.4K 7K 167
                                    


●●●●●

"HAH" Eva tersentak dan terduduk dari tidurnya dengan nafas tersengal, jantungnya berdetak begitu cepat yang terasa menyakitkan, Wanita itu belum sadar dengan keasaan sekitar karena sibuk mengatur nafasnya sendiri karena jantungnya yang berdebat kencang.

Setelah sedikit merasa baik, Eva mengedarkan pandangan dan benar-benar syok ketika melihat jika dia berada didalam kamarnya sendiri, mungkinkah dirinya selamat? dan Jorell membawanya kerumah sakit saat itu? Namun benarkah..

"A-ada apa ini, bukankah aku sudah mati" gumam Eva lirih dan berdiri dari kasurnya dengan perlahan, Eva benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.

Menganggap jika sekarang dia bermimpi tapi ini semua terasa sangat nyata, atau dia yang ditembak pada saat itu juga hanyalah mimpi buruk semata, tapi itu juga mustahil, Eva rasanya masih bisa merasakan betapa sangat sakit ketika peluru Jorell menancap tepat didadanya, sakitnya begitu nyata jika menganggap jika itu semua hanyalah hayalannya semata.

Eva mengambil ponsel miliknya namun fokusnya teralih menatap tanggal didalam sana, dan kembali dibuat terkejut ketika tahun yang tercantum diponselnya adalah satu tahun terakhir sebelum dirinya mati, apakah itu mungkin.

"Jadi aku kembali? Doa ku benar-benar terkabul? Benarkah?" Eva masih benar-benar belum mempercayai apa yang terjadi padanya saat ini, bagaimana ia bisa kembali? Apakah hal-hal seperti ini benar-benar ada di dunia nyata? Tapi ini sangat mustahil untuk dipercayai dengan akal sehat, kepalanya pusing namun mengingat Jorell dan anak-anaknya tanpa banyak berfikir lagi Eva melempar sembarang ponselnya keatas kasur dan keluar dari sana berjalan menuruni tangga untuk pergi kearah meja makan, yang dia yakini Jorell dan anak-anak sedang makan malam, ketika dia melihat jam yang tertera diponselnya tadi.

Sesampainya disana, tebakan Eva memang benar adanya, disini tidak jauh dari tempat dirinya berdiri Eva bisa melihat empat orang laki-laki berbeda usia tengah akan memulai acara makan mereka tapi terhenti ketika melihat dirinya, sekarang keempat pasang mata itu menatap dirinya terkejut walau diantara mereka masih bisa menyembunyikan keterkejutan itu.

"Mama" gumam Elvis yang masih bisa didengar oleh semua orang yang ada disana karna sangking heningnya meja makan tersebut.

Pandangan Eva yang awalnya saling bertemu dengan Jorell teralihkan kearah anak bungsunya membuat tanpa sadar senyum haru terpancar dari wajahnya, dia rasanya ingin menangis sekarang juga karena bisa kembali melihat mereka.

Entahlah rasanya begitu menghangatkan melihat mereka semua masih bisa dirinya lihat saat ini, air matanya ingin keluar namun Eva tidak ingin membuat suasana yang entah kenapa terasa kaku ini menjadi-jadi karena ulahnya karena itu Eva hanya bisa menggigit kecil bibirnya menahan semua rasa yang bertumpuk didadanya saat ini.

Melihat setiap mata ini Eva mengingat pandangan dingin mereka ketika dirinya hampir mati saat itu, tidak ada penyesalan, tidak ada ketakutan akan kehilangan sang Mama dihidup mereka, tidak ada perasaan apapun saat itu ketika melihat istri bahkan ibunya mungkin saja bisa mati kapan saja, Eva menjadi teringat rasa sakit seperti apa yang telah dirinya berikan pada setiap Pria ini? Dirinya ingin memperbaikinya, Eva ingin mengubah pandangan mereka untuknya, mungkin.. dirinya dikembalikan untuk menebus semua rasa sakit itu

"Ma-Mama boleh bergabung?" Suara itu sedikit tercekat ketika keluar, begitu canggung rasanya, wanita itu bahkan tanpa sadar meremas kedua tangannya kebiasaan jika dia merasa tidak pantas berada disuatu tempat, sedangkan Jorell suaminya itu semakin menatap Eva dengan intens menggunakan mata tajamnya tersebut.

"Tentu saja! Mama duduk disini saja" ucap Elvis sibungsu dengan begitu semangat tanpa disadarinya dan menunjuk satu kursi kosong yang berada tepat disampingnya.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now